Berita Pendidikan
Curhat Siswa di Lahat Tak Kenal Apa Itu Internet, Sinyal Saja Tak Sampai di Desanya
Tidak adil jika siswa harus belajar dengan menggunakan internet sementara pemerintah tidak menyediakan layanan jaringanya
TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT-Kebijakan sekolah online atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) tampak dirasa sangat tidak adil bagi siswa siswi yang ada di Desa Tunggul Bute, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Lahat, Sumsel.
Kebijakan itu sangat memberatkan baik bagi pelajar, orang tua maupun guru.
Desa Tunggul Bute berada di wilayah perbukitan dengan ketinggian 1.400 – 2.000 meter dari permukaan laut.
Desa ini hingga sekarang belum terjangkau jaringan sinyal, apalagi untuk mengkses internet.
Mengakses atau menggunakan handphone saja tidak bisa.
Handphone serasa tak berarti saat berada di sini.
Hanya dibeberapa tempat saja yang terkena pancaran sinyal di wilayah yang berada di lembah gugus bukit barisan ini.
"Internet itu apa kak?, "tanya Muhammad Ramadhan dengan keluguanya, seorang siswa SD Negeri 11 yang berada di Desa Tunggul Bute, Kecamatan Kota Agung, Lahat, Senin (27/7).
• Pemilik Akun MN Minta Maaf Seusai Sebut Guru Makan Gaji Buta Viral di Muara Enim
Jangankan mau mengikuti PJJ kalau layanan jaringan internet saja tidak ada.
Belum lagi, masih asingnya teknologi di desa setempat.
Bukan mereka tak mampu membeli smartphone.
Tak sedikit, warga Tunggul Bute yang mayoritas sebagai petani kopi dan pekerja di perusahaan hidup berkecukupan.
"La untuk apa kami beli HP Android yang bisa mengakses internet dan aplikasi lain jika di desa kami ini saja sinyal tidak ada."
"Jadi percuma dan tidak akan bisa dimanfaatkan oleh anak anak untuk belajar, " ujar Mailana, orang tua Haikal, salah satu siswa di SD 11.
Jadi, disayangkan Mailana, tidak adil jika siswa harus belajar dengan menggunakan internet sementara pemerintah tidak menyediakan layanan jaringanya.
• Bupati Ogan Ilir (OI) Positif Terjangkit Virus Corona, Ilyas Panji Alam Ingatkan Protokol Kesehatan