Razia Masker Palembang

Tempat Karantina Warga Bandel Tak Pakai Masker Pindah ke Gedung Guru PGRI Palembang

Pemerintah kota (pemkot) Palembang memindahkan tempat karantina bagi warga yang terjaring razia masker

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ Shinta Dwi Anggraini
Persiapan kamar di gedung guru PGRI sebagai tempat baru karantina pelanggar yang terjaring razia masker di Palembang, Kamis (7/5/2020) 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Pemerintah kota (pemkot) Palembang memindahkan tempat karantina bagi warga yang terjaring razia masker.

Sebelumnya di asrama haji, kini para pelanggar akan menjalani karantina selama 1x24 jam di gedung guru PGRI.

Hal ini disampaikan Ketua bidang pencegahan dan penanganan covid-19 Palembang, Ahmad Zulinto, Kamis (7/5/2020).

"Secara resminya besok baru akan pindah. Dan hari ini tidak ada razia yang digelar karena kita sedang mengurus keperluan pindah tempat. Tapi besok razia akan kembali dilakukan hingga 5 hari ke depan," ujarnya.

Dikatakan Zulinto, pemindahan tersebut tidak terlepas dari stigma negatif di sebagian masyarakat yang menganggap asrama haji merupakan lokasi yang nyaman untuk mengedukasi
pelanggar masker.

Sehingga timbul keraguan apakah tindakan karantina dapat memberi efek jera bagi pelanggar.

Belum lagi beberapa waktu lalu, tersebar video seorang pelanggar masker yang memperlihatkan kondisi kamar tempat karantina.

Dalam video yang viral itu, pengambil video mengaku nyaman dengan fasilitas yang ia dapat di asrama haji.

"Tapikan video itu telah kita luruskan dan memang tidak ada kenyamanan seperti tersebut. Selain itu, kita juga mengambil langkah lain yakni dengan memindahkan lokasi karantina ke mess PGRI. Disini kamarnya lebih kecil, tidak ada AC dan hanya ada kipas angin kecil," ujarnya.

"Kamar mandi pun tempatnya terpisah dari kamar. Kami juga tidak menyediakan perlengkapan mandi seperti handuk, sabun dan lain sebagainya. Jadi bagi yang terjaring razia masker, silahkan menghubungi keluarganya untuk minta dibawakan perlengkapan itu," ujarnya.

Zulinto mengatakan, gedung guru PGRI menyediakan 30 kamar yang nantinya masing-masing kamar akan ditempati oleh 2 orang pelanggar razia masker.

Disini juga tersedia aula yang bisa digunakan selama seharian sebagai tempat edukasi bagi pelanggar.

"Meskipun tempatnya pindah, tapi secara teknis sama dari sebelumnya. Bagi warga yang terjaring razia, akan kita kumpulkan dulu di ruang aula untuk mendengar edukasi. Dan malam hari baru kita perbolehkan masuk ke kamar," ujarnya.

Menurut Zulinto, berpindahnya tempat karantina ke gedung guru PGRI dirasa cukup efektif.

Sebab bisa menekan angka biaya yang dirasa cukup tinggi selama menggunakan asrama haji sebagai tempat karantina.

Zulinto mengungkapkan, untuk biaya aula di asrama haji dalam sehari bisa menelan angka Rp 5 juta.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved