PSBB Palembang

Jelang PSBB Palembang, Pasar 16 Ilir Dipadati Pedagang dan Pembeli Pakaian Lebaran

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Palembang rencananya akan diterapkan pada H+2 Idul Fitri

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ Shinta Dwi Anggraini
Terlihat di Pasar 16 Ilir Palembang sangat ramai oleh pembeli dan pedagang baju lebaran, Senin (18/5/2020). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Palembang rencananya akan diterapkan pada H+2 Idul Fitri.

Sepekan jelang PSBB, aktivitas masyarakat di luar rumah malah semakin meningkat.

Terlihat di Pasar 16 Ilir Palembang sangat ramai oleh pembeli dan pedagang baju lebaran, Senin (18/5/2020).

Hasna (45 tahun), seorang warga yang ditemui di pasar 16 Ilir mengatakan, meski merasa sedikit takut namun ia tetap memberanikan diri berbelanja ke pasar tradisional terbesar di Palembang ini.

Sebab ia merasa tidak tega bila melihat tiga orang anaknya yang masih dibawah usia 8 tahun tidak berlebaran dengan baju baru.

"Tapi kan saya ke pasarnya juga pakai masker. Pakai juga sarung tangan plastik. Saya rasa itu cukup sebagai pelindung diri," ujarnya.

Tak hanya Hasna, ribuan masyarakat yang juga dengan menggunakan masker, juga terlihat berdesak-desakan memadati sudut demi sudut di pasar 16 Ilir.

Tak hanya pedagang pakaian yang menjadi tujuan warga, namun pedagang kue kering juga terlihat sibuk melayani pembeli.

Dengan kepadatan yang terjadi, sangat sulit untuk menerapkan physical distancing (jaga jarak fisik) di pasar ini.

Bahkan arus lalulintas juga terlihat dengan banyaknya warga yang datang ke pasar menggunakan kendaraan pribadi.

Ditambah lagi para supir angkot yang memarkirkan kendaraannya di bahu jalan sembari menunggu penumpang.

Ujang, seorang pedagang pakaian anak di Jalan Tengkuruk pasar 16 Ilir mengatakan, meskipun terlihat ramai, nyatanya omzet dagangannya mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.

"Ya karena lagi banyak Corona, jadi omzet kami turun. Bisa balik modal saja, sudah sukur rasanya," ucap dia.

Dikatakan Ujang, ia sebenarnya mengaku takut dengan pandemi yang terjadi saat ini.

Namun tuntutan ekonomi mengharuskan ayah 6 orang anak ini tetap nekat berjualan di tengah penyebaran virus corona yang masih terjadi.

"Orang-orang juga tidak bisa menyalahkan kami sebagai pedagang. Kami kan butuh makan. Kalau kami tutup, siapa yang mau kasih kami uang. Anak-anak saya masih sekolah," ujarnya.

Untuk itu Ujang berharap agar Pandemi ini segera berakhir.

"Kami juga berharap ada jalan keluar dari pemerintah. Bagaimana nasib kami pedagang kecil ini. Susah betul sekarang cari uang," ungkapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved