Masa Pandemi, Alat Bantu Seks dari Tiongkok dan DVD K-Pop Sedang Tren dan Makin Banyak Dipesan
Masih tetap ditemukan barang yang dilarang terbatas seperti sex toys, obat-obatan tanpa izin dan lainnya melalui kiriman pos
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Di masa pandemi saat ini, tak hanya perekonomian yang terganggu akan tetapi daya beli masyarakat juga mengalami penurunan.
Hal ini dari data yang ada di Bea Cukai Palembang, bila barang yang masuk maupun keluar mengalami penurunan termasuk juga kiriman barang melalui pos dari luar negeri.
Meski mengalami penurunan, masyarakat tetap masih melakukan pembelian barang dari luar negeri melalui online. Tetap saja, barang yang dilarang masih ditemukan melalui pembelian secara online dari luar negeri.
"Untuk barang melalui pos, kami pantau mengalami penurunan hingga 30 sampai 40 persen. Tetap masih lumayan yang membeli melalui online dan kebanyakan barang dari Tiongkok. Masih tetap ditemukan barang yang dilarang terbatas seperti sex toys, obat-obatan tanpa izin dan lainnya melalui kiriman pos," kata Humas Bea Cukai Palembang Dwi Harmawanto ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (8/9/2020).
Lanjut Dwi, barang yang dibeli kebanyakan dari Tiongkok lebih cenderung barang pribadi baik itu pakaian hingga perhiasan imitasi. Ada pula yang saat ini sedang tren di masyarakat, memesan langsung dari Korea berupa DVD K-Pop.
Memang, kebanyakan barang yang dikirim dari luar negeri milik masyarakat memesan melalui online lebih cenderung barang kebutuhan pribadi. Sehingga, dari Bea Cukai Palembang sendiri lebih melakukan pemantauan terhadap barang kiriman melalui pos yang berasal dari luar negeri.
"Tugas Bea Cukai Palembang, tak hanya memantau ekpor impor saja. Tetapi juga melakukan pemantauan barang masuk baik melalui kargo, pelabuhan dan bandara. Akan tetapi, dimasa pandemi saat ini di bandara itu tidak berjalan karena tidak ada penerbangan ke luar negeri. Jadi, kami memaksimalkan untuk pemantauan barang yang masuk ke Palembang dari pelabuhan, kargo maupun pos," jelas Dwi.
Dimasa pandemi saat ini, Bea Cukai Palembang juga mengharapkan masyarakat untuk lebih peka dan selektif lagi ketika berbelanja melalui online. Hal ini, demi keamanan dan kenyamanan si penerima itu sendiri terlebih barang yang berasal dari luar negeri.
Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk tidak langsung percaya dengan modus-modus penipuan yang dilakukan pelaku kejahatan mengatasnamakan Bea Cukai. Hal ini perlu diantisipasi, karena ketika masyarakat membeli barang tertentu, ada pelaku kejahatan yang memanfaatkan itu untuk melakukan penipuan.
"Bisa saja mengatasnamakan Bea Cukai dengan menghubungi si pembeli dan mengatakan bila barangnya ditahan Bea Cukai karena barang tersebut ilegal. Dari situ, di penipu meminta sejumlah uang agar barang bisa dikeluarkan. Dari itulah, kami himbau untuk masyarakat jangan mudah percaya. Untuk lebih pasti, bisa datang ke kantor Bea Cukai untuk bertanya langsung," pungkasnya.