Akan Segera Beredar di Pasaran, Obat Covid-19 Berhasil Ditemukan dan Telah Terdaftar di BPOM
"Kombinasi obat ini telah dinyatakan memiliki efektivitas untuk mencegah masuknya virus, menghambat replikasi, dan mencegah virus berkembang biak,
"Namun, untuk dosis dari lima kombinasi obat belum bisa dipaparkan kami karena masih menunggu rekomendasi dari tim peneliti," katanya.
Karenanya meski ini merupakan awal yang baik dalam penemuan obat covid-19, akan tetapi sebaiknya masyarakat jangan pernah melakukan uji coba sendiri kombinasi lima obat tersebut.
Seperti dikutip dari Medical Daily, sebuah penelitian di Belanda menunjukkan bahwa kombinasi dua jenis obat yang dikonsumsi bersama-sama dapat memicu peningkatan risiko perdarahan gastrointestinal.
Oleh karena itu, penggunaan obat-obatan sebaiknya disertai dengan resep dokter untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Obat Covid-19 akan dipasarkan bulan Agustus
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengungkapkan, pemerintah sedang membuat obat corona atau Covid-19.
Dia mengatakan, hasil penelitian terhadap obat corona ini nantinya paling lambat awal Agustus 2020 sudah bisa keluar.
"Mudah-mudahan nanti paling lama akhir Juli atau awal Agustus itu sudah keluar hasilnya," ujarnya saat teleconference di Jakarta, Sabtu (16/5/2020).
"Memang bukan yang sintetis, sintetis nanti kan harus pakai resep dokter. Mohon maaf kalau bisa misalkan seperti Panadol yang bisa dibeli di warung, di toko-toko, dan tidak perlu pakai resep," kata Rudiantara.
Kendati demikian, meski obat corona nantinya sudah ada juga tidak menghilangkan kemungkinan orang terkena virus tersebut, kecuali sudah ada vaksin.
"Kecuali sudah ada vaksin dan waktunya dikatakan tahun 2021, itupun kemudian akhir tahun. Artinya apa? Selama rentang waktu yang kosong itu, cari cara lain ini," ujarnya.
Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan kemungkinan virus Corona (covid-19) tidak akan pernah punah atau hilang dan penduduk dunia harus belajar untuk berdamai dengannya.
"Virus ini kemungkinan hanya menjadi endemi dalam masyarakat kita, dan virus ini kemungkinan tidak akan pernah hilang," ujar Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan.
"Layaknya HIV belum juga hilang--tapi kita telah menerima dan berdamai dengan virus itu," ucap Ryan.
Virus Corona pertama kali muncul di Wuhan, China akhir tahun lalu dan hingga kini telah menjangkiti lebih dari 4.200.000 orang dan memakan korban jiwa hampir 300.000 orang di seluruh dunia.