Corona di Lubuklinggau
Jenazah PDP di Lubuklinggau Dibawa Pulang Paksa Pakai Angkot, Tolak Pemakaman Prosedur Corona
Kepala Rumkit Ban (RS DKT) Lubuklinggau Kapten CKM Muhidin menjelaskan pasien perempuan tersebut masuk ke RS DKT Lubuklinggau, Minggu (9/8/2020)
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU-Seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Kota Lubuklinggau meninggal.
Sebelumnya hasil rapid test wanita 61 tahun ini menunjukkan hasil reaktif.
Ia dibawa pulang paksa oleh pihak keluarga dari Rumah Sakit DKT Kota Lubuklinggau, Senin (10/8/2020) siang karena menolak dimakamkan sesuai prosedur Covid-19.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Rumkit Ban (RS DKT) Lubuklinggau Kapten CKM Muhidin menjelaskan pasien perempuan tersebut masuk ke RS DKT Lubuklinggau, Minggu (9/8/2020).
Kemudian Senin (10/8/2020) setelah diperiksa oleh dokter, dilakukan rapid tes, hasil rapid tesnya reaktif, lalu oleh dokter kemudian disarankan untuk dirujuk.
"Makanya saya komunikasi dengan Direktur RS Siti Aisyah untuk proses rujuk sesuai dengan protokol covid-19, karena hasil rapid reaktif,” ujarnya saat dikonfirmasi Tribunsumsel.com.
Selain itu ia juga berkomunikasi dengan Gugus Tugas Covid-19, dr Jeannita Sri A Purba. Agar dijemput menggunakan ambulance sesuai protokol Covid-19.
Setelah koordinasi Muhidin pergi ke Kodim 0406 MLM, untuk bertemu Dandim yang baru.
Saat beberapa jam kemudian didapat informasi pasien meninggal dunia tersebut dibawa pulang paksa oleh pihak keluarga.
“Saya langsung ke RS, namun sudah dibawa pulang. Menurut petugas di RS kendati sudah diedukasi, keluarganya memaksa menggunakan kendaraan sendiri membawa jenasah almarhumah,” katanya.
Ia pun langsung ke rumah duka di Kelurahan Jawa Kanan SS Kecamatan Lubuklinggau Timur II, tiba di rumah duka keluarga masih berkeras, tidak mau mendengarkan himbauan pihak rumah sakit.
"Tapi setelah pendekatan, keluarga mau mendengarkan, mereka memang masih ngotot tidak mau memakamkan menggunakan protokol, tapi mau mendengarkan hanya keluarga dekat dan orang terbatas yang memandikan dan memakamkan,” tambahnya.
Kemudian keluarga dan warga yang terlibat dalam pengurusan jenazah akan didata oleh Bhabinkamtibmas serta dipantau oleh Gugus Tugas Covid-19 Lubuklinggau. Sehingga mereka nantinya bisa di rapid atau swab test.
Takut Diasingkan Tetangga
Jenazah itu dibawa pulang ke rumah duka di Kelurahan Jawa Kanan SS, Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Kota Lubuklinggau, Sumsel.
"Saya minta bawa pulang karena saya takut semua warga dilingkungan saya ini mengecap kami kena Covid-19," kata Sanim (64 tahun), suami almarhumah.
Sanim mengaku, saat itu sempat bersitegang dengan pihak rumah sakit DKT Lubuklinggau.
Sebab rumah sakit ingin memaksa memakamkan istrinya melalui prosedur Covid-19.
"Kami bawa sendiri pulang pakai mobil taksi (angkot) Kayu Ara warna hijau, karena dari pihak rumah sakit mau memasukkannya dalam plastik dan mau dimasukkan dalam peti, saya tidak mau," ujarnya.
Sanim menuturkan, istrinya memang mengalami sakit batu kering yang dialaminya sejak seminggu terakhir.
Karena tak kunjung sembuh dua hari lalu pihak keluarga membawanya ke Rumah Sakit DKT Lubuklinggau.
"Kalau dihitung baru sehari semalam, ninggal dirumah sakit, setelah itu pihak rumah sakit minta mau dimakamkan cara Covid, padahal istrinya saya itu tidak kena Covid-19 saya tidak mau," terangnya.
Ia menambahkan, istrinya memang benar terkena Covid-19, pasti semua keluarganya, mulai anak-anaknya hingga cucunya terpapar Covid-19 sebelum istrinya masuk rumah sakit.
"Kalau kami biarkan dianggap kena Covid-19 nanti kami diasingkan tetangga di kampung ini, padahal saya tidak kena, saya bergaul dengan warga sini, saya salat dengan warga, tidak ada saya kena Covid," terangnya.
Sementara Camat Lubuklinggau Timur II, Ongki Pranata bersama Kasatsabhara Polres Lubuklinggau, AKP Ali Rahman dan Kapolsek Timur Dias Oktora ditemui dilokasi menuturkan telah menghimbau pihak keluarga.
"Kita bersama pihak kepolisian sudah meminta kepada keluarga segera mungkin mengebumikan jenazah, jangan sampai kedepan ada masalah lain, karena jenazah sudah dibawa ke rumah, mudah-mudahan hasil swab testnya negatif," paparnya.
Ia juga sudah menyampaikan kepada pihak keluarga agar yang memandikan jenazah almarhumah adalah keluarga-keluarga terdekat saja, dan sudah meminta nama-namanya untuk dicatat.
"Informasi rumah sakit hanya reaktif berdasarkan hasil Rapid Test, tadi sudah ada konfirmasi dari pak Kadinkes pak Cikwi sudah diambil swab test, mudah-mudahan hasilnya negatif," terangnya.
