2 Juta Lebih Pekerja Kena PHK, Bahkan Ada yang Tak Dapat Pesangon, Tahun Ini Jadi May Day Terkelam

Tercatat sebanyak 84.926 perusahaan telah merumahkan para pekerjanya Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan per 20 April 2020.

KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Ilustrasi Peringatan Hari Buruh, May Day. 

"Dalam klaster-klaster pembahasannya, seperti klaster kemudahan investasi, klaster pengadaan lahan, justru melanggengkan industri-industri perkebunan dan ekstraktif di pedesaan. Ini akan mempersulit kehidupan para petani, buruh tani, dan orang-orang yang bekerja di pedesaan,” ujarnya.

Tiada Pesangon

Nasib tidak enak dialami oleh buruh di Jawa Timur saat peringatan hari buruh internasional.

Mansyur, buruh pabrik mesin industri dan konstruksi di Sidoarjo harus rela kena PHK dan tidak menerima pesangon.

Padahal ia sudah 13 tahun bekerja. Ia menghitung pesangon yang seharusnya didapatkannya sebesar lebih dari Rp 107 juta.

KORBAN PHK - Bertepatan dengan peringatan May Day (Hari Buruh Dunia), puluhan buruh PT KBS melakukan unjuk keprihatinan di halaman perusahaan tempat mereka bekerja di Jalan Halim Perdana Kusuma, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Jumat (1/5/2020). Para buruh mengaku telah di phk sepihak oleh pihak perusahaan dan meminta pemerintah untuk menindak perusahaan tersebut serta memperhatikan nasib mereka yang semakin terpuruk di tengah pandemi Covid-19. WARTA KOTA/NUR ICHSAN
KORBAN PHK - Bertepatan dengan peringatan May Day (Hari Buruh Dunia), puluhan buruh PT KBS melakukan unjuk keprihatinan di halaman perusahaan tempat mereka bekerja di Jalan Halim Perdana Kusuma, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Jumat (1/5/2020). Para buruh mengaku telah di phk sepihak oleh pihak perusahaan dan meminta pemerintah untuk menindak perusahaan tersebut serta memperhatikan nasib mereka yang semakin terpuruk di tengah pandemi Covid-19. WARTA KOTA/NUR ICHSAN (WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN)

"Hari Buruh tahun ini sangat jauh berbeda dibanding tahun kemarin. Masalahnya untuk tahun ini acara yang digelar pada 1 Mei agak berkurang. Dulu kan bisa tumpengan, menggelar acara tahlilan, sekarang tidak bisa, cuma bisa mengucapkan selamat May Day, karena keterbatasan PSBB," ujarnya.

Ketika dikabarkan bahwa dirinya kena PHK pun perasaan yang dialaminya campur aduk. Ia bingung harus kemana dan bagaimana, sementara tiga orang anaknya masih sekolah.

"Campur aduk, pusing. Tidur enggak bisa," ujarnya.

Ia mengatakan tengah mencari pekerjaan lain namun hal tersebut sulit dilakukan di tengah keterbatasan pergerakan karena PSBB.

"Saya untuk sementara masih fokus ini mendapat uang pesangon bergabung bersama anak-anak yang lain, memberi support sama teman-teman yang lain biar semangat terus, biar semangat untuk memperjuangkan hak-hak karyawan," ujar Mansyur.

Mansyur kini sehari-hari sibuk bersama istrinya merawat anak-anak, yang berusia 8 tahun, 5 tahun, dan 5 bulan, dan mengerjakan pekerjaan rumah.

Keluarganya kini mengandalkan uang tabungannya, namun ia memprediksi itu akan habis dalam satu bulan ke depan.

"Kemungkinan satu bulan ini saja, habis sudah. Setiap bulan bayar kontrakan, sepeda motor, lampu (listrik). Istri mau nggak mau harus menerima. Sangat sedih sekali, kita sebagai orang tua tidak punya baju baru dan yang lain (saat Lebaran) nggak masalah, cuma kita lihat anak istri sangat sedih," ujar Mansyur. (Tribun Network/dit/nas/wly)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul May Day Terkelam, Dua Juta Lebih Pekerja Kena PHK, Bahkan Ada yang Tak Dapat Pesangon, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/05/02/may-day-terkelam-dua-juta-lebih-pekerja-kena-phk-bahkan-ada-yang-tak-dapat-pesangon?page=all.

Editor: Dewi Agustina

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved