Profil Justin Gaethje Calon Lawan Khabib Nurmagomedov di UFC 254 : Monster KO
Petarung kelas ringan UFC, Justin Gaethje, merupakan monster knockout (KO) yang menyandang gelar Sarjana Layanan Kemanusiaan.
Gaethje bahkan mengenyam pendidikan di jurusan Layanan Kemanusiaan atau Human Service dari University of Northern Colorado.
Setelah menyelesaikan studinya, petarung 31 tahun itu tak berpikir untuk langsung mengaplikasikan keilmuannya.
Dia memilih untuk menekuni karier profesional sebagai petarung MMA.
Akan tetapi, Gaethje tetap berencana untuk menggunakan keilmuannya suatu saat nanti setelah pensiun sebagai petarung MMA.
Hal tersebut terungkap melalui wawancara Gaethje pada Mei yang dikumpulkan oleh The Sun.
"Menjadi orang baik dan membantu tetangga saya, hanya itu yang saya pedulikan," ucap Gaethje, dikutip BolaSport.com dari The Sun.
"Saya memiliki gelar Layanan Kemanusiaan. Jika saya tidak melakukan ini (petarung MMA), saya akan menjadi pekerja sosial."
"Saya pembunuh di sini, tetapi begitu saya keluar dari oktagon, Anda tidak akan melihat sisi itu di diri saya," ucapnya melanjutkan.
Trevor Wittman, yang menjadi pelatih Gaethje, menuturkan tentang tujuan awal anak didiknya itu menjadi petarung.
Gaethje dahulu mengatakan kepada Wittman jika ingin menjadi petarung yang menarik untuk disaksikan.
"Anda bisa melihatnya dalam gaya bertarungnya. Dia memiliki pertarungan yang menyenangkan (untuk dilihat), dia tidak memiliki perasaan takut," tutur Wittman.
Tujuan Gaethje ingin menjadi petarung yang menarik untuk dilihat berbuntut malapetaka baginya.
Petarung kelahiran Arizona itu malah menerima dua kekalahan beruntun dari Eddie Alvarez dan Dustin Poirier.
Setelah menerima dua kekalahan tersebut, Wittman bercerita tentang Gaethje lagi.
Pelatih 46 tahun itu menuturkan Gaethje kemudian mengubah tujuannya ketika bertarung.
"Tujuannya selalu menjadi petarung paling menghibur di dunia. Saya tidak pernah mendengar hal itu dari orang lain. Tak seorang pun," ucap Wittman kepada ESPN.
"Lalu saya bertanya kepadanya setelah menerima dua kekalahan itu" 'Apakah tujuan Anda masih menjadi petarung yang paling menarik di dunia?'"
"Dia berkata: 'Tidak, pelatih. Saya ingin menjadi juara UFC'," kenang Wittman menambahkan.