Cerita Khas Palembang
Melihat Salju, Alasan Indah Mujyaer Selebgram Traveller Palembang Nekat ke Eropa Saat Pandemi Corona
Kenapa tetap pergi padahal pademi Covid-19 sedang marak. Ini berawal dari janji saya kepada teman-teman untuk melihat salju, kata Indah Mujyaer
Penulis: Linda Trisnawati |
"Kagetnya, ternyata di Singapura nya itu akses sudah ditutup.
Karena memang Pemerintah Singapura sangat ketat sekali, bahkan ada teman saya juga yang mencoba ke sana akhirnya tetap disuruh balik lagi. Jadi saya serbah salah, ke Ilir salah ke ulu salah," ceritanya.
Kemudian Indah berinisiatif untuk menghubungi kembali pihak tiket. Dan ternyata tiketnya sudah tidak bisa di cancel, karena sebelumnya sudah direschedule.
Akhirnya ia pun membeli tiket baru dengan harga yang lebih mahal, yaitu Rp 9 juta dari harga tiketnya yang sebelumnya sudah ia beli hanya Rp 8 juta.
"Saat itu yang terbang hanya Garuda Indonesia dari Paris ke Amsterdam, karena Amsterdam belum menutup akses. Tapi karena saya sewa mobil di Paris maka saya harus mengembalikan dulu mobilnya ke Paris," katanya.
Indah pun tak inggat persis tanggal pastinya ia pulang ke Indonesia kapan, tapi yang pasti tanggal 16 Maret ia sudah di Indonesia.
Menurutnya, kalau biasanya maskapai Garuda Indonesia ini tidak banyak bule yang naik, tapi waktu itu isinya banyak bule. Karena memang maskapai lainnya banyak cancel.
"Akhirnya sampai di Indonesia. Saya kaget di Indonesia hanya dapat kartu declare kesehatan. Yang isinya menerapkan secara jujur apakah merasakan flu, batu dan lain-lain, ya saya jawab saja ia karena memang saya merasa itu," ungkapnya.
Kemudian ia pun memberikan kartu tersebut ke petugas medis.
Namun ia terkejut, karena ia menyampaikan bahwa ia ada gejala batuk, flue tapi dikatakan tidak apa-apa, besok kalau masih sakit kerumah sakit saja.
"Loh saya kaget bagaimana kalau saya bukan tipikal orang jujur dan tidak mau ribet. Untung saja saya mengakui. Saya lihat disana tidak ada satupun declare dari luar negeri dan memiliki gejala.
Padahal kanan kiri saya itu banyak batuk, sampai saya pindah tapi saya memang pakai masker terus," katanya.
Lalu ia pun menuju ketempat kesehatan yang disambut dua atau tiga dokter. Mereka bilang ibu tidak ada gejala apa-apa. Lalu diperiksa tensinya. Kemudian setelah itu belum bisa dipastikan sakit apa.
"Sayapun memutuskan isolasi diri mandiri saja di suatu tempat yang Kondisinya terbilang sulit. Tapi apa yang saya lakukan ini demi keluarga saya dan warga Palembang.
Orang tua dan suami saya menyuruh saya pulang. Tapi saya ingin memastikan bahwa saya baik-baik saja. Lalu saya bikin setatus dan direspon baik oleh teman-teman," cetusnya.