Berita Muratara

Tak Tersentuh Pemerintah, Akses Jalan Penghubung Desa di Muratara Rusak

Desa di bagian hilir Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) sering terisolir.

Penulis: Rahmat Aizullah |
Tribunsumsel
Jalan penghubung antar desa di Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Muratara berlumpur. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Desa di bagian hilir Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) sering terisolir.

Masyarakat sulit keluar masuk desa lantaran akses jalan antar desa yang masih tanah merah itu kerap berlumpur.

Apalagi saat musim penghujan tiba, kendaraan baik roda dua maupun roda empat sulit melintas.

Salah satu jalan yang rusak parah adalah akses penghubung antara Desa Ketapat Bening dengan Desa Pauh dan Pauh I.

Alam, warga Desa Pauh I menuturkan, ada beberapa titik jalan yang rusak parah menuju desanya itu.

"Yang parah itu ada tiga titik, sebelum jembatan Ampalau, rompok Sungai Terentang sama pas mau masuk jalan besar," kata Alam, Rabu (27/5/2020).

Bagi pengendara yang nekat melewati jalan tersebut, maka kendaraannya akan terjebak dalam kubangan lumpur.

Bahkan tidak jarang warga terpaksa 'menginap' di lokasi jalan berlumpur tersebut karena kendaraannya terjebak.

"Kalau mobil biasa, bukan mobil double cabin susah untuk lewat, karena lumpurnya itu cukup dalam," kata dia.

Alam menceritakan, ia pernah menginap di jalan itu karena menunggu bantuan alat berat untuk menarik mobil yang terjebak.

Sebab jika ada satu kendaraan yang terjebak di lumpur, maka kendaraan lain tidak bisa melintas.

Warga harus saling tolong untuk mendorong mobil yang terjebak agar keluar dari kubangan lumpur.

"Kadang kami saling tolong dorong mobil, muka sampai disembur lumpur, baju kotor semua," cerita Alam.

Seman, sopir travel yang sering melewati jalan berlumpur itu mengaku, kendaraan tidak bisa lewat jika jalan diguyur hujan cukup lama.

Mobil travel baik dari desa hendak ke ibukota kabupaten maupun sebaliknya tidak bisa melintas.

"Waktu paginya masih bisa lewat, ternyata siangnya hujan, pas saya mau balik ke desa, saya pikir bisa lewat kan, tapi mobil saya tidak bisa bergerak.

Akhirnya tidur di jalan, besoknya baru minta bantuan alat berat untuk ditarik, penumpang saya ada yang dijemput keluarganya, ada yang ikut nginap juga," cerita Seman.

Jalan berlumpur itu terdapat di beberapa titik dengan kerusakan cukup berpariasi, mulai dari rusak ringan hingga rusak sangat parah.

Seman berharap, pemerintah segera membangun jalan yang rusak parah tersebut, agar bisa dilewati saat musim hujan.

"Kalau kondisinya seperti ini terus tentunya perekonomian masyarakat jadi terganggu, harga barang juga jadi mahal," ujarnya.

Kepala Desa Pauh I, Juherman membenarkan jika musim penghujan desanya kerap terisolir karena kendaraan tak bisa keluar masuk desa.

"Iya, kalau musim penghujan, desa kami dan beberapa desa lainnya terisolir, karena akses jalannya tidak bisa dilewati," katanya.

Menurut dia, akses jalan penghubung antar desa yang rusak parah tersebut akan dibangun oleh Pemkab Muratara pada tahun ini.

Pihaknya sudah mengusulkan agar Pemkab Muratara mengutamakan perbaikan jalan yang rusak parah terlebih dahulu.

"Kami sudah usul, kalau anggaran terbatas, usahakan titik-titik yang parah dulu. Lebih baik lagi kalau anggaran cukup dibangun semua," katanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved