Bayar 500 Ribu Untuk Dua Kali Berhubungan Badan Tak Dituruti, Alasan Pria di Madura Bunuh PSK
Setelah di lokasi, tersangka sempat menawar tarif korban dan disepakati harga Rp 500 ribu untuk dua kali melakukan hubungan seksua
TRIBUNSUMSEL.COM, SURABAYA - Pria asal Madura ini kecewa bukan main ketika tawarannya untuk berhubungan badan dua kali tak dilayani oleh seorang PSK
Ahmad Junaidi Abdilah,pemuda 20 tahun asal Karangprao Laok Emong, Sampang, Madura dibuka identitasnya oleh polisi.
Junaidi adalah tersangka utama pembunuhan Ika Puspita Sari yang ditemukan tewas di lobi sevice lift lantai 8 Tower A Apartemen Puncak Permai, Rabu (23/4/2020).
Junaidi ditangkap sekitar lima jam dari laporan jasad korban yang ditemukan terkapar bersimbah darah oleh petugas keamanan apartemen.
Tak butuh waktu lama bagi polisi meringkus Junaidi yang teridentifikasi melalui rekaman CCTV seputar apartemen.
• Pernah Terjun di Dunia Politik, Profil Sirajuddin Mahmud yang Disebut Sudah Nikahi Zaskia Gotik
• Ahli Anjurkan Berbuka Puasa Makan Kurma Dulu Serta Jangan Campur Kolang Kaling Pakai Sirup
"Kami tangkap di kawasan Kecamatan Sawahan Surabaya di tempat kerjanya," kata Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho, Kamis (23/4/2020).
Setelah tertangkap, Junaidi pun tak berkutik dan mengakui perbuatannya.
Bahkan baju yang dikenakan tersangka identik dengan baju yang ada dalam rekaman CCTV apartemen.
Junaidi pun dibawa ke Mapolrestabes Surabaya untuk menjalani pemeriksaan.
Dari keterangan tersangka, ia nekat menghabisi nyawa korban karena tersinggung dan sakit hati setelah dihina tak mampu membayar tarif sewa layanan seks yang dibandrol korban di aplikasi mi chat.
"Awalnya tersangka dan korban mengenal melalui aplikasi media sosial. Selanjutnya berkomunikasi intens selama hampir sehari untuk melakukan transaksi jasa seks yang ditawarkan korban.
Setelah di lokasi, tersangka sempat menawar tarif korban dan disepakati harga Rp 500 ribu untuk dua kali melakukan hubungan seksual.
Ternyata, untuk dua kalinya, korban menolak dan sempat terjadi cek cok antara korban dan tersangka," beber Sandi.

Setelah cek cok, tersangka melihat ada sebuah pisau dapur milik korban yang kemudian digunakan untuk menghabisi nyawa korban dengan cara menggorok leher korban sebanyak tiga kali.
Sementara itu, Junaidi mengaku jika sering menggunakan aplikasi mi chat untuk sekedar melakukan transaksi seks.