Belajar dari Kasus Bocah Muba Diduga Diculik Guru, Ini Pendapat Psikolog
Psikolog Klinis RS Ernaldi Bahar, Syarkoni MPsi turut menanggapi kasus dugaan penculikan bocah asal Musi Banyuasin (Muba) oleh gurunya
Penulis: Yohanes Tri Nugroho | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Psikolog Klinis RS Ernaldi Bahar, Syarkoni MPsi turut menanggapi kasus dugaan penculikan bocah asal Musi Banyuasin (Muba) oleh gurunya.
Syarkoni menyampaikan guru dan murid menimbulkan hubungan emosional sehingga guru mungkin hendak mengajak anak untuk pergi atau berkunjung ke suatu tempat.
Tapi dipahami sedekat apapun orang lain dengan anak, orang tua masih memegang kendali penuh terhadap anak.
Jadi orang tua perlu memberikan izin terhadap segala aktivitas anak.
"Mungkin sang guru tidak ada maksud yang buruk, tapi ada ketakutan yang dialami orang tua saat anaknya pergi tanpa izin, misalnya masuk ke aliran atau paham tertentu," ungkapnya.
Ia menilai apapun alasannya, mengajak anak didik pergi tanpa sepengetahuan orang tua adalah yang keliru.
Sekalipun anak tersebut telah memiliki hubungan emosional yang sangat dekat.
Syarkoni mengapresiasi kesigapan orang tua yang langsung melaporkan dugaan penculikan anak tersebut kepada pihak kepolisian.
Sehingga dapat ditindaklanjuti dan tidak terjadi hal tidak diinginkan.
"Bisa jadi ada miskomunikasi, tapi dengan kehadiran kepolisian dalam kasus ini, maka alasan guru membawa anak tanpa izin orang tua akan segera menjadi terang benderang," katanya.
Belajar dari kasus itu, Syarkoni berharap orang tua dapat memberikan edukasi atau penjelasan kepada anak tentang pentingnya izin orang tua pada setiap aktivitas anak, termasuk saat mendapat ajakan tertentu.
Melalui edukasi itu dapat membuat anak mampu terhindar dari upaya kejahatan yang mengintai.
Anak memiliki keberanian menolak ajakan atau bujuk rayu orang lain sekalipun orang dekat sekalipun.
"Melalui edukasi itu anak berani dapat menolak ajakan orang lain baik dikenal atau tidak tanpa seizin orang tua sehingga dapat terhidar dari hal yang tidak diinginkan," tutupnya.
12 Hari Dilaporkan Hilang
TYF yang dilaporkan jadi korban penculikan ternyata dibawa pergi oleh tantenya sendiri.
Ayah TYF, IA mengatakan bahwa 12 hari anaknya tersebut hilang dari rumah.
IA yang juga merupakan Kepala Desa di Kecamatan Plakat Tinggi Kabupten Muba ini tak menyangka, kakak kandungnya membawa anaknya secara diam-diam.