Hati-hati Minum Klorokuin Tanpa Resep Dokter, Bukan Obat Cegah Corona, Ini Efek Sampingnya

Padahal, obat yang diketahui berasal dari ekstrak kulit batang pohon kina tersebut bukan untuk pencegahan Covid-19.

KOLASE FREEPIK.COM
Ilustrasi Obat Virus Corona 

Hati-hati Minum Klorokuin Tanpa Resep Dokter, Bukan Obat Cegah Corona, Ini Efek Sampingnya

TRIBUNSUMSEL.COM - Dua jenis obat untuk pasien virus corona atau Covid-19 telah disiapkan oleh pemerintah.

Adalah Klorokuin dan avigan, jenis obat yang disebutkan.

Setelah itu masyarakat banyak yang memburu Klorokuin di apotek maupun online karena beranggapan meminum Klorokuin dapat mencegah virus corona.

Padahal, obat yang diketahui berasal dari ekstrak kulit batang pohon kina tersebut bukan untuk pencegahan Covid-19.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, telah menegaskan bahwa Klorokuin bukanlah obat untuk mencegah infeksi virus corona.

Ilustrasi obat
Ilustrasi obat (Shutterstock)

Oleh karenanya, masyarakat tidak perlu membeli atau menyimpan Klorokuin sendiri di rumah.

Dilansir dari Kompas.com, Pakar Farmakologi & Clinical Research Supporting Unit dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Nafrialdi, PhD, SpPD, juga angkat bicara.

Ia mengatakan masyarakat salah besar jika menggunakan Klorokuin sendiri tanpa resep dokter sebagai pencegahan virus corona.

Hal itu disampaikannya melalui wawancara Kompas.com via telepon pada Minggu (22/3/2020).

Pasalnya, Klorokuin bukanlah obat untuk cegah virus corona, melainkan obat untuk penderita penyakit malaria.

Klorokuin diketahui juga diresepkan untuk penderita lupus dan rheumatodi arthritis atau radang sendi.

Sebagai terapi untuk pasien Covid-19 sekalipun, obat ini juga bukan lini utama, melainkan hanya tambahan di atas terapi standar untuk pasien positif Covid-19 yang bergejala berat.

"Tapi (obat ini) disinyalir ada efeknya buat virus virus corona, meskipun belum established (ditetapkan)," ujarnya.

Meski demikian, soal efektifitas Klorokuin terhadap Covid-19, masih perlu dikumpulkan data lewat uji klinis yang membandingkan ratusan pasien Covid-19 yang diberi Klorokuin dengan yang tidak diberi.

Ilustrasi obat corona
Ilustrasi obat corona (Shutterstock)

Tidak Boleh Dikonsumsi Sembarangan

Masyarakat juga perlu tahu bahwa obat ini adalah obat keras yang tidak boleh dikonsumsi tanpa resep dokter.

"Harus pakai resep dokter!," tegas dr Nafrialdi.

Dituturkan oleh dr Nafrialdi, obat ini bisa menimbulkan berbagai efek samping, mulai dari mual, gangguan pengelihatan, gangguan pendengaran, hingga gangguan irama jantung.

Klorokuin, seperti obat-obatan lainnya, juga bisa mematikan bila dikonsumsi pada dosis ekstrem.

"Masalahnya kalau (Klorokuin) digunakan oleh orang yang tidak punya pengetahuan atau kewenangan, (orang tersebut) hanya akan mengumpulkan efek samping," ujar dr Nafrialdi. (TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)

 

Obat flu Avigan yang diproduksi Fujifilm Jepang.
Obat flu Avigan yang diproduksi Fujifilm Jepang. (Kompas.tv/Sumber: AFP via nypost.com)

Mengenal Avigan, Obat Virus Corona yang Dikembangkan Perusahaan Jepang, Fujifilm Toyama Chemical

Sebelumnya diberitakan untuk menanggulangi virus corona, pemerintah Indonesia telah menyediakan 5000 butir Avigan.

Tak hanya menyediakan sejumlah Avigan tersebut, pemerintah juga telah memesan 2 juta butir obat dari Jepang.

"Obat ini sudah dicoba oleh satu, dua dan tiga negara dan memberikan kesembuhan," kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/3/2020).

Namun, Presiden Jokowi menegaskan bahwa kedua obat ini bukanlah antivirus corona.

Sampai sekarang antivirus penyakit tersebut diketahui belum ditemukan.

"Mengenai antivirus sampai sekarang belum ditemukan, dan ini yang saya sampaikan itu tadi obat," kata Presiden Jokowi.

Ilustrasi obat
Ilustrasi obat (Pixabay)

Apa Itu Avigan?

Obat Avigan atau terkadang juga disebut favilavir adalah nama merk obat yang dikembangkan Toyama Chemical.

Toyama Chemical sendiri merupakan anak perusahaan dari produsen alat-alat fotografi, Fujifilm.

Dilansir dari Wikipedia, China melakukan penelitian terhadap obat Avigan ini untuk penyembuhan penyakit Covid-19 pada Februari 2020.

Kemudian pada 17 Maret 2020, pemerintah China mengklaim bahwa Avigan efektif dalam mengobati penyakit virus corona di Wuhan dan Shenzhen.

Belum Ada Klaim Resmi dari Toyama Chemical

Fujifilm Toyama Chemical tidak berkomentar soal klaim bahwa obat mereka efektif mengatasi virus corona.

Dampak dari viralnya obat tersebut, saham perusahaan itu dilaporkan menguat 14,7 persen, dan ditutup setelah berada di angka 5.207 yen.

Saham Fujifilm dikabarkan sempat berada di titik tertinggi, yakni 5.238 yen sejak klaim pemerintah China itu.

Dokter di Jepang dikabarkan menggunakan obat yang sama dalam uji klinis terhadap pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang.

Melalui konsumsi favipiravir, tim medis berharap virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan itu tidak sampai berkembang di tubuh pasien.

Sumber dari kementerian kesehatan Negeri "Sakura" mengungkapkan, Avigan itu tidak efektif jika gejala yang dialami pasien sudah parah.

"Kami memberikan Avigan 70-80 pasien. Namun, tidak terlalu bekerja dengan baik ketika virusnya sudah berkembang dalam tubuh," terang dia kepada media Jepang, Mainichi Shimbun.

Fujifilm Toyama Chemical
Fujifilm Toyama Chemical (Tangkapan layar situs resmi Fujifilm)

Profil Fujifilm Toyama Chemical

Dilansir dari Bloomberg, awal mula Fujifilm berdiri adalah sebagai perusahaan patungan antara Daiichi Seiyaku Group dan U. S. Mallinckrodt pada 5 Desember 1968.

Lalu, pada Oktober 2006, perusahaan ini 100 persen menjadi perusahaan Fujifilm Corporation.

Fujifilm Corporation sendiri merupakan perusahaan yang kini terkenal dalam memproduksi kamera mirrorless.

Dilansir dari situs resminya, perusahaan tersebut mengumumkan peluncuran Fujifilm Toyama Chemical pada Oktober 2018.

Perusahaan itu dibentuk melalui penggabungan Toyama Chemical dan Fujifilm RI Pharma.

Toyama Chemical bergerak di bidang penelitian, pengembangan, pembuatan, dan penjualan obat-obat molekul kecil.

Sementara Fujifilm RI Pharma bergerak di bidang penelitian, pengembangan, pembuatan, dan penjualan radiofarmasi.

Avigan sendiri sudah mulai dikembangkan oleh Toyama Chemical sebelum bergabung dengan Fujifilm, yakni pada tahun 2014. (TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Klorokuin Bukan Obat untuk Cegah Corona, Apalagi Tanpa Resep Dokter, Ini Efek Sampingnya, https://style.tribunnews.com/2020/03/22/klorokuin-bukan-obat-untuk-cegah-corona-apalagi-tanpa-resep-dokter-ini-efek-sampingnya?page=all.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: vega dhini lestari


Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved