Pembunuhan di Tangga Buntung
BREAKING NEWS : Pelaku Pembunuhan di Tangga Buntung Menyerahkan Diri, Takut Ditembak Polisi
Ia memutuskan menyerahkan diri, setelah seminggu kabur dari kejaran polisi.
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Takut ditembak polisi, pelaku pembunuhan di lorong Jambu Tangga Buntung Palembang menyerahkan diri.
Tersangka Muhammad Robi (25) yang sebelumnya sempat menjadi DPO, memutuskan menyerahkan diri ke Polsek IB 2 Palembang.
Ia memutuskan menyerahkan diri, setelah seminggu kabur dari kejaran polisi.
Sekira pukul 10.00, tersangka mendatangi Polsek IB 2 Palembang.
Selama kabur, ia ke kawasan lorong sawah dan bersembunyi.
Usai dari itu, memutuskan untuk kabur ke Mata Merah.
Karena sudah mendapatkan informasi bila pelaku yang lain sudah tertangkap dan ia takut ditembak polisi, ia memutuskan untuk menyerahkan diri.
Disebut Pelaku Utama
Kesedihan nampak jelas terlihat di wajah keluarga Sujono (56 tahun).
Sujono tewas akibat dikeroyok tiga orang yang tidak lain tetangganya sendiri menggunakan senjata tajam.
Kejadian tersebut terjadi di Jalan TKR Kadir, Lorong Jambu, Kawasan Tangga Buntung, (21/7/2020) pukul 20.00 WIB.
Sambil menahan air mata, Fitriani anak korban berharap agar satu pelaku yang masih melarikan diri bisa segera tertangkap.
"Satu pelaku RB (20) diduga pelaku utama, karena saya sangat jelas melihat dia yang terlebih dahulu masuk dan menyerang ke rumah kami, saya mewakili keluarga minta keadilan seadil-adilnya dan dihukum seberat-beratnya karena mereka sudah menghilangkan nyawa ayah kami," ujarnya Rabu (22/7/2020).
Lanjut ia mengungkapkan sebelumnya ia tidak begitu mengetahui apa penyebab keluarga pelaku menyerang rumahnya.
"Memang keluarga pelaku selama ini sering membuat onar, sehingga tidak begitu banyak teman disini," katanya.
Sambil terisak-isak Fitriani mengungkapkan, pada saat itu ia merekam para pelaku yang berada diluar rumahnya sambil memegang senjata tajam.
"Saya bilang kalau kalian berani maju saya rekam dan bukti rekaman ini saya kasih kepada polisi karena ini kasus pengancaman. Tiba-tiba ayah saya keluar dari dalam rumah untuk melihat kondisi di luar. Saat itu juga pelaku yang tidak saya tahu namanya langsung masuk dan memecahkan kepala ayah saya, saya tidak begitu jelas pelaku saat kajadian menggunakan apa," bebernya.
Kemudian saudara korban yang melihat kejadian tersebut langsung melerai.
"Kami ini saudara istri korban, saat itu kami langsung mencoba melerai karena kami semua wanita kami tidak kuat sehingga korban masuk ke dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Kemudian saat itu para pelaku langsung mengejar dan setelah kami lihat korban telah terkapar dengan penuh dara akibat dibacok pelaku, kami hanya melihat sambil menangis dan menjerit karena kami tidak berani mendekat," kata keluarga pelaku.
Lanjut keluarga pelaku yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, pada saat kejadian sempat meminta tolong warga.
"Saya rasa warga juga takut dan tidak berani menolong, dan tidak lama kemudian pihak kepolisian mendatangi lokasi kejadian," bebernya.
Sementara itu istri korban tidak bisa diwawancari lantaran masih berduka.
"Kami sangat berharap agar pelaku yang masih melarikan diri tertangkap, kami benar-benar tidak terima keluarga kami menjadi korban pengeroyokan bahkan pembunuhan. Kami minta agar semua pelaku dapat dihukum seberat-beratnya, karena nyawa keluarga kami tidak bisa dikembalikan seperti semula," tutup keluarga korban.
Kronologi
Keluarga korban pembunuhan di Tangga Buntung tak kuasa membendung air mata di hadapan jenazah Sujono (56 tahun).
Ia dibunuh tiga orang tetangganya sendiri, yakni Mustofa (68 tahun), Toni (33 tahun) dan Robi (20 tahun).
Menurut keterangan keluarga korban, peristiwa penganiayaan yang berujung pada hilangnya nyawa korban, terjadi di kediaman korban yang beralamat di RT 25 RW 07, Lorong Jambu, Jalan Kadir TKR, Tangga Buntung, 36 Ilir, Gandus pada Selasa (21/7/2020) malam sekira pukul 20.00.
"Ayah dibacok tiga orang saat sedang berada di rumah depan," kata Fitriani saat ditemui di rumah duka, Rabu (22/7/2020).
• BREAKING NEWS, Seorang Warga Tangga Buntung Tewas Dikeroyok Satu Keluarga, Disaksikan Putri Korban

Mendengar ada keributan, Fitriani yang sedang berada di rumah belakang, langsung berlari menuju ke depan rumah.
Ia melihat ketiga pelaku berusaha membacok korban menggunakan parang.
Fitriani dan ibunya sempat akan melerai, namun dihalau pelaku menggunakan parang.
"Saya bilang ke mereka 'kalau kalian berani melukai ayah saya, saya akan rekam. Saya laporkan polisi'," ujar Fitri.
• Dikepung Warga, 3 Pelaku Pembunuhan di Tangga Buntung Kurung Diri di Rumah setelah Tewaskan Sujono
Namun ketiga pelaku tak menghiraukan perkataan Fitri dan menghujamkan tusukan dan sabetan parang ke tubuh korban.
Menurut Fitri, ayahnya sempat berusaha melarikan diri, namun tak berhasil.
"Satu pelaku pegang tangan ayah, dua pelaku lainnnya ngebacok pakai parang dan pisau," ungkap Fitri sambil berurai air mata.
Setelah korban tak berdaya, ketiga pelaku masuk ke dalam rumah.
Sementara keluarga membawa korban ke Rumah Sakit A.K. Gani, namun korban menghembuskan nafas terakhir di perjalanan.
"Ayah meninggal saat dalam perjalanan ke rumah sakit," ujar Fitri.
• Motif Pembunuhan Sujono oleh Satu Keluarga di Tangga Buntung, Diduga Soal Perselingkuhan

Menurut Fitri, sehari sebelum peristiwa berdarah tersebut, ayahnya mengutarakan keinginan ingin menjalankan ibadah puasa Dzulhijjah.
Korban pun sempat mengajak istri dan anak-anaknya melaksanakan puasa sunnah tersebut.
"Kata ayah 'yuk kita puasa Dzulhijjah besok'!" kata Fitri menirukan ucapan ayahnya.
Namun takdir berkata lain. Malamnya, korban dianiaya hingga bersimbah darah dan meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Keluarga berharap para pelaku dijatuhi hukuman setimpal atas perbuatan mereka.
"Saya minta pelaku pembunuhan suami saya dihukum seberat-beratnya. Hukum setimpal," kata Ningsih, istri korban.
Mendapat laporan pembunuhan, polisi lalu menuju TKP dan berhasil menangkap dua dari tiga pelaku.
• Sujono Dibunuh setelah Pulang dari Masjid, Kronologi Pembunuhan di Tangga Buntung oleh Satu Keluarga
"Pelaku atas nama Mustofa dan Toni, berhasil diamankan. Satu pelaku lainnya bernama Robi kabur dan masih dalam pengejaran," ikatan Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setyadji.
Almarhum Sujono meninggal dunia di usia 56 tahun.
Ia meninggalkan seorang istri bernama Ningsih (54 tahun) beserta empat orang anak, yakni Agus Niansyah (32 tahun), Jusiani (24 tahun), Fitriani (22 tahun) dan Suhartini (12 tahun).
Rencananya, jenazah Sujono akan dimakamkan di TPU Kebun Bunga, Sukarami, hari ini pukul 14.00.
Rumah Pelaku Dikepung
Tiga pelaku pembunuhan di Tangga Buntung, Mustofa (68 tahun), Toni (33 tahun) dan Robi, langsung berlari ke dalam rumah setelah menganiaya Sujono (56 tahun) menggunakan senjata baru tajam.
Warga yang emosi dengan tiga orang yang merupakan satu keluarga ini, lalu mengepung rumah ketiganya dan melakukan pengerusakan.
"Warga emosi dan melempari rumah pelaku menggunakan batu. Sementara saya dan beberapa warga lainnya berusaha menenangkan warga dan menghububgi polisi," kata Zulkifli, Ketua RT 25 Lorong Jambu, Jalan Kadir TKR, 36 Ilir, Gandus, Rabu (22/7/2020).
Tak berselang lama, kepolisian dari Polrestabes Palembang dan Polsek Gandus datang ke rumah pelaku mengamankan dua orang.
Saat pintu rumah dibuka, lanjut Zulkifli, dua orang pelaku sedang meringkuk di salah satu sudut ruangan rumah.
• BREAKING NEWS, Seorang Warga Tangga Buntung Tewas Dikeroyok Satu Keluarga, Disaksikan Putri Korban

"Mustofa dan anaknya si Toni dibawa polisi," kata Zulkifli.
Sementara seorang pelaku lainnya kabur melalui pintu belakang rumah.
"Si Robi kabur sepertinya lewat belakang rumah, nerobos lumpur ilalang. Karena di depan rumah, massa emosi sekali," ungkap Zulkifli.