Berita Sriwijaya FC
Profil Pemain Sriwijaya FC, Dedy Irwandy Ngaku Paling Nyaman Main di SFC Ketimbang Tim Lamanya
Pemain yang berposisi sebagai gelandang bertahan ini mengaku prihatin atas meluasnya wabah virus corona hingga membuat kompetisi di Liga 2 dihentikan.
"Alhamdulillah selama main sepakbola profesional saya baru merasakan senyaman klub Sriwijaya FC.
Tim sebelumnya saya ada kecewanya. Mulai main di PSM Makassar gaji gak dibayar sampai sekarang," kata pemain kelahiran Makassar, 2 April 1994.
Sebaliknya akan terasa nyaman jika dibayar tepat waktu saatnya gajian.
"Kalau gak gajian, istri sama anak mau makan apa? Komitnya begitu, kalo gajian lancar, fasilitas enak, main bolanya pun kita pemain jadi konsen.
Tapi kalo tidak sesuai, bagaimana mau konsen," paparnya.
Dedy juga memuji di klub berjuluk Laskar Wong Kito ini semua fasilitas tersedia. Untuk itulah ia bersama tim akan bertekad sepenuhnya berjuang menembus Liga 1.
"Mudah-mudahan tahun ini naik ke Liga 1. Kalau tahun kemarin kan kita sudah bawa Persik juara 1.
Tahun ini Insya Allah bisa bawa Sriwijaya FC. Walaupun tahun ini pesertanya Liga 2 begitu (persaingan peserta klub Liga 2 makin berat). Insya Allah kita tetap optimis," kata Dedy.
Alasan optimisnya Dedy melihat materi pemain Sriwijaya FC saat ini lebih bagus dibandingkan materi pemain Persik tahun lalu.
"Di sini merata Di Persik dengan cadangan beda jauh. Coach Budi bergabung masuk tim satu minggu jelang mau kick off di saat pemain sudah ada," kata pemain yang punya nomor punggung 39.
Nomor punggung 39 ini sendiri memiliki sejarah bagi Dedy Irwandi. Mengingatkan diri pada saat hendak memulai di Tim U21 PSM Makassar dia tidak bisa memilih.
"Pelatih saat itu yang kasih nomor 39. Saya sendiri tidak bisa memilih. Makanya sampe sekarang saya terus pakai nomor 39," kata pengidola eks pemain Timnas Syamsul Chaeruddin ini.
Syamsul Chaeruddin di mata Dedy, pantas menjadi panutan karena orangnya baik yang kerap memberikan motivasi kepada juniornya.
"Orangnya tidak suka menjatuhkan. Selalu menghargai baik terhadap yang lebih tua darinya maupun terhadap yang lebih muda," ujar Dedy.
Kemahiran Dedy menggocek bola bukanlah melalui Sekolah Sepak Bola (SSB). Ia mulai belajar main bola 2010 ikut latihan bareng temannya.