Sindikat Bobol Rekening Tulung Selapan

Bobol 3.070 Rekening, Anggota Sindikat Asal Tulung Selapan Beli Rumah dan Mobil Mewah

Markas sindikat bobol rekening asal Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan (Sumsel), terbongkar

Editor: Wawan Perdana
Polri
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menjelaskan modus sindikat bobol rekening asal Tulung Selapan OKI 

Adapun pelaku yang ditangkap berinisial berinisial AY (19), YL (25), GS (26), K (53), J (50) dan RP (18), KS (28), CP (27), PA (38) dan AH (34).

”Pelaku sekitar 10 orang. diambil subuh sekitar jam 4 pagi. Saat ditangkap pelaku tak melakukan perlawanan,” ujar Argo.

Dalam menjalankan aksinya para tersangka memiliki peran masing-masing dan sudah terstruktur.

Pengendali operasi ini adalah tersangka AY.

Ia dibantu 9 tersangka lainnya. Mereka berbagi peran mulai dari pengirim pesan, menyiapkan peralatan IT, hingga penampung uang hasil pembobolan rekening.

Para pelaku ini menjalankan aksinya dengan membuat markas di tengah hutan, tidak jauh dari rumah pelaku di Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan.

Dari lokasi tersebut sindikat ini mengirimkan pesan berisi penipuan ke calon korban.

”Komandannya AY ini. Dia yang mengendalikan operasinya. Kemudian ada yang mengambil penampungan rekening,” ujar Argo.

Para tersangka ini memanfaatkan warga di kampung untuk membuat rekening penampungan tersebut.

BREAKING NEWS, Mabes Polri Turun Langsung Ringkus Sindikat Pembobol Rekening di Tulung Selapan

”Hampir satu kampung diminta membuka rekening. Ada timnya yang jadi penunjuk, dia yang jalan, memberikan iming-iming agar masyarakat di sekitarnya membuka rekening, itu yang digunakan rekening penampungan,” tuturnya.

Setiap berhasil menarik uang dari rekening penampungan, kapten atau pengendali operasi mendapatkan 40 persen.

Sisanya sebesar 60 persen dibagikan kepada 9 tersangka lain.

Para tersangka kemudian menggunakan uang hasil kejahatannya untuk memenuhi kebutuhannya.

Berdasarkan penyidikan polisi, sejak 2017 hingga tertangkap di tahun 2020, para pelaku telah mengambilalih sebanyak 3.070 rekening dengan total kerugian Rp 21 miliar.

”Laporan salah satu, beberapa bank melebihi Rp 100 miliar. Tapi sebagian sudah di tahap 1, artinya sudah dikirim ke kejaksaan untuk di sidang. Tapi kali ini kami mengidentifikasi ada sekitar Rp 21 miliar," ujar Argo.(tribun network/igm/dod)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved