Ambisi Mati-matian, Roy Kiyoshi Stres Berat, Pengacara Akhirnya Ungkap Alasan Roy Pakai Narkoba
Paranormal sekaligus presenter Roy Kiyoshi baru saja diciduk karena penyalahgunaan narkoba.Hasil tes urine Roy Kiyoshi menunjukkan bahwa lelaki ter
TRIBUNSUMSEL.COM -- Paranormal sekaligus presenter Roy Kiyoshi baru saja diciduk karena penyalahgunaan narkoba.
Hasil tes urine Roy Kiyoshi menunjukkan bahwa lelaki tersebut positif benzo.
Obat tersebut merupakan obat penenang yang digunakan untuk membantu dalam menenangkan pikiran dan melemaskan otot-otot yang digunakan dalam kondisi gangguan kecemasan, panik, obat penenang sebelum operasi, insomnia, otot tegang, kejang, sindrom ketergantungan alkohol.
Kuasa Hukum Roy Kiyoshi, Henry Indraguna, mengungkapkan bahwa alasan Roy Kiyoshi mengonsumsi narkoba karena stres harus di rumah saja karena wabah virus corona covid-19.
Hal ini dikuatkan dengan pengakutan dari rekan Roy Kiyoshi yakni Ichsan Akbar.
Dimana pekerjaan Roy Kiyoshi di salah satu acara program televisi mau tak mau juga harus dihentikan sementara karena wabah virus corona covid-19.
"Kerjaan gue sama dia sebelum masalah Roy yang kemarin ini emang kita lagi berhenti sejenak karena covid," ungkap Ichsan Akbar saat dikutip Grid.ID melalui video di channel YouTube Melaney Ricardo, Minggu (10/5/2020).
Namun, program tersebut mendadak hancur dan berhenti tayang ketika Roy Kiyoshi tak menjalani pekerjaannya secara profesional karena harus absen operasi plastik.
"Sementara kita lagi berusaha keras, dia itu punya ambisi karma bakti bisa sangat tinggi banget, gue sama dia selalu bilang 'ayo kita bikin share yang tinggi lagi seperti yang dulu," ungkap Ichsan Akbar.
Bahkan, Roy Kiyoshi tak setengah-setengah dalam menjalani pekerjaan dan berusaha keras memberikan yang terbaik agar program tersebut sukses.
"Dan gue sama dia tuh bener-bener total, dia syuting digantung mau, anaknya totalitas banget," ungkap Ichsan Akbar.
Sehingga, wabah covid-19 ini diduga membuat Roy Kiyoshi merasa sangat drop dan stres.
Usaha yang mati-matian sedang dilakukannya, justru harus lagi-lagi lumpuh dan berhenti di tengah jalan.
(*)
