Keluarga Nekat Dobrak RS Ambil Paksa Jenazah PDP Corona: Kita Mau Bawa Pulang, Berujung Ricuh

Untuk dapat disemayamkan di rumah keluarganya, mereka nekat mengambil paksa jenazah PDP.

Capture YouTube iNews
Berujung kericuhan, keluarga PDP Corona di Manado mengambil paksa jenazah dari RS Pancaran Kasih, Senin (1/6/2020). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Senin (1/6/2020), keluarga pasien dalam pengawasan (PDP) Virus Corona (Covid-19) mengambil paksa jenazah pasien tersebut dari Rumah Sakit Pancaran Kasih Manado, Sulawesi Utara.

Keluarga dan warga setempat mendobrak masuk ruang jenazah rumah sakit tersebut dilansir Tribunwow.com.

Untuk dapat disemayamkan di rumah keluarganya, mereka nekat mengambil paksa jenazah PDP.

Wati Wahid, istri almarhum PDP Corona, geram dan mengambil paksa jenazah suaminya dari RS Pancaran Kasih, Manado, Senin (1/6/2020).
Wati Wahid, istri almarhum PDP Corona, geram dan mengambil paksa jenazah suaminya dari RS Pancaran Kasih, Manado, Senin (1/6/2020). (Capture YouTube iNews)

Personel polisi kemudian berupaya membubarkan paksa massa yang membuat kericuhan di depan rumah sakit.

Menurut keterangan istri almarhum, Wati Wahid, mulanya terdapat kebingungan lantaran pasien tersebut sebelumnya sempat dinyatakan nonreaktif.

Namun pasien tersebut diminta agar dipindah ke ruang isolasi dan menjalani karantina 14 hari.

"Kita tidak mau," kata Wati Wahid dengan nada tinggi, seperti yang tampak dalam tayangan iNews, Selasa (2/6/2020).

Sebelumnya ia juga menolak suaminya dipindah di ruang isolasi.

"Kita sudah rapid, hasil negatif. Kenapa ditaruh di atas (ruang isolasi)?" tanya Wati.

Wati Wahid dan anggota keluarga lainnya kemudian nekat membawa pulang jenazah tersebut.

"Kita mau bawa pulang, itu tim penjemput sudah ada di rumah sakit," lanjutnya masih dengan raut wajah geram.

Meskipun begitu, pada Senin (1/6/2020) malam pihak rumah sakit mengumumkan pasien tersebut sempat mengalami gejala pneumonia dan tidak sadarkan diri sehingga memenuhi syarat untuk dimakamkan sesuai protokol kesehatan.

Direktur RS Pancaran Kasih Frangky Kambey menjelaskan proses pemeriksaan yang sebelumnya dilakukan terhadap pasien.

"Untuk menentukan pasien ini Covid-19, dia harus melakukan pemeriksaan PCR dan harus positif," papar Frangky Kambey.

"Dalam hal ini, pasien ini kita diagnosa sebagai PDP Covid-19," lanjut dia.

Frangky membenarkan penanganan jenazah PDP Covid-19 harus mengikuti standar tertentu.

"Untuk protokol yang digunakan adalah harus protokol penanganan jenazah Covid-19," papar Frangky.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Manado Sanil Marentek mengonfirmasi kericuhan tersebut.

Ia menyebutkan keluarga tidak terima jika jenazah dinyatakan sebagai PDP dan harus dimakamkan dengan protokol kesehatan.

"Keluarga tidak menerima pasien dinyatakan PDP, kemudian akan dilakukan pemakaman secara protap Covid-19," kata Sanil Marentek.

"Jadi kemarin terjadi sedikit kericuhan di RS Pancaran Kasih," lanjutnya.

Ia menyebutkan pasien tersebut tengah menunggu hasil PCR sebelum akhirnya meninggal dunia.

Oleh karena itu, pasien ini dinyatakan sebagai PDP Covid-19.

"Pasien yang meninggal tersebut reaktif untuk rapid dan sementara dilakukan pemeriksaan PCR," jelas Sanil.

"Jadi sementara terkonfirmasi untuk pasien tersebut adalah PDP," katanya.

Lihat videonya mulai dari awal:

Viral Wanita Diseret Petugas Ber-APD, Berusaha Pertahankan Jenazah PDP

Sebuah video yang menunjukkan seorang wanita diseret petugas berhazmat menjadi viral di media sosial.

Dilansir TribunWow.com, para petugas yang mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) lengkap itu juga sempat terlibat adu mulut dengan wanita tersebut.

Terungkap kemudian peristiwa itu terjadi di Rumah Sakit Siloam, Makassar, Sulawesi Selatan pada Kamis (28/5/2020).

Dalam video yang ditayangkan ulang kanal YouTube Tribun Jateng, tampak dua orang wanita berdiri di depan pintu sebuah ruangan rumah sakit.

Di hadapannya terdapat tiga orang petugas yang memakai APD lengkap.

Seorang wanita yang mengenakan kerudung hitam mengaku sebagai istri dari seorang pria yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) Virus Corona (Covid-19).

Para petugas hendak mengambil jenazah suaminya yang baru saja meninggal dunia tersebut.

Namun wanita ini bersikeras agar dapat mempertahankan jenazah suaminya lantaran sanak saudara yang lain belum dapat bertemu.

Seperti diketahui, terdapat protokol kesehatan khusus bagi jenazah pasien Covid-19.

Jenazah harus dibungkus dengan rapat dan tidak boleh dimandikan atau disentuh tanpa APD.

"Jangan ambil suamiku, jangan dulu," seru wanita tersebut.

Seorang wanita lain yang berkerudung merah turut meminta hal yang sama.

"Tunggu dulu," kata wanita yang diduga merupakan keluarga pasien tersebut.

Ia berusaha meminta kelonggaran waktu agar keluarganya dapat datang untuk menemui suaminya.

"Kenapa tidak mengerti?" tanya wanita pertama.

"Saya belum tanda tangan," lanjut dia.

Seorang petugas menjelaskan jenazah pasien tersebut akan segera diambil dari rumah sakit agar dapat segera dimulai proses pemulasaraan.

Namun wanita ini semakin tidak terima.

"Makanya, jangan diambil dulu, Pak. Buat apa sih koordinasi-koordinasi?" tanyanya dengan nada tinggi.

Ketiga petugas itu kemudian mundur.

Melihat hal itu, kedua wanita tersebut langsung berlari ke dalam ruangan.

Kemudian para petugas tersebut kembali ke depan pintu ruangan untuk mendesak anggota keluarga pasien tersebut menyingkir.

Adu mulut terjadi sebelum wanita yang mempertahankan jenazah suaminya yang PDP Covid-19 diseret petugas ber-APD, Kamis (28/5/2020).
Adu mulut terjadi sebelum wanita yang mempertahankan jenazah suaminya yang PDP Covid-19 diseret petugas ber-APD, Kamis (28/5/2020). (Capture Youtube Tribun Jateng)

Wanita yang mengaku sebagai istri pasien menolak dengan tegas.

"Tidak!" serunya.

Adu mulut sempat terjadi di antara kedua belah pihak.

Wanita itu masih menolak menyerahkan jenazah suaminya.

Seorang wanita lain yang diduga merupakan anggota keluarga turut menghalangi petugas Satgas Covid-19 tersebut.

"Jangan kasih," seru sang istri.

Seorang petugas hendak menarik wanita tersebut agar tidak menghalangi pintu masuk.

Namun wanita itu tidak mau disentuh dan menampar tangan petugas.

Akhirnya dua orang petugas menarik paksa wanita itu.

Ia sampai terseret di lantai cukup jauh dari depan pintu masuk.

Sementara sang wanita menjerit-jerit dan meminta tolong.

Seorang petugas menyebutkan tidak bermaksud menyeret istri pasien itu, tetapi hanya memindahkannya.

"Tunggu kakakku," seru istri pasien yang diduga tengah hamil. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Berujung Ricuh, Keluarga Nekat Dobrak RS Ambil Paksa Jenazah PDP Corona: Kita Mau Bawa Pulang, https://wow.tribunnews.com/2020/06/03/berujung-ricuh-keluarga-nekat-dobrak-rs-ambil-paksa-jenazah-pdp-corona-kita-mau-bawa-pulang?page=all.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved