Teror Virus Babi

Ratusan Babi Mati Mendadak di Talang Buruk Palembang Disebut Tidak Berbahaya

Jadi memang flu babi dan demam babi Afrika adalah dua hal yang berbeda. Dan disini kita sampaikan demam babi Afrika tidak berbahaya bagi manusia

Tangkap layar twitter
Ilustrasi (foto tidak ada kaitan dengan isi berita) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Ratusan babi di peternakan kawasan talang buruk kecamatan Alang-alang Lebar Palembang secara berangsur mati mendadak.

Diduga kematian hewan ternak itu akibat terserang African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.

"Dari catatan kami ada 878 babi yang mati di peternakan Talang Buruk diduga akibat demam babi Afrika," ujar Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palembang, drh Jafrizal, Sabtu (4/7/2020).

Lantas apa beda demam babi Afrika (ASF) dengan flu babi G4 EA H1N1 yang saat ini muncul di China.

Dijelaskan Jafrizal, demam babi Afrika tidak akan menular pada manusia.

Sehingga penyakit itu dianggap tidak berbahaya.

"Jadi memang flu babi dan demam babi Afrika adalah dua hal yang berbeda. Dan disini kita sampaikan demam babi Afrika tidak berbahaya bagi manusia," ujar Jafrizal yang juga menjabat Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel.

Lebih lanjut dikatakan, virus flu babi akan menyerang saluran pernapasan seperti flu pada umumnya.

Ia menyebut bahwa hal itu sebagaimana yang terjadi dalam kasus virus corona.

Sedangkan ASF yang diketahui tidak menular pada manusia, adalah demam yang disertai dengan pecahnya pembuluh darah dan infeksi di saluran-saluran organ dalam dari tubuh babi yang terserang penyakit itu.

"Biasanya juga terjadi pendarahan termasuk di bawah kulit dari babi tersebut," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, daging babi yang terserang ASF masih bisa dimasak bagi orang yang mengkonsumsi daging hewan tersebut asal dengan catatan kondisi daging masih dalam keadaan baik.

Namun Jafrizal mengatakan bahwa hal itu jarang dilakukan.

"Babi yang terserang ASF memang masih bisa dikonsumsi bagi yang mengkonsumsinya (mengkonsumsi babi). Tapi biasanya itu jarang dilakukan karena kalau kasusnya sudah parah, biasanya terjadi pendarahan yang mengakibatkan bengkak atau memar pada daging babi.

Jadi organ-organnya banyak yang rusak sehingga memang jarang sekali dikonsumsi kalau keadaannya sudah seperti itu," ujarnya.

Jafrizal menyebut sejauh ini belum ada indikasi virus flu babi ada di kota Palembang.

"Tidak belum ada indikasi kesana," ujarnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved