Yuni Terus Terbayang saat Dirinya Terpental dari Fly Over, Tak Percaya Masih Hidup: Ini Mukjizat

Tepat di tahun 2014 lalu, Yuni menuturkan berencana pergi ke Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara bersama temannya.

Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH AUDINA
Yuni, korban selamat usai terjatuh dari Flyover Kemayoran, Jakarta Pusat saat ditemui di rumahnya yang berada di salah satu kawasan di Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2020) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNSUMSEL.COM, CIPAYUNG - Yuniarti (40) bak mendapatkan mukjizat.

Ia menganggap seperti mendapatkan mukjizat setelah sembuh dari kecelakaan yang ia alami.

Yuni menceritakan kejadian yang pernah menimpanya.

Tepat di tahun 2014 lalu, Yuni menuturkan berencana pergi ke Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara bersama temannya.

"Gua ada tiket Dufan nih. Lu mau enggak?" tanya temannya kala itu.

"Iya mau," balas Yuni.

Tanpa basa-basi lagi, keduanya pergi menuju lokasi yang dimaksud keesokan harinya.

Berjalan dari rumahnya di Cipayung, Jakarta Timur, Yuni membonceng rekannya itu.

Di awal perjalanan, Yuni menyebut aman terkendali. Ia tak menemukan kendala apa apapun.

Setibanya di Flyover Kemayoran, Jakarta Pusat, sepeda motor yang dikendarai Yuni tak sengaja bersenggolan dengan sebuah mobil.

"Motor saya posisi di kiri. Mobilnya di kanan. Diserempet ke arah kiri pas baru naik flyover itu," kata Yuni kepada TribunJakarta.com, Kamis (12/3/2020).

Merasa hilang kendali dan oleng, motor tersebut menghantam sisi kiri flyover.

Temannya bergelantung di flyover, sementara Yuni terpental dan jatuh dari atas flyover dengan ketinggi sekira 7-10 meter.

"Motor posisi masih di atas flyover. Teman saya gelantungan nahanin diri supaya enggak jatuh."

"Sementara saya sudah tepental ke bawah dengan posisi duduk dan dalam keadaan sadar," sambung Yuni

Begitu jatuh, Yuni segera ditolong oleh satu diantara pasukan oren yang sedang menyapu di lokasi.

"Bagusnya di situ ada pasukan orange perempuan. Dia syok juga kayaknya. Begitu jatuh saya enggak ada luka luar tapi justru luka dalam."

"Baru orang-orang datang ramai-ramai tolongin saya dan dibawa ke RSPI Sulianti Saroso dilanjut ke RSCM," ungkap Yuni.

"Yang saya ingat jelas itu ada polisi yang bilang di sini memang sering ada kecelakaan. Sebab saya jatuh masih sadar," tambahnya.

Sesampainya di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, sekira 10 bagian tubuhnya patah termasuk paha, tangan dan tulang kakinya.

Ia pun divonis oleh dokter akan mengalami kemungkinan kelumpuhan serta kebutaan.

"Pas sampai di sana saya jalani opersi. Sekira 18 jam saya di ruangan operasi kalau kata orang tua yang nungguin."

"Masuk ruangan pukul 08.00 WIB, keluar besoknya dini hari pukul 02.00 WIB," ungkapnya.

Yuni mengatakan operasi tak menjamin kesembuhannya.

Ia tetap terbaring di atas ranjang rumah sakit dan harus menjalani terapi di RSCM hampir satu tahun.

"Gimana dokternya enggak bilang begitu. Sebab yang parah tulang ekor saya ini. Sampai saluran untuk buang air kecilnya juga kena," ujarnya.

Mukjizat

Di awal vonis tersebut, Yuni mengaku sempat down.

Berat badannya turun sampai 15 kilogram akibat makan yang hanya sesuap perharinya selama 6 bulan.

Namun, dengan dukungan dari keluarga dan dua anaknya, Nabila dan Nazla ia bangkit.

"Setiap hari dan hampir setiap hari saya ke ruang Fisioterapi itu. Saya terus latihan duduk sampai latihan jalan."

"Sebab pascakecelakaan saya seperti bayi yang hanya tiduran di kasur saja," katanya.

10 bulan pertama, usahanya mendapatkan hasil yang mengejutkan.

Ia bisa duduk sementara pen masih terpasang di tulang ekornya.

"Alhamdulillah pas 10 bulan terapi, saya bisa duduk dan buat dokternya kaget," kata dia.

"Ya ampun Bu Yuni bisa jalan. Soalnya kebanyakan pasien saya yang kena tulang ekor itu lumpuh," ucap dokter yang ditirukan oleh Yuni.

Semakin semangat, akhirnya Yuni bisa berjalan dan merasa semua ini seperti mukjizat.

"Mukjizat banget. Saya masih enggak percaya dan selalu bilang ini mukjizat," katanya.

Kendati demikian, pascakecelakaan Yuni harus mengenakan popok setiap harinya.

"Alhamdulillah lah intinya. Biarpun sekarang tiap hari saya harus pakai pampers karena kalau pipis sudah enggak terasa. Jadi langsung pipis aja karena saluran pipisnya kena," jelasnya.

Selain itu, pascakecelakaan Yuni juga mengalami trauma.

Kini dirinya tak berani mengendarai sepeda motor dan ketakutan tiap kali melihat flyover.

"Efek lainnya saya trauma. Kalau baru pegang stang motor aja rasanya sudah gemetar. Terus kalau pergi lihat flyover saya cuma meram aja."

"Saya masih terbayang saat jatuh dalam keadaan sadar dengan posisi duduk itu," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Jatuh dari Flyover Kemayoran dengan Posisi Duduk, Yuni Tak Percaya Masih Hidup: Mukjizat Banget

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved