Cerita Relawan Pembuat Peti Mati Pasien Corona: Orang-orang pada Tidur, Kita "Kletang-kletung"
Charles yang mengaku ingin menjalankan tugas kemanusiaan, sebagai tukang peti, berusaha melakukan yang terbaik untuk memenuhi permintaan peti tersebut
Sejak kasus kematian pertama Covid-19, total sudah berapa unit peti yang mas Charles buat?
Untuk data pesanan total sudah ada 1500 unit peti jenazah Covid-19 yang sudah kita buat dan kita antar. Itu mulai dari jatuhnya korban, kalau saya tidak salah pertengahan Februari sampai sekarang. Sudah 1500 unit. Ditambah ada yang donasi juga sudah menyumbangkan 130 peti.
Kendala ketika mengantar atau membuat peti jenazah Covid-1?
Faktor alam. Kalau hujan terhambat proses pembuatan peti. Dari pemerintah tidak menyediakan lokasi pembuatan peti, semua bikin peti di tempat pribadi. Harga peti turun banget. Drastis.
Tapi karena sosial kita mau tidak mau harus ikhlas. Mungkin dengan cara seperti ini, kita kan tidak tahu di mana Tuhan meletakan rejeki, di mana lokasinya, di situlah nanti kita dilipatgandakan.
Apa ada kesan tersendiri bagi mas Charles sebagai pembuat peti jenazah?
Tentu ada, apalagi sekarang. Sejauh ini banyak keluarga korban Covid-19 berterimakasih kepada saya. Mereka bilang,"Karena om lah kami bisa seperti ini. Dan keluarga kami bisa berjalan dengan baik untuk pemakamannya"
Bagaimana pun jenazah COVID-19 ini agak susah masalah penguburan. Dan yang menyalatkan juga agak susah. Mereka yang mendoakan almarhum itu diberi jarak 3 meter karena virus ini bisa menular kepada yang melayani.
Ya kita semua, saya sendiri tukang peti juga, kita harus bergandengan tangan untuk menangani Covid-19 ini. Semoga ke depan pemerintah lebih bijak lagi bagaimana caranya biar Covid-19 ini bisa segera berakhir.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Charles, Pembuat Peti Jenazah: Peti untuk Korban Covid-19 Pakai Kayu Sengon