Menguak Fakta Dentuman Misterius Bikin Geger, Ahli Vulkanologi Beberkan Hasil Analisannya
Gunung Anak Krakatau (GAK) dilaporkan meletus pada Jumat (10/4/2020) malam sekitar pukul 21.58 WIB yang mengakibatkan semburan abu tebal. Pasca-kejadi
Sementara itu, Mbah Rono menjelaskan, saat GAK meletus besar, GAK tidak akan menimbulkan tsunami besar, hanya longsorannya yang dapat memicu tsunami.
Dari kejadian pagi ini, Mbah Rono menyampaikan, terjadinya letusan kemarin mengapa justru diributkan saat ini, bukan ketika GAK selama satu tahun meletus secara terus-menerus?
Menurut dia, letusan GAK menjadi daya tarik wisata minat khusus, di mana para wisatawan sudah paham bagaimana aturan menonton kejadian alam tersebut.
"Siapa yang menikmati atraksi alam GAK? Beberapa kapal pesiar internasional mewah, kita sempat diundang naik kapal tersebut dan menceritakan mengenai ibunya alias Gunung Krakatau yang nakal dengan tsunaminya, sementara si anak yang dinamis ingin cepat besar dengan cara meletus," terang Mbah Rono.
Terkait kisah itulah perbedaan antara fenomena alam, Mbah Rono menganggap fenomena tersebut dapat menjadi tontonan, bukan untuk ditakuti.
Tidak perlu takut suara dentuman
Terkait dentuman, ia hanya berkomentar bahwa saat malam hari yang sepi, semua orang mengisolasi diri, suara dari kendaraan lenyap terimbas virus corona. Oleh karena itu, dentuman GAK membahana, mengusir sepi. Karena itulah alam.
"Pernah saya dipanggil Gubernur Banten, Ibu Atut, karena jika malam masyarakat khawatir dengan suara dentuman GAK.
Saya jawab, siang juga ada dentuman, tidak terdengar karena bising kendaraan dan lainnya," lanjut Mbah Rono.
Ia mengimbau masyarakat tidak perlu takut, karena Indonesia memiliki banyak gunung api, ini yang menjadi daya tarik jika dibandingkan negara lain.