Corona di Sumsel

Update Corona di Sumsel, Tidak Ada Tambahan Masih 18 Kasus Positif Tapi Jumlah PDP Bertambah

Jumlah pasien terkonfirmasi positif corona di Sumatera Selatan masih menginjak pada angka sebelumnya yakni 18 orang, Senin (13/4/2020).

corona.sumselprov.go.id
Ilustrasi virus corona 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Jumlah pasien terkonfirmasi positif corona di Sumatera Selatan masih menginjak pada angka sebelumnya yakni 18 orang, Senin (13/4/2020).

Dengan demikian, tidak ada penambahan jumlah pasien positif covid-19 pada hari ini.

"Memang benar bahwa hari ini tidak ada penambahan kasus positif covid-19 di Sumsel," ujar juru bicara percepatan penanganan covid-19 Sumsel, Nur Purwoko dalam telekonference yang disiarkan langsung.

Lebih lanjut dikatakan, untuk pasien positif Corona di Sumsel yang telah sembuh saat ini berjumlah 3 orang.

Ratu Tisha Resmi Mundur Dari Sekjen PSSI

"Satu orang dari Palembang, satunya lagi dari OKI dan selanjutnya dari luar wilayah," ujarnya.

Disela kabar baik tersebut, Nur mengungkapkan bahwa
ada peningkatan jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasam (PDP) di Sumsel.

Yakni untuk jumlah ODP meningkatkan menjadi 2.123 orang.

"Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.488 orang sudah selesai pemantauan. Dan sisanya sebanyak 635 orang masih dalam masa pemantauan," ungkapnya.

Sedangkan untuk jumlah PDP bertambah menjadi 72 pasien.

Sebanyak 50 pasien sudah dinyatakan sembuh dan perbolehkan pulang. Sehingga masih ada 22 pasien lagi yang masih dalam pengawasan.

"Untuk hari ini, kita ada penambahan 3 PDP baru yang sedang menjalani masa perawatan," ungkapnya.

Sementara untuk jumlah sampel yang telah diuji, saat ini berjumlah 195 sampel.

Dari jumlah itu, sebanyak 18 sampel telah dinyatakan positif terjangkit covid-19.

"Selanjutnya ada 89 sampel dengan hasil negatif dan masih ada 88 sampel lagi yang masih dalam proses," ungkapnya.

Pasien ke-18 Istri Wawako Prabumulih

Sebelum dinyatakan positif corona, istri Wakil Walikota Prabumulih H Andriansyah Fikri pernah memegang HP milik pasien 02 Sumsel yang meninggal karena covid.

Fikri menjelaskan isterinya terpapar Covid-19 berawal ketika orang tuanya diopname di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prabumulih beberapa waktu lalu.

"Saat itu almarhum yang juga merupakan direktur RSUD Prabumulih membesuk, kemudian setelah lama ngobrol almarhum menunjukkan ada obat yang bagus dilihatkan ke HP

Karena pengin tahu, istri saya meminta melihat gambar obat dari HP milik almarhum, akhirnya almarhum memberikan handphonenya diduga karena itu terpapar," ungkapnya.

Fikri mengaku isterinya ketahuan positif Covid-19 ketika mendatangi salah satu rumah sakit swasta di Palembang untuk memeriksa bekas operasi.

"Pasca operasi kemarin ada yang harus diperiksa, kalau ke Jakarta kan jauh dan riskan (karena takut terpapar) jadi ke Siloam karena hanya bisa disana," tuturnya.

Lantaran berdomisili di kota Prabumulih yang notabenenya zona merah, lalu pihak rumah sakit meminta istri Wawako menjalani tes swab terlebih dahulu di Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang.

"Hasil rapid tes kita di Prabumulih kan negatif jadi yakin saja. Jadi waktu petugas Siloam minta supaya diswab ya ibu bersedia dan ternyata hasilnya positif, tesnya waktu Jumat (10/4/2020) kemarin," katanya saat dihubungi wartawan melalui handphone.

Fikri mengungkap, setelah dinyatakan positif isterinya termasuk dirinya beserta anggota keluarga lain langsung melakukan isolasi mandiri di rumah sementara sang istri di Palembang.

"Bagitu ketahuan positif langsung dikarantina, kami juga isolasi mandiri di rumah. Sementara istri di Palembang (isolasi-red)," katanya.

Fikri menjelaskan, isterinya menjalani isolasi di Palembang lantaran masih harus konsultasi dengan dokter dan dalam pengawasan dokter.

"Beliau (istri-red) mandiri juga cuma dalam pengawasan dokter, lima kali sehari video call dengan dokter RS Siloam dan ada alat-alat (medis) yang dititipkan sama istri jadi bisa tahu perkembangan wong rumah, kebetulan istri itu orang kesehatan jadi paham juga dengan alat-alat itu," tuturnya.

Lebih lanjut mantan ketua DPRD Prabumulih iru mengatakan, selama ini dirinya tidak mengetahui jika isterinya positif terpapar virus corona karena tidak ada gejala.

"Kami inikan sebenarnya karena OTG (orang tanpa gejala), karena tanpa gejala kami tidak tahu. Kalau kami tahu dari dulu ya dak akan keluar dan kalau kami tahu dari dulu mungkin sudah isolasi," bebernya.

Fikri meminta kepada seluruh keluarga dan kerabat yang merasa pernah kontak dengan isterinya agar melakukan rapid tes dan bila perlu melakukan Swab.

"Sebenarnya semenjak diberlakukan social distancing wong rumah itu sudah makai masker dan menjaga jarak dan tidak salaman lagi jadi kalau kontak langsung bersalaman itu mungkin tidak ada.

Beliau juga semenjak almarhum kemarin kami sudah jaga jarak dengan tidak mengantor serta tidak ikut kegiatan, cuma dua kali ikut kegiatan kemarin sisanya dirumah saja. Kepada rekan-rekan yang ragu, kami sarankan lakukan rapid tes, silahkan tes kalau masih juga ragu silahkan Swab," pintanya.

Politisi PDI Perjuangan itu juga mengimbau, kepada masyarakat untuk tidak menghakimi pasien positif Covid dengan hal-hal yang tidak bagus yang pada ujungnya membuat pasien menjadi tertekan,

takut dan malu sehingga bisa membuat tidak mau melakukan pemeriksaan dan tidak mengakui statusnya yang pada ujungnya penyebarannya semakin meluas.

"Ini penyakit ini bukan penyakit kutukan dan juga bukanlah aib, siapapun bisa terkena ini (Covid-19).

Jadi kepada masyarakat untuk terhadap saudara-saudara kita yang tertimpa musibah ini janganlah di judge (hakimi) yang tidak bagus. Karena kami lihat diberita-berita media sosial sudah tidak bagus lagi," kata Fikri sembari menegaskan siapaun bisa terkena virus Corona.(eds)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved