Sadisnya 17 Anggota Geng Motor di Makassar, Seusai Menyerang Lalu Rampas Barang Milik Korbannya

Sadisnya 17 Anggota Geng Motor di Makassar, Seusai Menyerang Lalu Rampas Barang Milik Korbannya

Kompas.com
17 anggota geng motor di Makassar ditangkap 

TRIBUNSUMSEL.COM - Apa yang diperlihatkan oleh anggota geng motor di Makassar begitu sadis.

Sebanyak 17 anggota geng motor ditangkap polisi usai menyerang dan merampas barang milik korbannya di Jalan Cendrawasih, Kecamatan Mamajang, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (7/8/2020).

Kasubdit Penmas Polda Sulsel Kompol Muh Arsyad mengatakan, 17 pelaku tersebut berasal dari dua kelompok geng motor Mawas dan Gowa yang bekerja sama untuk balas dendam terhadap salah satu geng motor di Kota Makassar.

17 pelaku yang diamankan adalah IA (15), GR (16), NS (21), MS (23), IG (20), MN (19), NA (20), MI (16), MF (20), RS (20), MS (17), MF (18), R (16), I (18), R (18), CH (19), SA (17).

"Rencana disusun selama satu bulan dan ketika kedua kelompok geng motor melakukan penyerangan saat aksi balapan liar dengan menggunakan busur dan petasan sehingga kelompok (yang diserang) berhamburan dan melarikan diri," kata Arsyad saat konferensi pers di Polda Sulsel, Selasa (11/8/2020).

Tak hanya menyerang korban, para geng motor tersebut juga merampas barang milik korbannya.

Selain itu, mereka juga membakar motor korbannya. 

Dua buah ponsel warga juga turut dirampas oleh para anggota geng motor tersebut.

"Pelaku menendang sepeda motor milik korban, sehingga korban kemudian menabrak tembok, terjatuh, dan melarikan diri dan meninggalkan.

Selanjutnya pelaku merusak sepeda motor dengan cara melempar batu dan membakar sepeda motor korban," imbuh Arsyad.

Sementara itu Direktur Kriminal Umum Polda Sulsel Kombes Pol Didik Agung mengatakan, saat peristiwa penyerangan, diduga ada 31 anggota geng motor yang terlibat.

Namun sampai saat ini polisi baru mengatahui satu identitas pelaku yang masih buron tersebut.

Didik mengatakan, penangkapan para anggota geng motor ini perlu lantaran sudah sangat meresahkan masyarakat.

"Kasus ini meresahkan. Tindakan yang dilaukan kelompok ini akan terus berulang dan memicu untuk munculnya kelompok yang lain.

Kelompok ini kolaborasi, dua kelompok yang sering berkumpul di satu tempat kemudian biasanya dia jalan dengan 15 sampai 20 kendaraan,"ucap Didik.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved