Sejarah Museum Subkoss Garuda Sriwijaya Lubuklinggau, Pernah jadi Mabes Komando Militer Sumsel
Letak Kota Lubuklinggau yang sangat setrategis dipilih, Subkoss sebagai Markas Besar Komando Militer Sumsel selama perang Kemerdekaan I sampai menjela
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Weni Wahyuny
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU -- Selain Kota Palembang, Kota Lubuklinggau merupakan salah satu kota perjuangan di Sumatra Selatan.
Ini tidak lepas dari cerita heroik dari perjuangan masyarakat Lubuklinggau yang tidak kenal takut menghadapi invansi pasukan Belanda untuk menguasai wilayah barat Sumsel.
Beberapa sejarah penting tersebut hingga kini tersimpan rapi dan masih bisa dinikmati di Museum Sub Komando Sumatera Selatan (Subkoss) Garuda Sriwijaya di Jalan Garuda Hitam, Kelurahan Pasar Pemiri, Kecamatan Lubuklinggau Barat 2.
Letak Kota Lubuklinggau yang sangat setrategis dipilih, Subkoss sebagai Markas Besar Komando Militer Sumsel selama perang Kemerdekaan I sampai menjelang awal perang kemerdekaan II.
• Daftar 5 Perguruan Tinggi di Lubuklinggau, Tawarkan Banyak Program Studi
Sejarawan Kota Lubuklinggau Suwandi bercerita, Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, lalu sebelum kemerdekaan Indonesia ada dua wilayah dikuasai jepang yang berbasis militer dalam artian rakyat Indonesia yang disekolahkan Jepang yakni wilayah Sumatera dan Jawa,
"Di Sumatera ini ada yang namanya Gyugun artinya sekolah Semi Militer Jepang, untuk Sumatera Selatan (Sumsel) sekolah semi militer itu adanya di Pagar Alam dan untuk di Jawa hampir seluruh kota besar disana ada dan dinamakan Peta yakni Pembela Tanah air," kata Suwandi pada wartawan, Kamis (13/8).
Lanjutnya, sewaktu Indonesia merdeka pada tanggal 17, 18 hingga tanggal 19 Agustus Jepang melucuti senjata buatan Jepang pada semua pasukan termasuk para pemuda Indonesia yang mengikuti sekolah militer dan senjatanya juga dilucuti.
"Karena Jepang sudah kalah, sedangkan Republik Indonesia sudah memerdekakan dirinya. Akan tetapi setelah merdeka Republik Indonesia tak punya tentara. Indonesia memiliki Wilayah, namun tak punya tentara, maka berdirilah Badan Keamanan Rakyat (BKR), dan setelah itu diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR)," ungkapnya.
• Tempat Jual Gulai Kambing di Rupit Musi Rawas Utara (Muratara), Mau Pesan Hubungi Kontak Ini
Kemudian disamping TKR saat itu ada tentara Hisbullah atau tentara rakyat, lalu akhirnya oleh Republik Indonesia dibentuklah Tentara Nasional Indoesia (TNI) yang pada saat itu jenderalnya bernama Sudirman di wilayah Jawa. Dari Pusatnya di Jakarta lalu pindah ke Jogjakarta.
"Oleh Sudirman lalu dibentuklah Supaya di Sumatera ini dibentuk Komando Militer Sumatera artinya Sumatera itu pada tahun 1946 dibagi atas tiga wilayah, komando Sumatera Utara, Komando Sumatera Tengah dan Komando Sumatera Selatan dan diatasnya Amandemen Sumatera," terangnya.
"Singkat Cerita untuk seluruh Sumatera Selatan adalah 4 Provinsi dulu, namun sekarang telah menjadi 5 Provisin yakni Palembang, Jambi, Lampung, Bengkulu dan Bangka Belitung. Pada waktu dulu Bangka Belitung itu masuk ke wilayah Palembang,"ujarnya.
"Jadi Sub Teritorial yakni Lampung, Garuda Hitam, Bengkulu, Sub Teritorial Garuda Emas, Jambi Garuda Putih dan Sub Toritorial Palembang Garuda Merah. Jadi empat garuda diatas, diatasnya Sub Amandemen Sumatera Selatan atau Subkoss," terangnya.
Awalnya Subkoss waktu itu berada di Palembang dan saat itu orang Belanda belum masuk.
Saat itu Belanda kembali masuk bersamaan dengan Inggris.
Selanjutnya,Sub Teritorial Garuda Merah pindah ke Tanjung Enim, pindah ke Lahat, setelahnya itu pindah ke Lubuklinggau hingga saat ini.
"Jadi rumah Subkoss yang berada di Lubuklinggau ini ditunggu pada bulan Juni tahun 1947. Sampai Desember tahun 1948. Artinya Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, Nopember, Desember, enam bulan ditambah satu tahun. Artinya 18 bulan Subkoss bermarkas di Lubuklinggau," ujarnya.
Diresmikan Tahun 1987
Museum Subkoss sendiri dibangun untuk melestarikan nilai-nilai juang dan kepahlawanan para pejuang kemerdekaan pada masa revolusi fisik tahun 1947-1949.
Pada waktu itu Kota Lubuklinggau merupakan pusat Pemerintahan sipil dan Pusat Komando Tertinggi TNI untuk wilayah Sumatera Bagian Selatan yaitu Sub Komando Sumetara Selatan (Subkoss).
Monumen ini dibangun pada tahun 1986 oleh pemerintah Kabupaten Musi Rawas atas prakarsa Gubernur KDH TK.I Sumsel H. Sainan Sagiman.
Museum diresmikan dengan ditandai penandatanganan Prasasti Monumen oleh Gubernur KDH TK.I Sumatera Selatan Sainan Sagiman pada tanggal 13 Februari 1987.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sumsel/foto/bank/originals/meseum-subkoss-lubuklinggau.jpg)