Berita Kriminal
Aiptu Jacklyn Choppers Buru Pembobol Bank Hingga ke Sumsel, Satu Pelaku Ditembak Mati
Polda Metro Jaya menangkap ayah dan anak pelaku bobol bank asal Kecamatan Tulung Selapan Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan
TRIBUNSUMSEL.COM - Aiptu Jacklyn Choppers memburu pembobol bank hingga ke wilayah Sumatera Selatan.
Polda Metro Jaya menangkap ayah dan anak pelaku bobol bank asal Kecamatan Tulung Selapan Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan yang telah banyak beraksi di hampir seluruh wilayah di Indonesia, Senin (2/3/2020).
Saat penangkapan terjadi, petugas terpaksa menembak salah seorang pelaku lantaran melawan dengan meletuskan tembakan ke arah petugas.
• Ahok Kandidat Paling Kuat Pimpin Ibu Kota Baru, Ketimbang Tiga Calon Lainnya, Ahok Dekat Jokowi ?
Anggota Jatanras Polda Metro Jaya, Aiptu Jacklyn Choppers yang turut dalam penangkapan tersebut mengatakan, ayah dan anak itu ditangkap ditangkap saat berada di rumah mereka.
Yakni di Kecamatan Tulung Selapan Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan.
"Pelaku yang ditangkap dalam kasus ini adalah ayah dan anak.
Namun dalam penangkapan ini, sang anak terpaksa kami tembak karena melawan saat akan ditangkap," ujar Aiptu Jacklyn Choppers saat ditemui di Instalasi Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Pelaku yang ditembak mati diketahui bernama Yopi (30 tahun).
Tindakan tegas namun terukur terpaksa dilakukan terhadap Yopi sebab ia melawan dengan menembakkan dua senjata api di tangannya.
Tembakan tersebut langsung ia arahkan ke petugas pada saat penangkapan berlangsung.
"Dari tangan pelaku kami mengamankan beberapa barang bukti. Diantaranya senjata api rakitan jenis colt 38 dengan peluru kaliber 556," ujarnya.
• BREAKING NEWS, Polda Metro Tembak Mati Pembobol Bank Asal Tulung Selapan OKI
Saat ini jenazah pelaku masih berada di instalasi forensik rumah sakit Bhayangkara Palembang
Sosok Aiptu Jacklyn
Aiptu Jakaria atau Jacklyn Choppers pernah tertembak 11 peluru.
Selama mengabdi untuk negara sebagai polisi, tentu saja jalan yang dilalui Aiptu Jakaria tentu saja tak selalu mulus.
Pada tahun 2007, dia pernah tertembak 11 peluru oleh pelaku kejahatan, bahkan dari jarak dekat.
Dia bercerita, kejadiannya adalah di Cipacing, Rancaekek.
Pada saat itu, dia dan unitnya sedang melakukan penggerebekan perampok mesin pengisi ATM senilai Rp 2,8 miliar.
"Kejadiannya (perampokannya) sih di Cawang, tapi kita melakukan pengejaran. Sebagian sudah tertangkap, (lalu) ada yang kabur ke Rancaekek. Kita kejar, dari situ dilakukan penangkapan, terjadilah baku tembak," ujar Aiptu Jakaria.
Dia pun menceritakan detik-detik kejadian penembakan itu.
Saat itu, komandannya memang sudah mencurigai, mobil yang terparkir adalah mobil si pelaku.
Saat komandannya turun, Aiptu Jakaria juga ikut turun, berinisiatif untuk back up.
"Akhirnya sudah, saya mendekat. Ternyata pelaku di dalem sudah siap dengan senjata api. Peluru masuk sih berasa. Ternyata kena 11 peluru. Pelaku mati (di tempat) kita berikan tindakan tegas," ujarnya.
Lantaran cedera parah, dia pun akhirnya dibawa ke rumah sakit.
Saat di rumah sakit itu, bahkan komandannya sampai menangis.
"Pada saat waktu itu, komandan pada nangis karena saya ngobrol darah sudah keluar terus. Saya bilang, "komandan enggak usah nangis, saya enggak akan mati". (Saya yakin engggak akan mati) karena syahadat lancar, karena setahu saya kalau di sinetron, kalau syahadat enggak lancar sudah pasti mati itu," ujar Aiptu Jakaria sembari tertawa.
Ketika di RS itu pun, kata dia, ada kejadian lucu.
Justru, si pelaku yang sudah tak bernyawa digeletakkan di atas kasur.
Sementara, dia sempat digeletakkan di bawah.
Pasalnya, si pelaku mengenakan pakaian safar, sementara Aiptu Jakaria mengenakan 'pakaian preman'.
"Saya pakaian begini, sementara pelaku pakaian safari. Pelaku ditaruh di atas kasur, saya di bawah disangka pelaku," ujar Aiptu Jakaria seraya tertawa.