New Normal
New Normal di Palembang, Ahli Mikrobiologi : Jangan Patuh-patuh Amat Dengan WHO
Menurutnya, pendemi yang berlangsung lama bisa diatasi dengan Perubahan Perilaku atau budaya. Sebab new normal life merupakan transformasi budaya
Penulis: Linda Trisnawati |
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini sedang bersiap-siap untuk menuju new normal life.
Apakah Sumsel siap new normal life?
Jubir Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan (Sumsel) Prof Yuwono mengatakan, bahwa new normal life itu adalah budaya.
"Kalau sebelumnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) itu aksi atau program aktif maka new life ini budaya," kata Prof Yuwono saya Live Talk Sumsel Virtual Fest 2020 yang diadakan Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post, Jumat (29/5/3020).
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa jangan patuh-patuh amat terhadap WHO.
Akan lebih baik mengacu pada kearifan lokal.
Sebab disetiap daerah di Indonesia ini berbeda-beda.
"Lanjutkan kehidupan dengan kearifan lokal, sesuai dengan ciri khas kita. Kalau untuk mengubah itu yang perlu disediakan edukasi. Setelah paham dia akan sadar, setelah itu akan ambil sikap dan tindakan," katanya.
Menurutnya, pendemi yang berlangsung lama bisa diatasi dengan Perubahan Perilaku atau budaya.
Sebab new normal life merupakan transformasi budaya tidak sehat menuju budaya sehat.
Masa transisi budaya ini rata-rata butuh waktu sekitar tiga bulan.
Prof Yuwono pun menjelaskan, bahwa ada beberapa syarat untuk menerapkan new normal life seperti bahwa Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota bisa membuktikan transmisi bisa dikendalikan.
Contoh angka penularanya (RO) yang tadinya 1 banding 2-3, nah kalau RO dibawah 1 banding 1 maka akan turun.
Lalu sistem kesehatan tersedia untuk mengidentifikasi, menguji, mensosialisasikan, melacak kontak, dan mengkarantina pasien. Untuk hasil sampel harus cepat jangan lambat sampai 15 hari.
Kemudian, risiko penularan sudah terkendali, langkah pencegahan di lingkungan kerja, mencegah kasus impor virus dan mengimbau masyarakat agar turut berpartisipasi dan terlibat menuju new normal life.
"Nggak selamanya kita pakai masker, menerapkan sosial distancing. Yang paling penting itu personal higenis, sanitasi bersih, jaga imunitas dan berfikir positif. Namun harus dibangun jangan hanya sekali ini saja," pesannya.