Virus Corona

Masker Langka di PALI, Harganya Bahkan Bisa Naik 100 Persen

Maraknya beredar isu corona virus atau Corvid 19 membuat warga berburu masker serta hand sanitizer (cairan pembersih tangan)

Editor: Prawira Maulana
RAIGAN/SRIWIJAYAPOST
Warga PALI saat mencari masker dan hand sanitizer di apotik wilayah Bumi Serapat Serasan. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALI - Maraknya beredar isu corona virus atau Corvid 19 membuat warga berburu masker serta hand sanitizer (cairan pembersih tangan) sebagai upaya antisipasi pencegahan.

Akibatnya, warga masyarakat di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) kesulitan mencari penutup hidung dan mulut tersebut lantaran sudah menjadi barang langka.

Ridho Wahari warga Kecamatan Talang Ubi menuturkan, bahwa saat di wilayah ibukota Pendopo Talang Ubi sangat sulit mencari masker dan hand sanitizer.

Hal ini, kata dia dia, jelas tak sedikit membuat masyarakat resah, lantaran masker dan cairan pencuci tangan menjadi kebutuhan sehari-hari.

"Sekarang di PALI sangat sulit mencari masker, karena di toko maupun apotik semuanya kosong," ungkap Ridho, Jumat (6/3/2020).

"Yang saya takutkan ada terjadinya penimpunan masker oleh oknum tertentu, karena baik di toko waralaba maupun apotik sudah tidak ada," katanya menambahkan.

Sementara, Sari pemilik Apotik Merdeka Kelurahan Talang Ubi Selatan berkata, bahwa untuk kebutuhan masker sudah sejak dua bulan lalu kosong.

Meski begitu, kata Sari, jikalau pun ada harganya juga melonjak drastis hingga mencapai 10 persen.

Dimana, harga satu box masker isi 10 biasanya kisaran harga Rp 40 ribu dan sekarang melonjak drastis mencapai Rp 325 ribu.

"Harganya memang melonjak dari distributor. Jadi kita tidak berani ambil dan sekarang memang kosong," ungkap Sari.

Selain itu, jelas dia, hand sanitizer juga tidak ada melainkan kosong sejak satu bulan terakhir.

"Kita juga sudah pesan dari distributor. Harga hand sanitizer juga meningkat dari ukuran kecil yang harganya Rp20 ribu naik menjadi Rp45 ribu," jelasnya.

"Sekarang memang langka, karena tempat lain juga kosong. Jikalaupun ada sangat mahal," ujarnya lagi.

Pihaknya mengaku tidak berani mengambil masker yang tidak standar meskipun dengan harga murah.

"Kami ambil masker dan hand sanitizer harus ada tulisan Menkes atau cap dari Balai POM," ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved