Corona di Muara Enim

Ahli Kesehatan Usul Terapkan PSBB Jika 3 Minggu Lagi Muara Enim Masih Zona Merah Covid-19

Peningkatan kasus Covid-19 di Muaraenim mendapat sorotan dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kabupaten Muaraenim

Penulis: Ika Anggraeni | Editor: Wawan Perdana
covid19.go.id
Peta zonasi risiko penularan Covid-19 di Indonesia. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUARAENIM-Muara Enim bersama Lahat dan Lubuklinggau menjadi tiga daerah di Sumsel yang masuk zona merah risiko penularan Covid-19.

Peningkatan kasus Covid-19 di Muaraenim mendapat sorotan dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kabupaten Muaraenim.

Ketua IAKMI Muara Enim, Ujang Suherman menilai, apabila kasus terus bertambah selama tiga minggu maka Muaraenim harus berlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Ujang melihat perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Muaraenim saat ini sudah sangat menghawatirkan.

"Bagaimana kita tidak khawatir, Setiap hari selalu ada penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19. Sampai dengan 10 September 2020 terkonfirmasi covid-19 di Kabupaten Muaraenim sudah mencapai 534 kasus, angka kematianpun kian bertambah,"katanya, Jumat (11/9/2020).

Untuk itu lanjutnya, IAKMI Muara Enim mengusulkan kepada Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Muaraenim jika dalam 3 minggu berturut-turut Muaraenim berstatus risiko tinggi (merah) tidak ada jalan lain maka Kabupaten Muaraenim harus melakukan PSBB.

3 Daerah di Sumsel Zona Merah Risiko Covid-19, Gubernur Beri Sanksi Warga Tak Pakai Masker

"Terutama untuk Kecamatan Muara Enim dan Kecamatan Lawang Kidul yang angka kasusnya sangat tinggi,"katanya.

Selain itu lanjutnya pihaknya juga mengusulkan kepada Pemkab Muaraenim untuk segera membuat Perbup untuk memberikan sanksi bagi masyarakat yang tidak menjalankan protokol kesehatan.

"Teruma yang tidak menggunakan masker, karena seperti yang kita lihat, masih banyak yang tidak menggunkan masker, bahkan ada sebagian masyarakat yang tidak percaya adanya covid-19, padahal yang menjadi korban wabah ini sudah banyak,"katanya.

Ia juga mengatakan bahwa garda terdepan dalam memutus rantai penularan covid 19 ini bukan tenaga kesehatan tetapi masyarakat itu sendiri.

Ada Orangtua Siswa Positif Covid-19, Siswa 2 SD di Banyuasin Kembali Belajar Daring

"Nakes itu sebagai pertahanan terakhir, dan jika kasus terus bertambah, rumah sakit overload, tentu saja penangananpun tidak akan maksimal,"

"Nah sebelum itu terjadi, kesadaran masyarakat tentu sangat dibutuhkan karena siapa yang bisa menjaga diri mereka, keluarga mereka dan lingkungan mereka kalau bukan diri mereka sendiri,"pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved