Lewat Pencak Silat, Popsri Ingin Lestarikan Budaya Sumsel dan Cetak Atlet Profesional
Seiring berjalannya waktu, Popsri juga mulai mencetak atlet profesional yang diproyeksikan pada kompetisi pencak silat tingkat daerah dan nasional.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Weni Wahyuny
"Inilah jurus-jurus yang kita asah terus, selain untui meningkatkan kemampuan, juga agar anak muda mengenal budaya kita," kata Azhari.
Latihan para anggota Popsri juga dipimpin Raden Arifin yang juga merupakan atlet pencak silat nasional di tahun 1979.
• Fakta Pasien Positif Corona asal Palembang Kabur ke Empat Lawang saat akan Diisolasi di Rumah Sakit
• Sukarami Hampir Tembus 90 Terkonfirmasi Positif Covid-19, Update Corona di Palembang 13 Juni Pagi
Pengalaman Arifin juga turut disalurkan kepada para anak-anak muda yang berlatih pencak silat ini.
"Prinsip dasarnya kalau ingin pandai pencak silat, harus disiplin dan patuh pada pelatih, itu dulu. Selanjutnya, latihan tetap intens dengan tetap memperhatikan protokol Covid-19," jelas Arifin.
Seorang anggota Popsri yang masih berusia 9 tahun, Atiyah Raihana mengaku telah tiga tahun bergabung dengan Popsri.
Bocah perempuan kelas III sekolah dasar (SD) ini tampak mahir memperagakan jurus-jurus dalam pencak silat dan memainkan beberapa jenis senjata.
"Ingin jadi atlet pencak silat," kata Atiyah yang kalem ini.
Tak hanya Atiyah, anggota Popsri lainnya juga menunjukkan kebolehan seni bela diri.
