Antisipasi Virus Corona

Beredar Kabar Hoax Tenaga Medis RSUD Prabumulih Mengisolasi Diri

Beredar kabar ada sejumlah tenaga medis RSUD Prabumulih yang mengisolasi diri lantaran diduga takut virus corona.

Penulis: Edison | Editor: Prawira Maulana
EDISON
Suasana di RSUD Prabumulih hari ini, Senin (23/3/2020). 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Beredar kabar ada sejumlah tenaga medis RSUD Prabumulih yang mengisolasi diri lantaran diduga takut virus corona.

Menanggapi itu, Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) RSUD Prabumulih, Adi Kuanto SKep Ners Mars membantah terkait isu adanya tenaga medis lain mengisolasi diri dan dirumahkan.

"Tidak juga seperti itu, kami hanya jaga-jaga hasil dari dokter juga kan belum keluar. Pelayanan kami tetap lancar dan berlanjut," ungkap Adi ketika dikonfirmasi via telpon.

Adi mengaku pihaknya saat ini shock dengan keadaan yang terjadi saat ini terlebih isu yang berkembang bermacam-macam.

"Manusiawi mereka demikian, siapa saja pasti takut tapi karena kami petugas kalau kami takut tidak bekerja maka siapa yang mau mengurusi orang. Makanya pelayanan tetap terbuka seperti biasa, kami hanya terkendala APD (Alat Pelindung Diri) dan kami selalu jaga-jaga kalau ada kemungkinan-kemungkinan," lanjutnya.

Lebih lanjut Adi mengaku saat ini jabatan Direktur RSUD Prabumulih diambilalih Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pemkot Prabumulih, dr Happy Tedjo.

"Sekarang Kadinkes merangkap Plt (Pelaksana Tugas) Direkrut RSUD Prabumulih, kami pegawai shock tapi kami sudah rapat dengan beliau dan bekerja sesuai SOP membuat kami kuat lagi. Kami akan tetap bekerja sesuai bidang kami masing-masing," lanjutnya.

Pantauan Tribunsumsel.com di RSUD Prabumulih, pelayanan dan masyarakat yang datang ke rumah sakit pemerintah itu berjalan seperti biasa.

Tampak sejumlah masyarakat dan tenaga medis masih melakukan aktivitas seperti biasanya meski tergolong sepi dari sebelum-sebelumnya.

Sumsel Masih Negatif Corona

Juru bicara Satgas nasional penanganan Covid-19 Ahmad Yurianto baru saja mengumumkan situasi terkini penyebaran Corona di Indonesia.

Update kasus virus corona Senin (23/3/2020) pukul 12.00 ada penambahan 65 orang pasien positif di berbagai provinsi.

Total saat ini menjadi 579 positif.

Sementara ada penambahan 1 orang sembuh dan total kasus sembuh saat ini 30 orang.

Untuk yang meninggal dunia ada 1 tambahan kasus meninggal menjadi total 49 orang meninggal.

Mengacu dari tabel yang dipublikasi satu penambahan kasus meninggal dunia ada di Sulawesi Selatan.

Sebelumnya di Sumatera Selatan ada dua orang PDP yang meninggal dunia.

Jika mengacu pada tabel yang dipublish satgas nasional, maka dua orang yang meninggal dunia negatif corona. Karena tak ada satu pun data untuk provinsi Sumsel di tabel itu.

Namun Tribun Sumsel akan mengupdate perkembangan data ini dengan segera mengkonfirmasinya ke Satgas Corona Sumsel.

Update Jumlah Pasien Positif Corona di Indonesia
Update Jumlah Pasien Positif Corona di Indonesia (Tribunsumsel.com/ BNPB)

Sebelumnya diberitakan, dua Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang diisolasi di Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang meninggal dunia.

Berita ini dirilis sebelum Satgas Nasional menggelar konferensi pers pukul 16.00.

Informasi ini disampaikan Juru Bicara Satgas penanganan Corona Sumsel, Prof Yuwono, Senin (23/3/2020).

"Benar bahwa ada 2 PDP di RSMH yang meninggal," ujarnya melalui sambungan pesan WhatsApp kepada awak media.

Namun belum dapat dipastikan penyebab meninggalnya kedua pasien tersebut.

Sebab hingga kini hasil pemeriksaan sampel yang telah dilakukan terhadap keduanya, belum keluar.

"Hasil laboratorium belum keluar. Jadi untuk sementara, kita tidak bisa memberi informasi lebih dari ini," ujarnya.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19 di Sumsel Prof. Dr. dr. Yuwono, M. Biomed saat pres conference di Kantor Gubernur, Senin (23/3/2020).

Di Sumatera Selatan (Sumsel) ada 13 orang pasien dalam pengawasan (PDP).

Enam orang sudah selesai pengawasan, dua orang meninggal dan lima orang masih dalam pengawasan.

"Total PDP saat ini ada lima orang, kondisinya ringan sampai sedang," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19 di Sumsel Prof Dr dr. Yuwono M Biomed saat pres conference di Kantor Gubernur, Senin (23/3/2020).

Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa kondisi PDP tersebut ringan sampai sedang dan belum ada yang menunjukkan jelek.

Untuk PDP yang meninggal dengan usia 54 tahun meninggal pukul 5.45 dan PDP dengan umur 53 tahun meninggal pada pukul 06.15.

"Kedua PDP tersebut belum keluar hasilnya. Namun diagnosis sementara ada riwayat penyakit lain seperti diabetes dan lain-lain," bebernya.

Polda Sumsel Ingatkan Jangan Sebar Berita Bohong

Polda Sumsel mengingatkan seluruh masyarakat Sumsel untuk tidak sekali-kali menyebarkan semua berita mengenai Corona.

Hal ini, disampaikan Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi melalui Kasubbid Penmas AKBP Rizal Agus, Senin (23/3/2020).

Kondisi memprihatinkan saat ini karena wadah virus Corona yang sedang jadi perhatian pemerintah dan semuanya, harus dilihat secara jeli.

Jangan sampai, masyarakat ikut-ikutan memperkeruh suasana karena menyebar luaskan berita mengenai coriba yang belum pasti sumbernya.

"Sudah ada contohnya, beberapa waktu lalu Polda Sumsel mengamankan satu orang yang menyebarkan berita hoax"

"Kami harapkan kepada masyarakat, bila menerima berita mengenai Corona lebih baik dipastikan dahulu. Jangan langsung menyebarkan berita itu lagi, karena bisa saja berita itu hoax," ujarnya, Senin (23/3/2020).

Rizal menegaskan, masyarakat Sumsel harus lebih jeli dalam menerima semua berita mengenai Corona.

Selain itu, masyarakat Sumsel juga dihimbau untuk tidak menyebarkan berita-berita mengenai virus corona karena bisa membuat masyarakat menjadi lebih panik.

Ada baiknya, berita yang diterima tidak disebar luaskan.

Cukup menjadi acuan dan bahan sendiri untuk antisipasi agar tidak terkena virus Corona.

Karena, menyebarkan berita dari sumber yang tidak jelas, bisa dikenakan pidana dan masuk penjara.

"Kami dari Polda sendiri terus melakukan monitoring di semua media sosial dan lainnya"

"Jangan sampai, ada penyebaran berit hoax yang membuat masyarakat menjadi panik. Jadi, kami himbau masyarakat cerdaslah dalam menerima berita. Cek dan ricek kebenaran berita itu, jangan sampai ikut menyebarkan dan berujung pada pidana nantinya," pungkansya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved