Hotel Swarna Dwipa Tetap Beroperasi di Tengah Pandemi Meski Keuangan Pernah Nol
Iskandar mengatakan Swarna Dwipa tetap beropersi meski saat hotel lain memilih menutup operasional demi efisiensi.
Penulis: Hartati | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Hotel Swarna Dwipa tetap beroperasi di tengah pandemi Covid-19.
President Direktur PD Perhotelan Swarna Dwipa Rebo Iskandar Pohan, mengatakan dia tetap menjaga psikologis karyawannya agar tidak ikut terdampak Covid-19 dan memastikan bahwa kebutuhan sembako dan uang belanja karyawan terpenuhi sehari-hari meski bisnis hotel dan pariwisata merupakan bisnis yang paling terdmpak Covid-19.
"Sejak Maret terasa sekali dampak Covid-19 ini bahkan pernah keuangan nol alias tidak ada pemasukan sama sekali, tapi saya berusaha agar teman-teman tetap bekerja dan menjaga aset yang ada," ujarnya saat menjadi bintang tamu Sumsel Virtual Fest, Jumat (19/6/2020).
Iskandar mengatakan Swarna Dwipa tetap beropersi meski saat hotel lain memilih menutup operasional demi efisiensi.
Dia juga bersyukur karyawannya mengerti dengan kondisi perusahaan sehingga bersama-sama mencari solusi dengan memberikan gaji sama rata sejak empat bulan lalu.
Gaji sama rata ini berlaku mulai dari Direktur hingga petugas kebersihan sehingga tidak ada kecemburuan sosial dan bersama merasakan dampaknya sehingga bisa lebih kuat lagi.
Iskandar juga bersyukur, dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, 365 karyawannya yang bekerja setiap hari selama Pandemi tidak ada satu pun yang positif Corona.
Saat ini dikatakannya, hotel siap 100 persen menyambut kembali tamu yang datang.
Semua protokol kesehatan juga sudah diterapkan dengan menyediakan tempat cuci tangan di bagian luar hotel dekat pintu masuk.
Saat masuk dan akan reservasi tamu juga wajib menjaga jarak dengan tetap berdiri di tanda berdiri yang sudah ditetapkan.
Tamu hotel juga disarankan bertransaksi non tunai atau mengunakan kartu untuk menghindari kontak langsung dengan uang tunai.
"Keamanan dan kebersihan di kamar juga menjadi prioritas kami karena setiap kali tamu check out langsung kita semprot dengan disinfektan agar steril," ujarnya.
Dia juga mengatakan perlengkapan kamar seperti handuk juga sudah disterilisasi dan dibungkus dalam plastik sehingga tidak kontak dengan benda lainnya.
Tamu yang akan sarapan juga diantar langsung ke kamar dengan kemasan makanan sekali pakai sehingga higenis dan nyaman makan di kamar.
Tapi bagi pengunjung yang tetap akan makan di restoran dan cafe juga tetap diperbolehkan karena sudah diatur jaraknya antara satu meja dengan meja lainnya. Satu meja juga maksimal hanya boleh dua orang.
Protokol kesehatan lainnya juga diterapkan dengan mengurangi kapasitas ruangan ball room.
Semula kapasitas ball room utama yakni Sriwijaya bisa menampung 800-1000 orang ini dikurangi menjadi 300 orang saja.
Sehingga ada jarak lebih dari satu meter untuk setiap orang.
Hal ini juga berlaku untuk penggunaan ball room rapat ataupun wedding.
Dia berharap masyarakat bisa kembali berkarya di luar ruangan, dinas atau instansi pemerintah mulai kembali berkegiatan seperti dulu dan semua orang juga kembali berkarya seperti semula hanya saja dengan kebiasaan baru.
Iskandar mengatakan, manusia sebagai mahluk sosial tidak bisa lepas dari interaksi dengan orang lain, tidak bisa lepas dari kearifan di luar. Jadi mulai sekarang kembali ke kehidupan lama jangan mengurung diri namun tetap dengan memenuhi protokol kesehatan yang ada.
"Jika semua mematuhi protokol kesehatan yang ada jangan khawatir beraktivitas di luar sebab jika kita bisa kembali bertivitas seperti dulu lagi maka roda ekonomi akan kembali hidup, orang akan kembali berlibur, dinas akan kembali rapat, masyarakat akan kembali menggelar kegiatan di hotel, pergi ke mall dan lainnya," tutupnya.