Kasus Demam Berdarah di Sumsel Meningkat

3 Pasien Meninggal, Sumsel Peringkat Tujuh Nasional Kasus DBD Tertinggi, Muba Penyumbang Terbanyak

3 Pasien Meninggal, Sumsel Peringkat Tujuh Nasional Kasus DBD Tertinggi, Muba Penyumbang Terbanyak

Kompas/Agus Susanto
Pekerja melakukan pengasapan untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kasus Demam Berdarah Dengeu (DBD) di Sumatra Selatan (Sumsel) terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) sejak awal Januari hingga 11 Maret 2020 Sumsel tercatat sebagai 10 provinsi dengan kasus DBD tertinggi,

dimana provinsi ini masuk dalam urutan ketujuh dengan 819 kasus.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, Muyono, menyebutkan hingga kini untuk kasus paling banyak terjadi di Musi Banyuasin dengan 128 kasus, Palembang 122 kasus dan Muara Enim 111 kasus.

Dodi Reza Alex Janji Bangun Markas Muba Babel United Seperti Santiago Bernabeu

"Untuk yang meninggal karena DBD ada tiga orang pada Februari lalu yakni berasal dari masing-masing dari Muara Enim, Banyuasin dan Musi Rawas Utara," kata Muyono saat dikonfirmasi, Kamis (12/3/2020).

Meski telah ada tiga korban meninggal, Muyono mengatakan kasus DBD pada awal tahun ini dipastikan lebih rendah dibanding tahun lalu.

Adapun kasus DBD yang tercatat pada tahun 2019 sebanyak 2.799 kasus dengan jumlah korban meninggal yakni sebanyak 16 orang.

"Tahun lalu paling tinggi kasusnya itu di Palembang yakni mencapai 667 kasus, lalu Banyuasin sebanyak 235 kasus dan Muaraenim 229 kasus," ujarnya.

Dijelaskan Muyono, pada bulan Maret ini merupakan puncak kewaspadaan untuk penyakit DBD. Nantinya, setelah memasuki bulan April biasanya kasus sudah akan menurun.

Dalam upaya penanggulangan DBD, menurut Muyono pihaknya juga telah mengirim surat edaran ke 17 kabupaten dan kota di Sumsel terkait antisipasi demam berdarah ini.

Selain itu, pihaknya juga membantu penyediaan bahan insektisida dan larvasida.

Perlu diketahui, ciri-ciri DBD seperti demam tinggi selama dua hingga tujuh hari, timbul bintik-bintik kemerahan di kulit, kadang mimisan, nyeri di ulu hati, lesu, dan kondisi tubuh terasa lemah.

"Satu hal yang terpenting jika ada ciri-ciri DBD segeralah ke dokter. Masyarakat perlu waspada terhadap DBD, karena jika terlambat dapat menyebabkan kematian," jelasnya.

Dia juga mengimbau masyarakat untuk turut berperan aktif dalam upaya pencegahan penyakit demam berdarah.

Masyarakat diminta untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan melakukan upaya 3M yaitu menguras, menutup dan mengubur.

Tak hanya itu, masyarakat juga diminta untuk sebisa mungkin menghindari gigitan nyamuk dan rutin gunakan losion anti nyamuk.

"Kami ingatkan pula untuk tingkatkan daya tahan tubuh dan jaga kebersihan lingkungan. Upayakan jangan ada potensi yang memungkinkan jentik nyamuk bertahan hidup untuk memutus rantai penularan." terang Muyono.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved