Lewat Pencak Silat, Popsri Ingin Lestarikan Budaya Sumsel dan Cetak Atlet Profesional

Seiring berjalannya waktu, Popsri juga mulai mencetak atlet profesional yang diproyeksikan pada kompetisi pencak silat tingkat daerah dan nasional.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM/AGUNG DWIPAYANA
Popsri saat gelar latihan 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Dalam rangka melestarikan salah kebudayaan daerah sekaligus mencetak atlet beladiri profesional, Perguruan Olahraga Pencak Silat Sriwijaya (Popsri) rutin menggelar latihan meki di masa pandemi saat ini.

Pembina Popsri, Kgs Azhari menerangkan, Popsri dibentuk oleh almarhum Kgs Zainuddin Ahmad Rajo pada tahun 1971.

Saat awal dibentuk, Popsri bertujuan melestarikan budaya khususnya di bidang seni bela diri.

"Bela diri yang kita lestarikan saat ini adalah pencak silat asli Sumsel yang tanpa mengadopsi seni bela diri dari manapun," kata Kgs Azhari di sela-sela latihan anggota Popsri di RT 18, Kelurahan 26 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil, Sabtu (13/6/2020).

Kabar Gembira, Prabumulih Zero Covid-19 setelah 2 Pasien Positif Corona Menyusul Sembuh

Seiring berjalannya waktu, Popsri juga mulai mencetak atlet profesional yang diproyeksikan pada kompetisi pencak silat tingkat daerah dan nasional.

Hingga kini pun, Popsri telah beranggotakan 300 orang yang berasal dari berbagai latar belakang status sosial, pendidikan dan pekerjaan di Palembang dan daerah kabupaten lainnya.

"Namun yang aktif di Palembang saat ini ada 25 orang. Karena kebanyakan anggota Popsri ada yang bekerja, ada yang berbisnis, ada kesibukan masing-masing. Sementara yang rutin berlatih saat ini rata-rata usia muda yang sedang libur sekolah," terang Azhari.

Muratara Zero Covid-19 setelah Semua Pasien Sembuh dan Pulang, Rumah Sehat Disemprot Disinfektan

Jika sebelum pandemi Covid-19, Popsri menggelar latihan tiga kali dalam seminggu.

Bahkan bisa empat kali jika akan mempersiapkan jelang keikutsertaan kompetisi.

"Kalau saat ini kita hanya latihan sekali seminggu pada akhir pekan," ujar Azhari yang juga Sekretaris Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Palembang ini.

Dalam rangka mencetak pesilat profesional, Popsri berpedoman pada IPSI dalam hal prestasi dan seni.

Dalam hal prestasi, ada beberapa jurus yang terus dipelajari dan ditekuni oleh Popsri, yakni jurus tunggal, jurus ganda dan jurus beregu.

"Kalau di Popsri, kami ada jurus-jurus seperti jurus harimau menyusui anak, ikan hiu merusak pukat dan siamang bejuntai," papar Azhari.

Lalu ada pula jurus yang menggunakan senjata seperti cabang, pisau, golok dan pedang.

Jurus-jurus yang menggunakan senjata tersebut yakni jurus bumi menusuk langit, besi menghantam gunung, jurus pedang dua jenderal mabok naga bersarung dan lain-lain.

"Inilah jurus-jurus yang kita asah terus, selain untui meningkatkan kemampuan, juga agar anak muda mengenal budaya kita," kata Azhari.

Latihan para anggota Popsri juga dipimpin Raden Arifin yang juga merupakan atlet pencak silat nasional di tahun 1979.

Fakta Pasien Positif Corona asal Palembang Kabur ke Empat Lawang saat akan Diisolasi di Rumah Sakit

Sukarami Hampir Tembus 90 Terkonfirmasi Positif Covid-19, Update Corona di Palembang 13 Juni Pagi

Pengalaman Arifin juga turut disalurkan kepada para anak-anak muda yang berlatih pencak silat ini.

"Prinsip dasarnya kalau ingin pandai pencak silat, harus disiplin dan patuh pada pelatih, itu dulu. Selanjutnya, latihan tetap intens dengan tetap memperhatikan protokol Covid-19," jelas Arifin.

Seorang anggota Popsri yang masih berusia 9 tahun, Atiyah Raihana mengaku telah tiga tahun bergabung dengan Popsri.

Bocah perempuan kelas III sekolah dasar (SD) ini tampak mahir memperagakan jurus-jurus dalam pencak silat dan memainkan beberapa jenis senjata.

"Ingin jadi atlet pencak silat," kata Atiyah yang kalem ini.

Tak hanya Atiyah, anggota Popsri lainnya juga menunjukkan kebolehan seni bela diri.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved