Update Virus Corona

'Jangan Mikir Politisasi', Pengamat Politik Kritik Jokowi yang Tak Lockdown meski Ada Virus Corona

"Ini situasi darurat jadi Indonesia jangan mikir politisasi enggak polititisasi," ujar Syahganda Nainggolan

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/pd
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (kedua kiri) dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri) memberikan keterangan pers usai melakukan peninjauan kesiapan Bandara dalam menghadapi COVID-19 di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (13/3/2020). Dalam kunjungannya Presiden menegaskan bahwa pengecekan pergerakan manusia di bandara Soetta sudah sangat ketat. 

'Jangan Mikir Politisasi', Pengamat Politik Kritik Jokowi yang Tak Lockdown meski Ada Virus Corona

TRIBUNSUMSEL.COM - Soal penanganan Virus Corona, pengamat Politik, Syahganda Nainggolan mengkritik pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Jokowi meminta agar Pemerintah Daerah jangan me-lockdown daerahnya tanpa berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat pada Sabtu (15/3/2020).

Tidak ada niat politisasi soal pemerintah daerah yang me-lockdown daerahnya tanpa koordinasi dengan Pemerintah Pusat menurut Syahganda Nainggolan.

"Situasi darurat itu Kepala Negara ambil alih dengan tegas gitu aja menurut saya," ujar Syahganda,

Lantas, Syahganda meminta agar Jokowi melakukan kebijakan Amerika Serikat dalam menangani Virus Corona dengan membentuk Komando Nasional.

"Ya makanya gini kalau dia statement emergency misalkan kita paling rendah enggak lockdown seperti di Amerika, Presiden menugaskan Wakil Presiden Mike Pence sebagai Komando Nasional."

"Jadi sifatnya sudah komando, daerah-daerah boleh mengatakan lockdown tapi sudah terkoneksi," kata dia.

Lantas, ia menyayangkan pidato Jokowi soal beberapa daerah yang sudah mengambil keputusan untuk me-lockdown daerahnya.

Menurutnya, seharusnya Jokowi bisa lebih tegas dan bila perlu turut melibatkan tentara.

"Di Indonesia, pidato Jokowi di Istana Bogor apa yang disebut presiden silahkan Kepala Daerah berkoordinasi dengan Kepala BNPB, Pak Doni Munardo untuk apa, untuk menyatakan lockdown tidak lockdown itu bla-bla-bla itu tidak bisa begitu, komando."

"Bila perlu saya jadi presiden, tentara saya sebar ke seluruh titik-titik di mana penyebaran yang sudah dirilis ada sembilan," ungkap dia.

Lantas, ia menyinggung jumlah kota yang menjadi penyebaran Virus Corona di Indonesia.

Menurutnya sudah ada lebih dari sembilan kota, seperti Cianjur dan Banten yang belum dimasukkan.

Padahal, kepala daerahnya sudah mengatakan ada Virus Corona di kotanya.

"Saya baca tadi di sebuah media, sudah sembilan daerah kabupaten kota sudah menyebar."

"Kalau misalkan itu belum lihat Cianjur misalkan, belum dimasukkan ke situ, Banten belum di masukkan ke situ, padahal Kepala Daerahnya sudah ngomong," ungkapnya.

Sehingga, sekali lagi perlu adanya tindakan tegas misalnya dengan lockdown semua daerah yang sudah terkena Virus Corona.

 "Kalau saya jadi kepala negara, tentara saya perintahkan tentara lockdown semua daerah-daerah itu," tegasnya.

Ia menilai, masyarakat sudah panik pada Februari lalu, sehingga jangan sampai tambah panik lantaran penanganan Virus Corona yang lamban.

"Kalau panik itu justru kalau kita lihat Februari tanggal 13 Februari yang dirilis oleh YouGov yang pernah saya katakan, dari 27 ribu sample yang diteliti itu justru Indonesia sudah panik pada saat itu."

"Paling panik di Asean, jadi paniknya jangan ditambah lagi karena paniknya sudah selesai di Februari ini makin panik lagi," ujar dia.

Lihat videonya mulai menit ke-11:35:

Resep Hindari Corona

Anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Fariz Nurwidya meminta agar masyarakat jangan berlebihan soal herbal atau empon-empon bisa menyembuhkan Virus Corona.

Pasalnya, jika berlebihan maka itu bisa merusak liver dan ginjal.

Faris justru menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi mikronutrient dan vitamin yang teruji klinis mengobati infeksi.

"Kita sebaiknya tidak terlalu genit soal herbal karena kalau kita tidak tahu isinya maka kandungan herbal yang tidak jelas itu bisa membebani liver dan ginjal dalam waktu lama."

"Saya tidak menganjurkan, mending kita fokus pada mikronutrient atau dan vitamin yang nyata-nyata sudah memberikan perlindungan terhadap infeksi virus melalui uji klinis," ujar Fariz.

Lantas, Fariz mengungkapkan dosis Vitamin C yang dibutuhkan untuk menangkal Virus Corona.

"Misal Vitamin C itu sangat dibutuhkan untuk melawan virus ya walaupun angka kecukupan gizi untuk saat-saat biasa itu 60 mg tapi saya yakin bukti memperlihatkan butuh di atas 60 mg untuk bisa melawan," lanjutnya.

Saat ditanya kini banyak orang yang mengosumsi herbal karena Virus Corona, Fariz menilai kurang efektif.

"Itu kan manfaatnya ada untuk saluran cerna, untuk mengurangi masuk angin tapi kalau kita mau menerapkan yang lebih luas, tapi kapasitas emak-emak untuk membuat ramuan kan enggak sama."

"Dan kita tidak memikiki bukti ilmiah gitu, kita bilang efektif atau tidak," ungkapnya.

Fariz kembali menganjurkan mikronutrient dan vitamin yang bisa larut dengan air agar tak merusak liver dan ginjal.

"Jadi saya anjurkan yang larut air."

"Karena kalau dia kelebihan dia bisa dibuang urine, kalau yang tidak jelas itu bisa diakumulasi, menambah beban liver, menambah beban ginjal, jangan sampai kita gara-gara genit sama herbal akhirnya jadi sirosis, sakit liver," jelasnya.

Lantas, Fariz mengungkap apa saja yang bisa mengurangi resiko Virus Corona.

"Ya intinya mikronutrient yang ada sifat antioksidannya misalnya zink, persediaaan di masyarakat mungkin tablet 20 mg itu yang paling murah."

"Kemudian vitamin D3, jadi kalau virus itu melawan virus itu proteksinya," katanya.

Pada kesempatan itu, Fariz menegaskan dirinya tak memberikan resep untuk 100 persen mencegah.

Namun, setidaknya bisa mengurangi risiko terjangkit covid-19.

"Kita bicara menurunkan resiko yan bukan mencegah 100 persen tidak ada di dalam dunia medis itu tidak ada penjaminan itu tidak ada."

"Resiko itu akan turun jika Vitamin D3 nya 1000 internasional unit," ucap dia.

Selain Vitamin c dan Vitamin d3, omega 3 juga disebutnya bisa mengurangi terjangkit Virus Corona.

"Kemudian usahakan multivitamin yang ada seleniumnya ya kemudian omega 3, biasanya seperti itu yang umumnya," pungkasnya

Lihat videonya mulai menit 14:46:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Pengamat Politik Kritik Jokowi yang Tak Lockdown meski Ada Virus Corona: Jangan Mikir Politisasi, https://wow.tribunnews.com/2020/03/18/pengamat-politik-kritik-jokowi-yang-tak-lockdown-meski-ada-virus-corona-jangan-mikir-politisasi?page=all.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved