Arti Resesi Ekonomi yang Perlu Diketahui, Ini Penyebab, Dampak dan Upaya Mencegahnya
Resesi terjadi karena pertimbangan ekonomi lamban yang diakibatkan turunnya daya beli masyarakat
Penulis: Hartati | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Pengamat Ekonomi Universitas Sriwijaya Sukanto mengatakan, Indonesia nyaris mengalami resisi ekonomi karena pada kuartal II 2020 pertumbuhan ekonominya minus 5,32 persen.
Resesi akan benar-benar terjadi jika kuartal III 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali minus.
Untuk mencegah agar tidak terjadi resesi pemerintah harus turun tangan mengintervensi keadaan dengan mengucurkan dana jaring pengaman sosial agar daya beli masyarakat naik.
Resesi terjadi karena pertimbangan ekonomi lamban yang diakibatkan turunnya daya beli masyarakat.
Itulah sebabnya, daya beli masyarakat harus kembali dibangkitkan.
Salah satunya dengan kucuran bantuan dana dari pemerintah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Daya beli masyarakat turun ini karena banyak masyarakat yang terdampak Pandemi dirumahkan atau terkena PHK.
Itulah sebabnya pertumbuhan ekonomi turun.
Masyarakat juga takut keluar belanja dan berpergian karena khawatir tentang kesehatannya sehingga masyarakat menahan konsumsi dan menyimpan uangnya saja.
Selain itu belanja pemerintah juga terhambat karena tidak ada kegiatan yang dilakukan atau minim kegiatan.
Belanja perjalan dinas juga tidak ada sehingga tidak ada transaksi pada sektor penerbangan, hotel dan belanja pada UMKM.
Begitu juga dengan anggaran pembangunan yang sementara ditunda karena dampak Pandemi juga ikut andil menyumbang kontraksi ekonomi.
Upaya lain yang harus dilakukan pemerintah agar pertumbuhan ekonomi terdongkrak yakni dengan memberikan stimulus pada UMKM karena UMKM merupakan sektor penggerak ekonomi paling besar di tanah air.
UMKM harus diberikan stimulus agar kembali begerak dan masyarakat juga kembali bisa belanja.
Sebab jika UMKM bangkit dan kembali memulai usahanya namun daya beli masyarakat tidak ada tetap saja tidak bisa bangkit karena tidak akan laku dan modal usaha akan habis untuk memenuhi kebutuhan hidup yang berujung pada pengurangan tenaga kerja UMKM itu.