PLN Persilakan Pelanggan Komplain Apabila Tagihan Listrik Tidak Sesuai Pemakaian
Daryono juga memastikan, besaran tagihan listrik itu sesuai data real di lapangan dan masyarakat bisa mengecek kwh meter dirumah masing- masing
Penulis: Arief Basuki Rohekan | Editor: Wawan Perdana
"Kalau tagihannya tidak sesuai maka bisa komplain ke PLN, kalau ada kesalahan kami akan koreksi dan kami tidak akan bermain dengan stan kwh meter, karena ini berada di rumah masing- masing," bebernya.
"Total pelanggan kita yang ada di Sumsel kurang lebih 652 ribu pelanggan untuk rumah tangga 450Va (343 ribu pelanggan) dan 900Va subsidi. Jadi anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk gratis dan diskon ini bagi pelanggan Sumsel sekitar Rp 35,8 M per bulannya," jelasnya.
Sedangkan untuk seluruh wilayah kerja PLN WS2JB yang meliputi provinsi Sumsel, Jambi dan Bengkulu total pelanggan yang dapat gratis listrik dan diskon sekitar 1 juta pelanggan.
"Kalau nilainya, kurang lebih yang harus kita tanggung itu sekitar Rp 45,8 M per bulan," tandasnya.
Diungkapkan Daryono, total pelanggan 450Va yang ada di wilayah WS2JB sekitar 582.500an, dan rata-rata pelanggan ini dipedesaan, meski tak dipungkiri di perkotaaan juga masih banyak.
Sementara Asisten II pemprov Sumsel Yohanes H Toruan berharap adanya diskresi dari pihak PLN dimasa pandemi covid saat ini, mengingat adanya pengaruh corona ini menjadi daya beli masyarakat Sumsel menurun dan sekarang komplain karena pendapatan tidak sesuai.
Apalagi pihaknya saat ini menggunakan komplek Jakabaring dan beberapa venue wisma atlet itu jadi posko rumah sehat yang pembiayaan listriknya tentu menjadi beban, sehingga PT GSC minta keringanan, disamping pihaknya memahami jika PLN juga tergantung dengan aturan dan pegangan selama ini pelanggan 450Va dan 900 Va subsidi yang dapat stimulus.
"Harusnya dipikirkan ada diskresi yang diambil, apakah mungkin diambil perwilayah, karena permasalahan di daerah berbeda-beda, seperti di Wisma Atlit untuk penanganan masyarakat yang disinyalir pengidap OPD, kalau akut (positif) ke umah sakit dan disana (wisma atlet) gratis, dan pemerintah akan habis dana juga, karena tidak tahu kapan berakhir pandemi covid-19 ini," harapnya.