Masker Kain Khas Palembang Banyak Diminati Pelanggan, Dijual Online
Saat wabah Covid-19 terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel) khususnya di Palembang, para pengusaha di Palembang tetap berupaya bertahan
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Prawira Maulana
Saat ini, Rumah Busana Tria sedang mengejar pembuatan pesanan masker yang berasal dari instansi pemerintah, BUMN, BUMD, perusahaan swasta dan lainya. Pemesanannya pun tidak hanya berasal kota Palembang tetapi banyak juga dari berbagai daerah seperti Jakarta dan lain-lain.
"Untuk bahan yang digunakan katun lapis katun Paris. Ada dua pilihan ada yang polos dan ada yang motif jumputan. Harga satuannya Rp 25 ribu untuk yang jumputan dan yang polos tiga pics nya Rp 50 ribu. Masker ini motifnya bisa by request," bebernya.
Menurutnya, untuk masker yang diproduksinya sudah siap pakai karena sudah di sterilkan. Setelah dicuci dan dijemur, masker langsung di semprot cairan antiseptik ph 2,5 dan langsung di seterika dan dimasukan kedalam kemasan.
Tria menambahkan, bahwa pihaknya tetap melayani pembuatan baju lebaran. Pihaknya juga menyediakan masker yang sama dengan baju yang akan dibikin, sehingga baju dan masker samaan.
Jadi kalau yang mau order bisa langsung via Instagram ataupun WhatsApp. Bahkan kalau untuk pakaian ini juga ada website khusus https://rumah-busana-tria.business.site/.
"Dengan jual secara online pelanggan tidak perlu repot-repot datang ke toko. Barang bisa dipaketkan sesuai tujuan. Jadi cukup orde di rumah aja. Terlebih penjualan secara online ini jangkauannya juga cukup luas dan cocok digunakan saat ini," ungkapnya.
Sementara itu, laporan East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI) menunjukkan bahwa ekonomi digital yang saat ini tumbuh pesat, hanyalah sebagian kecil dari potensi Indonesia.
Pertumbuhan bakal makin melesat jika Indonesia bisa menanggulangi beberapa kendala yang dihadapi seperti keterbatasan talenta digital, pelaku usaha yang enggan menggunakan produk digital, hingga akses atas layanan finansial yang
rendah.
EV-DCI juga menggambarkan ada ketimpangan perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Skor daya saing digital Jawa jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pulau lain, sedangkan selisih skor antara Jakarta dengan provinsi lain di Jawa masih sangat besar.
Laporan dan data yang lengkap bisa diunduh di east.vc/dci. Dari data yang disajikan oleh EV-DCI, para pemangku kepentingan dan sektor publik dan sektor swasta bisa saling
membandingkan tingkat pemanfaatan teknologi digital di wilayah masing-masing.
Misalnya, bagi pemimpin di tiap daerah, dengan memanfaatkan indeks tersebut dapat semakin terpacu untuk berlomba menciptakan ekosistem yang terbaik bagi perkembangan ekonomi digital, baik lewat pembangunan infrastruktur, pengembangan talenta, maupun regulasi yang
tepat.
Bagi para pemain besar di industri teknologi Indonesia, EV-DCI bisa menjadi panduan untuk melangkah lebih jauh dari kota-kota besar ke seluruh pelosok Tanah Air, untuk membantu lebih banyak bangsa Indonesia menikmati manfaat perekonomian digital.
Untuk mereka yang akan atau baru merintis bisnis, EV-DCI adalah sebuah peta peluang.
Laporan EV-DCI adalah upaya untuk memetakan perkembangan dan potensi ekonomi digital di penjuru Nusantara, mencakup data dari 34 provinsi dan 24 kota terbesar.