Berita Lahat
Prihatin Sampah Rusak Lingkungan, Ini Kisah Polisi di Lahat Ubah Tumpukan Sampah Jadi 'Permata'
Pengolahan sampah terus berjalan hingga di tahun 2015, lelaki kelahiran 16 Desember 1985, mencetuskan ide bank sampah
TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT-Berangkat dari keprihatinan atas banyaknya sampah yang dibuang sembarangan hingga mencemari lingkungan, Anggota Polres Lahat Bripka Dodi Permana mencari cara agar sampah bisa bernilai.
Tahun 2011 menjadi awal Dodi merealisasikan mimpinya menjadikan sampah barang yang bernilai.
"Awalnya saat itu sampah plastik dan kertas. Sedikit demi sedikit kita kumpulkan. Kita juga memanfaatkan kawan, teman, rekanan warga agar sampah bisa kita manfaatkan," kenang suami dari Ririn Febriani, ini menceritakan awal mengelola sampah, Kamis (13/8/2020).
Pengolahan sampah terus berjalan hingga di tahun 2015, lelaki kelahiran 16 Desember 1985, mencetuskan ide bank sampah.
Bank sampah yang dimaksud, terang Dodi, ia mengajak pemulung, perkantoran dan warga untuk memanfaatkan bank sampah dengan cara mengumpulkan sampah terlebih dahulu.
• Tak Bawa Uang saat Pulang Mengemis, Seorang Istri di Palembang Disiksa Suami: Saya Khilaf Pak Hakim
Selanjutnya dibawah naungan DP Partner, sampah sampah tersebut diolah yang organik maupun non organik.
Dikatakan Dodi, bank sampah cukup efektif bahkan ditahun 2016, ditarik dan menjadi salah satu program di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Lahat.
"Ya alhamdulillah sampah yang kita kelola terus berkembang hingga saat ini bisa empat ton sampah masuk ke kita (DP Partner). Dan hal itu berimbas kepada peningkatan pendapatan,"Kata ayah dari Muhammad Dio Alfath Permana dan Dia Nafisah Permana.
Saat ini kata Dodi, olahan sampah yang dilakukan kini beromzet Rp200 juta perbulanya dengan 12 karyawan dan 8 orang pegawai freelance.
Namun ujar Dodi, bukan itu saja yang menjadi prioritas dalam mengelola sampah seperti misi awal bagaimana agar sampah tidak jadi momok dan bisa membantu pemerintah dalam mengurangi sampah.
"Yang organik kita kelola jadi kompos. Yang non organik, selain kita jual ada yang kita buat kerajinan termasuk kursi meja dan kini diminati,"jelas Dodi.
• Panen Padi Organik Setiap Hektare Hasilkan 7,4 Ton, Produktivitas Meningkat Pakai Metode SRI
Perjuangan dan usaha Brifka Dodi sendiri kini menuai hasil.
Tak hanya dari aspek ekonomi dan ketenaggakerjaan namun, berbagai penghargaan sudah ia rengkuh.
Mulai dari penghargaan kalpataru Gubernur Sumsel tahum 2018, Kalpataru yamg diberikan Kapolda Sumsel tahun 2020, penghargaan sebagai bentuk apresiasi dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutan dan sederet penghargaan lain.
Tak hanya itu, Bripka Dodi, kerap mendapat kunjungan dari daerah lain Seperti dari Kabupaten Oku, Empat Lawang dan beberaa Kabupaten lain untuk belajar cara mengola sampah.
