Partai Nasdem Bereaksi Soal Sogokan 1 Miliar ke Siswi SMP Gresik yang Dihamili Pria 50 Tahun
Dia kembali menawarkan sejumlah uang yang nilainya fantastis agar laporan korban di kantor polisi dicabut. Apalagi terduga pelaku belum dilakukan pema
TRIBUNSUMSEL.COM, GRESIK - Berbuntut panjang upaya sogokan uang Rp 1 miliar kepada siswi SMP Gresik yang dihamili pria berusia 50 tahun.
Harus berurusan dengan Partai Nasdem yang menaunginya, Nur Hudi, anggota DPRD Gresik yang mencoba menyogok keluarga siswi SMP Gresik itu.
Posko laporan masalah ini dibuka oleh DPD Partai Nasdem Gresik.
Posko ini dibuka selama lima hari di kantor DPD Partai Nasdem di Jalan Veteran, Kecamatan Kebomas.
Tujuannya, untuk menggali informasi dari pihak korban terkait dugaan keterlibatan anggota DPRD Gresik dari Fraksi NasDem.
"Kita minta keterangan dari pihak korban sebelum memanggil Nur Hudi Didin Ariyanto," ujar Sekretaris DPD Partai NasDem Gresik, Musa, Senin (11/5/2020).
Diharapkan posko laporan itu akan mendapat keterangan, informasi pendukung hingga bukti fisik lainnya.
Setelah lima hari posko dibuka, baru Nur Hudi akan dipanggil oleh Partai NasDem.
"Sesuai instruksi DPW dan kesepakatan internal partai,” tegasnya.
Musa berharap pihak korban mau datang ke posko laporan untuk menyampaikan sejauh mana keterlibatan kadernya tersebut.
Terkait hal ini, Nur Hudi menyebut apa yang dia lakukan adalah upaya baik kepada korban MD yang masih duduk di kelas VIII SMP itu maupun terduga pelaku SG (50) itu. Nur mengaku hanya menawarkan jalan tengah.
"Insaallah dalam bulan ini akan saya jelaskan semua kronologi ke partai NasDem," ucapnya kepada Surya, Selasa (12/5/2020).
Menurutnya, yang terjadi di masyarakat terkait pemberitaan dirinya berusaha 'menyogok' keluarga korban dengan uang itu adalah salah paham.
"Demi Allah saya berniat baik untuk kedua belah pihak ,kok malah salah paham," kata Nur.
Sogokan Rp 1 Miliar

Nur Hudi nekat mendatangi rumah MD untuk memuluskan niatnya mendamaian korban dan pelaku.
Hal ini diakui C (inisial), kakak korban. C menyebut, rumahnya kembali didatangi oleh anggota DPRD Gresik, Nur Hudi pada Jumat (1/5/2020) siang.
Nur Hudi menemui ibu MD, IS (49). Duduk di ruang tamu beralaskan tikar karena tidak memiliki kursi dan meja.
Dia kembali menawarkan sejumlah uang yang nilainya fantastis agar laporan korban di kantor polisi dicabut. Apalagi terduga pelaku belum dilakukan pemanggilan sejak laporan pertama kali dibuat dua pekan lalu.
"Pak Nur Hudi ke rumah saya sendiri menemui ibu. Malah di naikkan 1 Miliar kalo ibu mau langsung adik saya di ajak ke notaris katanya. Itu uang dari pelaku katanya tapi lewat pak Nur Hudi niatnya memberi solusi bilangnya gitu," ucap C kepada Surya, Senin (11/5/2020).
Ini bukan kali pertama Nur, mencoba agar kasus yang menimpa MD itu diselesaikan secara kekeluargaan.
Saat itu, lanjut C, Nur siap membantu uang Rp 500 juta kepada keluarga korban untuk dibikinkan rumah.
Apalagi rumah kontrakan yang ditinggali MD kondisinya memprihatinkan. Namun, tawaran itu ditolak dan Nur mencoba menghubungi pihak keluarga MD seperti pakde untuk mau menyelesaikan kasus ini secara damai dan keluarga.
Usaha Nur ini sia-sia, upayanya agar terduga pelaku SG (51) dan korbannya siswi SMP yang saat ini tengah hamil 7 bulan untuk damai gagal. Karena keluarga korban bersikeras tetap ingin kasus ini berjalan dan terduga pelaku segera cepat ditangkap oleh Polisi.
Lalu, apa motif Nur Hudi menyodok keluarga korban?
Dikonfirmasi terpisah, Nur Hudi tidak menampik adanya pertemuan dirinya dengan ibu korban.
Hal itu dilakukan anggota Fraksi Nasdem DPRD Gresik ini atas inisiatif sendiri karena solusi yang diberikannya diklaim lebih bijaksana.
”Semua ini karena bentuk keprihatinan saya terhadap keluarga Korban MD supaya punya rumah sendiri dan ada untuk masa depan bayinya.
Nur Hudi mengaku tidak disuruh oleh terduga pelaku.
"ini saya melancangi sendiri karena tidak di suruh tersangka menjanjikan seperti itu. Karena keluarga korban tidak setuju, saya juga tidak jadi menyampaikan ke keluarga tersangka," terang Nur.
Dikatakannya, terduga pelaku memiliki kemampuan finansial yang cukup.
Bahkan punya dua hektar tanah dan sawah.
SG sendiri merupakan tetangga dari korban.
Bahkan, diduga kuat terduga pelaku itu merupakan orang dekat dari Nur Hudi.
"Sebetulnya niat kuasa hukum korban itu baik untuk menegakan hukum pencabulan anak supaya perbuatan ini tidak terjadi di masyarakat kita. Beliau sudah benar tindakannya.
Tapi saya selaku wakil rakyat juga bertujuan yang sama membantu korban dari sisi sosial dan ekonomi, supaya nasib korban dan bayinya punya masa depan.
Dengan publikasi seperti ini di harapkan kita bisa memberikan pendidikan hukum kepada masyarakat kita," paparnya.
Disinggung uang yang rencananya akan diserahkan kepada korban sebagai bentuk kekeluargaan, Nur Hudi menyebut itu bukan uang pribadinya.
"Itu rencana tak mintakan tanahnya SG, kalau SG setuju dan korban setuju.
Kalau tidak setuju keduanya ya biarkan saja.
Kita hanya bantu carikan solusi saha untuk membantu ekonomi korban dan meringankan hukuman tersangka," kata pria yang disapa Ki Ageng ini.
Pihaknya mengaku menghormati proses yang berjalan dan tidak ikut campur. Bahkan saat ini sudah tidak ada lagi komunikasi kedua belah pihak, baik dengan tersangka atau korban.
"Kami pun tidak pernah menghalangi proses hukum yang berjalan atau lakukan loby-loby dengan pihak berwajib terkait masalah ini. Itulah penjelasan yang bisa saya berikan dan terima kasih kami sampaikan kepada teman teman media juga publik, hal seperti ini secara tidak langsung bisa menjadikan pelajaran yang berharga bagi kita semua,” paparnya.
Diketahui, hubungan Nur Hudi dengan Sugianto bukanlah saudara.
Bahkan saat SG dan keluarga menceritakan kejadian ini kepadanya di lokasi praktek sebagai Supranaturalis.
Penderitaan Korban
Diberitakan sebelumnya, MD dipaksa berzina selama 1 tahun termasuk di kandang ayam oleh tetangganya.
Kepada wartawan surya.co.id, bocah polos ini mengaku tak kuasa melawan SG (inisial), pria berusia 50 tahun yang memaksanya berzina enam kali selama kurun waktu Maret 2019 hingga April 2020.
Saat ditemui di kediamannya mengaku dalam posisi sulit.
Dilematis, karena terduga pelaku SG selalu mengancamnya.
"Selalu mengancam ibu saya akan dibunuh kalau menolak," kata siswi SMP itu, Jumat (1/5/2020).
MD tidak bisa menolak, karena rasa takutnya kehilangan ibunya IS (49) lebih besar.
Sebab, cita-citanya rajin bersekolah untuk membahagiakan ibunya yang merupakan satu-satunya orang tua yang tersisa.
Kedua kakaknya bekerja untuk membantu mewujudkan cita-citanya sebagai dokter.
Kakak pertama bekerja di bengkel, kakak keduanya bekerja sebagai penjaga warung.
Sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga.
Oleh sebab itu, dia bertahan menutupi aksi bejat selama ini hingga berbadan dua dengan usia kandungan 7 bulan.
Bahkan, saat akan berangkat ke sekolah MD melihat SG menatapnya dengan tatapan tajam di depan gapura desa.
SG memintanya untuk tutup mulut dengan diberi uang Rp 100 ribu kadang Rp 50 ribu.
Saat akan melampiaskan nafsunya, dia juga diberi obat berbentuk pil yang disebut sebagai obat anti hamil.
Saking takutnya sang ibu dibunuh, MD memilih bertahan bahkan saat usia kandungan tiga bulan.
Dia masih sekolah.
MD yang dikenal cerdas dan selalu mengikuti kegiatan sekolah ini masih ikut lomba lari saat di sekolah.
Bahkan ikut olahraga basket.
IS, tidak bisa menutupi kesedihannya, melihat anak ketiganya digagahi oleh saudaranya sendiri hingga berbadan dua.
Dia baru tahu anaknya hamil pada Rabu (22/4/2020) karena kebiasan anaknya yang memakai baju dengan ukuran besar dan menutupi perutnya dengan sarung.
Mendengar alasan putrinya itu, IS menolak sejumlah permintaan SG agar tidak melanjutkan kasus ini ke ranah hukum agar diselesaikan secara kekeluargaan.
Pria beristri dan memiliki dua anak itu telah datang ke rumahnya dan mengakui perbuatannya.
"Tanggung jawab dengan cara digugurkan kandungan saya tolak. Ini sudah dosa jangan ditambah dosa lagi. Saya minta pelaku ditangkap dan dihukum seberat-beratnya," ucap IS dengan nada kesal.
IS bersama ketiga anaknya itu tinggal di sebuah rumah kontrakan berharap aparat kepolisian bertindak tegas. Sebab, pelaku masih berkeliaran dan selalu mengirim pesan singkat ke keluarganya.
"Biar anak saya melahirkan, saya tidak mau menanggung dosa. Pelaku harus dihukum seberat-beratnya," pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kanit PPA Satreskrim Polres Gresik, Aipda Slamet Mujiono belum dapat berbicara banyak kapan terduga pelaku SG akan dipanggil.
"Masih proses, periksa saksi-saksi," terangnya.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Sogokan 1 Miliar ke Siswi SMP Gresik yang Dihamili Pria 50 Tahun Berbuntut, Partai Nasdem Bereaksi, https://surabaya.tribunnews.com/2020/05/12/sogokan-1-miliar-ke-siswi-smp-gresik-yang-dihamili-pria-50-tahun-berbuntut-partai-nasdem-bereaksi?page=all.
Penulis: Willy Abraham
Editor: Musahadah