Spirit Bisnis

Virus Corona Pukul Usaha Pempek Palembang, Sekarang Hanya Layani Bungkus dan Atur Shift Karyawan

Saat pemerintah mengimbau warga tidak berkerumun, pengusaha pempek melayani penjualan hanya untuk dibungkus atau bawa pulang

Penulis: Hartati | Editor: Wawan Perdana
Tribun Sumsel/ Hartati
Pempek Pak Raden Radial tidak melayani makan di tempat untuk menghindari penyebaran virus Corona. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Usaha warung pempek coba bertahan di tengah situasi sulit saat ini.

Saat pemerintah mengimbau warga tidak berkerumun, pengusaha pempek melayani penjualan hanya untuk dibungkus atau bawa pulang.

Misalnya di toko Pempek Lala yang berada di sentra pempek di Jalan Mujahidin No 23, 26 Ilir, Palembang.

Pemilik toko oleh-oleh makanan khas ini mewajibkan para pembeli untuk tidak makan di tempat alias makanan harus dibungkus.

Agar dipatuhi konsumen, pihak toko pun memasang kertas berisi pengumuman larangan menikmati pesanan produk makanan di dalam toko.

Lalu, pihak toko juga menumpuk beberapa kursi dan meja agar tidak digunakan oleh konsumen sebagai tempat duduk.

"Kami mengikuti imbauan dari pemerintah supaya konsumen tidak makan di sini. Jika tidak diberlakukan maka toko akan ramai artinya orang berkerumun," kata karyawan toko pempek, Nita, Rabu (25/3/2020).

Tidak hanya aturan makanan harus dibawa pulang (take away), untuk pembayaran pemilik toko pun meminta pembeli menggunakan sistem pembayaran nontunai.

Pembeli dapat dapat membayar dengan uang elektronik besutan perusahaan ojek online atau dengan melalui direct debit melalui kartu ATM.

Selain itu, saat mengantre di kasir pembeli juga disarankan untuk menerapkan jarak aman.

"Karena dari uang tunai juga bisa jadi media penyebaran virus. Uang kertas dipegang dengan banyak tangan," jelas Nita.

Sebelumnya, diberitakan dampak virus Corona memukul omzet sejumlah pedagang pempek.

Ketua Asosiasi Pedagang Pempek Palembang (Asppek) Yeni mengatakan, kondisi ini hampir dialami oleh semua anggotanya.

Mereka mengeluhkan omzet anjlok karena imbauan menjaga jarak sehingga sebagai masyarkat berdiam diri di rumah saja.

Selain itu, omzet pempek anjlok karena selama ini penjualan pempek mengandalkan event karena banyak perjalanan dinas dan lainnya kemudian pulang membawa oleh-oleh pempek.

"Sekarang event kurang, rapat tidak ada, penjualan secara lokal juga sedikit jadi omset turun," ujar Yeni, Senin (23/3/2020).

Selaku pengusaha, dia sendiri merasakan omzet penjualan pempeknya yang diberi label cek molek juga turun 70 persen.
Selama ini dia menerapkan 3 kali shift kerja pada karyawannya karena buka dari pagi menyediakan sarapan kini hanya memberlakukan satu shift saja.

Akibatnya karyawan yang ada hanya bekerja secara shift.
Misalnya dua hari bekerja dan dua hari libur karena jika dirumahkan juga menjadi masalah baru menyebabkan pengangguran.

Awalnya buka mulai pukul 07.00 kini bukan pukul 13.00-21.00 saja setiap hari.

Itu juga hanya mengutamakan layanan pesan antar dan paket karena yang makan ditempat juga minim.

"Semaksimal mungkin kita hindari makan di tempat sebab yang kita utamakan paket oleh-oleh dan pesan antar atau dibungkus," ujarnya.

Anjloknya omzet juga dirasakan oleh pempek Pak Raden yang juga merosot penjualan hingga 70 persen.

Menyiasati minimnya omset, pempek pak Raden mulai Senin (23/3/2020) menerapkan kebijakan tidak makan di tempat.

Bagi pelanggan yang ingin menikmati menu sarapan, makan siang dan aneka pempek Pak Raden tetapi bisa menikmatinya dengan memasan via gofood atau take away sendiri ataupun paket.

"Kita ingin membantu pemerintah mencegah penyebaran Corona sehingga sementara waktu makan di tempat kita tiadakan, selain itu harus karyawan juga tetap terjaga kesehatannya karena tidak tahu tamu yang datang dari mana saja," ujar Ika, Owner Pempek Pak Raden, Senin (23/3/2020).

Ika mengatakan kebijakan tidak makan di tempat juga dilakukan untuk efisiensi biaya produksi dan pengeluaran lainnya karena omset turun.

Dia mengatakan dengan tidak makan ditempat setidaknya bisa menghemat listrik, air, sabun dan lainnya.

"Untuk gaji karyawan juga kita sama-sama tahu saja karena mereka juga tahu omset turun sebab kalau mau di rumahnya kasihan juga mereka," ujarnya.

Penurunan omset penjualan juga terjadi pada pempek Beringin.
Dicky Poerwadi owner CV Pesona Musi mengatakan omset penjualan turun 70 persen karena Corona.

Dia juga mulai berpikir akan memberlakukan tidak makan ditempat bagi konsumen untuk mengurangi resiko Corona dan menekan biaya operasional.

"Masih kami pikirkan juga untuk tidak makan ditempat karena jangan sampai merumahkan karyawan di saat sulit seperti ini sebab mereka juga butuh bekerja dan uang," ujarnya.

Untuk menyiasati penurunan omset Dicky mengatakan hanya memaksimalkan kondisi saat ini dengan sistem subsidi.

Toko oleh-olehnya Lenggok juga ikut terkena imbas sepinya penjualan.

Dia berharap agar wabah Corona segera berlalu karena jika tidak efeknya jangka panjang akan semakin buruk. Menekan daya beli masyarakat.

"Kita dapat 10 outlet Pempek Beringin termasuk Lenggok dan omset benar-benar turun drastis," ujarnya. (SP/ Jati Purwanti/ Hartati)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved