'Kami Tak Punya Uang untuk Bayar, Butuh Makan', Muncul Penjarahan di Italia Saat Lockdown
"Kami tidak punya uang untuk membayar. Kami butuh makan." Begitulah teriakan salah seorang dari kelompok tersebut kepada petugas kasir.
TRIBUNWOW.COM - Lockdown di Italia membuat sebagian warga kehilangan mata pencaharian sehingga tidak memiliki cukup uang untuk makan.
Imbasnya, muncul penjarahan di supermarket-supermarket.
Atas laporan yang terjadi di Sisilia, Italia itu, para polisi dengan tongkat dan senjata api kini mulai bergerak memberikan perlindungan.
Dilansir AFP Minggu (29/3/2020), wabah Virus Corona adalah kondisi darurat yang dihadapi Italia sejak Perang Dunia II silam.
Secara perlahan, lockdown yang sudah berlangsung selama tiga pekan itu sudah menggerus ekonomi terbesar ketiga di Uni Eropa tersebut.
Rasa putus asa itu dilaporkan mulai dirasakan oleh penduduk di Region Sisilia, salah satu daerah berkembang di Negeri "Pizza".
Berdasarkan pemberitaan harian La Repubblica, sekelompok orang memasuki supermarket di Palermo dan pergi tanpa membayar.
"Kami tidak punya uang untuk membayar. Kami butuh makan." Begitulah teriakan salah seorang dari kelompok tersebut kepada petugas kasir.
Corriere menulis bahwa "bom waktu" tengah berdetak di region berpopulasi lima juta, dan mencatat 57 korban tewas karena Covid-19.
Kekhawatiran disuarakan oleh Giuseppe Provenzano, menteri yang mengurus daerah selatan Italia, kepada harian La Repubblica.
"Saya takut kekhawatiran yang diutarakan masyarakat, kesehatan, pemasukan, hingga masa depan, bakal berubah menjadi kemarahan jika krisis ini terus berlanju," terangnya.
Jurnalis AFP yang berada di lokasi mengabarkan, empat polisi berpakaian lengkap berjaga di depan salah satu supermarket di Palermo.
Mereka berjaga dalam diam di tengah hari hujan, dengan tangan berada di belakang, serta wajah mereka yang tertutup topeng hijau.
Mereka tidak berinteraksi dengan para pengunjung, dengan sikap diam mereka seolah menunjukkan pemerintah masih menguasai situasi.
Carmelo Badalamenti, warga setempat yang mendorong troli merah berisi barang belanjaannya, mengecam sikap yang ditunjukkan pelaku.