Corona di Prabumulih

Anak Sampai Putus Sekolah, Petugas Pemakam Jenazah Covid 19 Prabumulih Mengeluh Belum Gajian

Sudah satu setengah bulan ini gaji sebagai petugas pemakaman jenazah pasien covid 19 belum dibayarkan Pemerintah kota Prabumulih

Penulis: Edison | Editor: Wawan Perdana
EDISON
Petugas memakamkan jenazah sesuai protokol Covid-19 di pemakaman Jambat Panjang di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Patih Galung Kecamatan Prabumulih Barat kota Prabumulih. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH-Delapan petugas pemakaman jenazah Covid 19 di kota Prabumulih, Sumsel, sejak beberapa waktu lalu terus mengeluh.

Sudah satu setengah bulan ini gaji sebagai petugas pemakaman jenazah pasien covid 19 belum dibayarkan Pemerintah kota Prabumulih.

Indra, satu diantara petugas pemakam jenazah mengakui, pihaknya sudah sebulan setengah belum mendapatkan gaji dan belum dibayarkan oleh pemerintah kota Prabumulih.

"Kita petugas pemakaman jenazah covid 19 sudah sebulan lebih belum mendapatkan gaji, biasanya tidak pernah nyangkut tapi sekarang justru belum dibayar hampir dua bulan," ungkap Indra ketika diwawancarai, Senin (13/7/2020).

Indra mengatakan, pihaknya mempertanyakan itu lantaran tidak ada pekerjaan lain selain sebagai petugas pemakaman sehingga kehidupan keluarga bergantung ke gaji bulanan tersebut.

Kabar Buruk, PDAM Tirta PALI Anugerah Dipastikan tak Mengalir Hingga Akhir Juli 2020

"Gajinya memang kalau bagi orang lain kecil tapi bagi kami sangat berarti untuk makan dan keperluan sehari-hari. Bahkan sampai anak saya putus sekolah karena belum bayar uang daftar ulang, nunggu gaji belum kami terima," keluhnya seraya menyebutkan ada delapan orang petugas pemakam jenazah dan ada dua diantaranya perempuan.

Lebih lanjut Indra menuturkan, apa yang dikerjakan pihaknya memang sudah biasa namun ditengah wabah virus corona menjadi sangat beresiko lantaran khawatir tertular.

"Mestinya dengan resiko yang tinggi itu harus diiringi dengan gaji yang lancar dibayarkan, jangan malah nyangkut seperti ini," tuturnya.

Para petugas pemakaman jenazah covid 19 sendiri sudah sempat menanyakan kendala lambannya gaji dibayarkan tersebut namun hanya mendapat jawaban jika masih dalam proses dan belum ditandatangani oleh Walikota.

"Masa sebulan setengah untuk meminta tandatangan belum dapat-dapat, untuk itu kami berharap agar segera dibayarkan karena kami susah memenuhi kebutuhan kekuarga," katanya.

Tarif Jadi Polemik, Prof Yuwono Setuju Rapid Test Ditiadakan Saja

Sementara Kepala Dinas Kesehatan, dr Happy Tedjo ketika dikonfirmasi belim memberikan jawaban.

Begitupun Sekretaris Dinkes, dr Sri Widianingsih juga tidak mengangkat telpon dan ketika dikirim pesan Whatsapp tidak memberikan jawaban.

Ketua DPRD Prabumulih, Sutarno SE ketika diwawancarai mengakui terkait adanya keterlambatan dalam pembayaran insensif atau gaji petugas medis dan pihaknya telah melakukan rapat dengan pemerintah kota Prabumulih.

"Terkait pembayaran insensif atau gaji tenaga medis kita telah melakukan rapat dan meminta agar sesegera mungkin membayarkan," bebernya.

Disinggung apakah gaji dan insentif akan dimasukkan di APBD Perubahan, politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini menjelaskan, jika pembayaran akan segera dilakukan dan telah disampaikan ke Pemkot Prabumulih.

"Kemarin sudah dianggarkan dan ketika ada rapat dengan TAPD kemarin kita sampaikan lagi, ada Sekda dan ada kepala dinas," kata Sutarno.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved