Kisah Hendropriyono Mertua Jenderal Andika Lumpuhkan Pimpinan KKB di Kalimantan, Jari Nyaris Putus

Jenderal TNI (Purn) Abdullah Mahmud Hendropriyono pernah melakukan duel sengit melawan pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Kalimantan

TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Mantan Kepala BIN, AM.Hendropriyono 

3 Desember 1973 pukul 16.00, tim mulai merayap ke sasaran yang jauhnya sekitar 4,5 km melewati hutan rimba yang lebat.

Rencananya operasi penyerbuan akan dilakukan pukul 04.00, keesokan harinya.

Di tengah kegelapan malam, anak buah Hendro juga berhasil melumpuhkan beberapa penjaga secara senyap.

Pukul 22.25 WIB, tim sudah sampai di lokasi yang ditentukan. Masih cukup lama menunggu waktu operasi.

Namun, tiba-tiba Intelijen melaporkan Ah San tak ada di pondok tersebut. Seluruh tim sangat kecewa.

Baru pukul 14.00 Siat Moy dan perwira intelijen Kodim Membawah memastikan Ah San ada di pondok.

Dengan kecepatan kuning mereka terus merayap mendekati sasaran hingga akhirnya dari jarak 200 meter terlihatlah rumah persembunyian Ah San.

Tiba-tiba anjing-anjing penjaga pondok berloncatan ke arah tim Halilintar sambil mengonggong keras.

Hendropriyonomeneriakkan "Serbuuuuu," sambil lari sekencang-kencangnya ke arah pondok.

"Abdullah alias Pelda Kongsenlani mendahului saya lima detik untuk tiba di sasaran. Dia mendobrak pintu dengan tendangannya dan langsung masuk. Saya mendobrak jendela dan meloncat masuk," beber Hendropriyono.

Hendropriyono berteriak pada Ah San. "Menyerahlah Siauw Ah San, kami bukan mau membunuhmu."

Tapi Ah San enggan menyerah.

Hendropriyono menyuruh anak buahnya keluar pondok.

Dia sendiri bertarung satu lawan satu dengan Ah San.

"Dengan sigap saya lemparkan pisau komando ke tubuh Ah San. Tapi tidak menancap telak, hanya mengena ringan di dada kanannya," Hendro menggambarkan peristiwa menegangkan itu.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved