Avigan Adalah, Obat dari Jepang yang Dipesan Jokowi Untuk Penyembuhan Pasien Covid-19
Presiden Joko Widodo mengungkapkan jika pemerintah sudah memesan jutaan obat yang disebut ampuh untuk melawan Virus Corona di beberapa negara
Penulis: Abu Hurairah | Editor: M. Syah Beni
Fujifilm Toyama Chemical, pabrikan pembuat obat flu dengan nama lain Avigan tidak berkomentar soal klaim bahwa obat mereka efektif mengatasi virus corona.
Dokter di Jepang dikabarkan menggunakan obat yang sama dalam uji klinis terhadap pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang.
Melalui konsumsi Avigan, tim medis berharap virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan itu tidak sampai berkembang di tubuh pasien.
Sumber dari kementerian kesehatan Jepang mengungkapkan, Avigan itu tidak efektif jika gejala yang dialami pasien sudah parah.
Pejabat anonim itu mengatakan, mereka juga sempat melakukan studi menggunakan kombinasi obat HIV antiretrovirals lopinavir dan ritonavir.
Pada 2016, Tokyo sempat menyediakan stok Avigan sebagai pengobatan darurat untuk menangkal virus Ebola yang berkembang di Guinea.
Penggunaan favipiravir, yang awalnya hanya diperuntukkan mengobati flu, membutuhkan persetujuan khusus dalam skala besar.
Dalam sebuah laporan yang dimuat dalam jurnal Antiviral Research, favipiravir atau yang awalnya dikenal dengan nama T-075 merupakan obat antivirus yang dapat menghambat enzim RNA-dependent RNA polymerase (RdRP) pada virus influenza.
Seperti obat antivirus eksperimental tertentu lainnya, obat ini merupakan turunan pyrazinecarboxamide.
Dalam percobaan yang dilakukan pada hewan, Avigan menunjukan aktivitas melawan virus influenza, virus West Nile, virus demam kuning, virus penyakit kaki-dan-mulut serta flavivirus lain, arenavirus, bunyavirus , dan alphavirus .
Obat ini ditemukan mampu menghambat semua serotipe dan strain virus influenza A, B, dan C, termasuk pada pasien yang resisten terhadap obat penghambat neuraminidase.
Uji in vitro dan uji pada hewan juga menyebutkan, favipiravir atau Avigan mampu melawan jenis-jenis virus lain, seperti flavivirus.
Setelah diuji di China, favipiravir juga akan mulai diteliti di Hongkong dengan melibatkan 60 pasien yang terinfeksi virus corona SARS-Cov-2.
Pengujian ini akan dilakukan selama 10 hari.
Uji coba