Doni Monardo hingga Menkes Terawan Justru Sanjung Risma Saat Surabaya Jadi Zona Hitam Covid-19
Namun, terungkapnya penyebab tersebut justru menuai sanjungan bagi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
“Luar biasa, semangatnya dengan keterbatasan (peralatan) itu luar biasa.
Kalau mungkin orang lain boleh menilai lain, (tapi) kalau saya lihat luar biasa,” aku Terawan.
Meski demikian, Terawan tetap mengingatkan jajaran Pemkot Surabaya untuk tidak kendor.
Sebab, penanganan masih harus terus dilakukan.
Selain itu, kasus Covid-19 di Surabaya sejauh ini memang masih membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat.

Dalam kesempatan tersebut, Risma mengatakan bahwa peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 di Surabaya terjadi karena saat ini pihaknya terus gencar melakukan penanganan.
Risma membeberkan bahwa ia beserta jajarannya terus melakukan rapid test serta swab test massal di beberapa lokasi yang dinilai berpotensi.
Saat Covid-19 pertama kali muncul di awal maret 2020 lalu, Risma mengaku kesulitan melakukan rapid test maupun swab test karena keterbatasan alat.
Keterlambatan dalam penanganan di awal pandemi tersebut, menurut Risma, menjadi penyebab kasus Covid-19 di Surabaya menjadi tinggi.
Namun, kini Risma telah mendapatkan banyak bantuan peralatan dari Kemenkes, BIN, serta BNPB untuk melakukan tes pada masyarakat dalam wilayah yang berpotensi ada penyebaran Covid-19.
Tes massal ini dilakukan di sejumlah tempat, baik di jalan raya, di perkampungan, maupun tempat ibadah.
“Jadi kami lakukan rapid test massal di beberapa tempat.
Kadang lokasinya di sepanjang jalan, kadang pula di masjid dan sebagainya.
Sampai hari ini rapid test kurang lebih sebanyak 27 ribu orang,” tutur Risma.
Menanggapi hal tersebut, Terawan tak memungkiri bahwa ketersedian alat tersebut saat ini tengah diburu di seluruh dunia.