Pria Ini Tolak Gaji Rp 13 Juta, Pilih Menyikat Kura-kura, Gajinya Kini Hampir 3 Kali Lipat
Pria Ini Tolak Gaji Rp 13 Juta, Pilih Menyikat Kura-kura, Gajinya Kini Hampir 3 Kali Lipat
TRIBUNSUMSEL.COM - Pria Ini Tolak Gaji Rp 13 Juta, Pilih Menyikat Kura-kura, Gajinya Kini Hampir 3 Kali Lipat
Hanya untuk pekerjaan menyikat kura-kura, nasib beruntung tengah dinikmati Li Kunxian yang dapat gaji Rp 33 juta.
Li Kunxian memilih untuk bekerja sebagai pembantu dan menyikat kura-kura dan menolak pekerjaan dengan gaji Rp 13 juta per bulan,
Justru membuatnya ketiban rezeki nomplok, keputusan Li Kunxian menjadi pembantu dan menyikat kura-kura.
Untuk sekali pekerjaan menyikat kura-kura, pria berusia 34 tahun ini diberi gaji Rp 33 juta.
Dilansir dari World of Buzz, sebelum bekerja sebagai pembantu dan menyikat kura-kura, Li Kunxian bekerja di sebuah restoran.
Bekerja di restoran kala itu, Li mendapat gaji Rp 13 juta per bulannya.
Dia kemudian memutuskan untuk beralih menjadi pembantu rumah tangga penuh waktu.

Itu telah terbukti menjadi keputusan terbaik yang pernah ada dalam hidupnya.
"Banyak keluarga di Taiwan memiliki pendapatan ganda. Karena suami dan istri harus pergi kerja, mereka tidak punya waktu untuk mengurus rumah mereka."
"Di sinilah pembantu rumah tangga datang untuk membantu menyelesaikan masalah," kata Li.
Lingkup pekerjaan utamanya meliputi membersihkan rumah, menyingkirkan hama, dan membantu keluarga menjalankan beberapa tugas.
Berkat keberuntungannya, ia berhasil berhubungan dengan keluarga papan atas yang menjanjikan penghasilan yang menggairahkan.
Selain mengerjakan tugas normal, dia secara khusus diminta menyikat dan membersihkan kura-kura.
Tugas ini membutuhkan keterampilan dan harus dilakukan dengan hati-hati.
Pertama, Li dengan lembut menyisir cangkang kura-kura itu dan mengulangi hal yang sama di perutnya.

Dia juga akan mencoba membersihkan bagian yang tertutup cangkang keras untuk menghilangkan kemungkinan kotoran.
Untuk membersihkan kura-kura, dia mendapat bayaran yang fantastis, namun dia menjelaskan itu terjadi cuma sekali.
Dia bekerja sepuluh jam sehari, yang hampir sama dengan kebanyakan pekerjaan normal.
Membersihkan kura-kura rupannya hanya semacam bonus dan bukan pekerjaan yang ia lakukan setiap hari.
Tak perlu dikatakan lagi, netizen terbengong-bengong saat membaca berita ini.
Sebagian artikel ini sudah tayang di Grid.id dengan judul Pria yang Menjadi Pembantu Rumah Tangga Mendapat Penghasilan 33 Juta Per-Bulan, Salah Satu Kerjanya Menyikat Kura-kura! Mau?

Wanita Lulusan S2 di Malaysia Dihina karena Dinikahi Sopir Truk, Terungkap Gaji Fantastis sang Suami
Sama seperti Li Wenxian, sebelumnya seorang wanita lulusan S2 juga dicibir lantaran dinikahi seorang sopir yang diduga bergaji kecil.
Namun siapa sangka, berprofesi sebagai sopir truk, gaji suami dari wanita lulusan S2 tersebut justru tak terbilang besarnya.
Meski begitu, Zuraiha Zaini mengaku menerima sang suami, Hafis Hozahli yang hanyalah seorang sopir truk dengan apa adanya.
Jika Zuraiha Zaini dan keluarga bisa menerima Hafis, namun tidak untuk para tetangga.

Para tetangga justru menilai keputusan Zuraiha yang menerima pinangan Hafis Hozahli yang seorang sopir truk adalah sebuah kesalahan.
Pendidikannya Zuraiha yang tinggi membuat para tetangga menyebutnya sayang jika harus diperistri seorang sopir.
Merasa geram dengan semua hinaan dan cibiran para tetangga, Zuraiha pun angkat bicara.
Bahkan dirinya pun mengungkap jika dari pekerjaan sebagai sopir, sang suami justru memiliki gaji yang fantastis.
Melalui akun Twitter pribadinya @AzuraOrkid, wanita yang sehari-hari berprofesi sebagai guru itu menumpahkan kekesalannya.
"Saya guru, suami sopir truk.
Saya Sarjana dan Master, Suami lulusan SMA.
Seserahan yang dibawa 10 ribu ringgit.
Tetangga hina ayah saya, 'Anak pandai, nikah dengan sopir truk'," tulisnya.
Baginya, derajat seseorang tidak bisa dinilai dari status pendidikan dan pekerjaan saja.
Karena belum tentu mereka yang mencibir sudah menjadi hamba yang paling mulia di mata Tuhan.
"Hei, jangan hina profesi supir truk, kita ini hamba yang belum tentu mulia di sisi Tuhan," tulis Zuraiha lagi.
Dalam cuitannya itu dia juga mengunggah foto akad nikahnya yang digelar pada 17 Agustus 2019 lalu.
Tampak dalam foto, Zuraiha dan Hafis memperlihatkan senyum lebar saat menggelar prosesi pernikahan.
Sontak unggahan Zuraiha ini pun mengundang banyak rasa penasaran warganet.
Tak sedikit yang bertanya bagaimana awal mula pertemuan Zuraiha dengan sang suami.
Dalam balasannya kepada netizen, Zuraiha yang merupakan lulusan S2 di Universitas Pendidikan Sultan Idris Tanjung Malim, Malaysia, mengatakan dirinya sudah mengenal suaminya sejak 10 tahun yang lalu.
Rupanya Zuraiha dan Hafis sudah saling mengenal saat menimpa ilmu di sekolah yang sama.
Namun sejak lulus SMA, komunikasi keduanya pun terputus.
Zuraiha mendapat kesempatan untuk berkuliah, sedangkan Hafis harus melanjutkan hidupnya dengan kerja serabutan di kampung.
"Saya meneruskan ke bangku perkuliahan. Sementara dia tidak bernasib baik," lanjutnya.
"Selepas SMA, dia bekerja serabutan di kampung. Dia kemudian menjadi supir truk, dari yang awalnya hanya mengantar barang di dalam kota hingga kini ke luar kota," ungkap Zuraiha.
Lebih lanjut, Zuraiha mengatakan kalau cibiran itu sudah datang sejak dia berpacaran dengan Hafis.
Bahkan sampai saat menjelang akad nikah, ada kerabat yang masih mempertanyakan keputusannya itu.
"Ada sepupu tanya kenapa saya tidak menikah saja dengan guru lain atau teman kuliah. Itu ditanyakan 24 jam sebelum saya menikah," lanjutnya.
"Bahkan saat resepsi, ada tetangga yang tanya ke ayah dan ibu saya, kenapa saya yang punya gelar master tapi mau dinikahi dengan supir truk. Tak pantas lah kata mereka," ungkapnya seperti yang dilansir dari laman Says.
Meski suaminya kerap dicibir dan dipandang sebelah mata, Zuraiha mengaku bangga dengannya.
"Kalau ada orang yang bertanya apa pekerjaan suami saya, saya akan dengan bangga bilang kalau suami saya seorang supir truk. Jodoh kan ketentuan Allah," ungkapnya.
Ia pun juga bersyukur kedua orangtuanya tidak meminta seserahan yang terlalu tinggi.
Namun meski begitu, nyatanya keluarga sang mempelai pria justru membawa seserahan yang jauh di atas ekspektasi Zuraiha sekeluarga.
"Keluarga suami memberi seserahan 10 ribu ringgit Malaysia ( sekitar Rp 33,6 juta). Itu adalah nilai yang melebihi ekspektasi saya sekeluarga," ungkap Zuraiha.

Angka tersebut ternyata tak seberapa, sebab sang suami yang bekerja mengangkut gas merek petron dan petronas itu memiliki gaji yang lebih besar darinya.
Bahkan gaji sang suami bisa lebih besar 4 sampai 5 kali gajinya sebagai seorang guru.
Meski begitu, Zuraiha mengaku menikahi Hafis bukan karena seserahan dan gajinya.
Dia mengaku kalau memang dirinya dan keluarga menerima Hafis karena sosoknya yang tanggung jawab dan penyabar.
"Jangan pandang rendah pekerjaan supir truk. Kami sekeluarga menerima dia apa adanya, bukan ada apanya."
"Kami menerima dia karena sikapnya yang tanggung jawab, penyabar, dan suka membantu."
"Karena yang terpenting adalah calon suami kita itu bisa menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab," pungkasnya.
(TribunStyle/Octavia Monalisa)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Tolak Gaji Rp 13 Juta, Pria Ini Pilih Kerjaan Menyikat Kura-kura, Kini Gajinya Hampir 3 Kali Lipat, https://style.tribunnews.com/2020/02/23/tolak-gaji-rp-13-juta-pria-ini-pilih-kerjaan-menyikat-kura-kura-kini-gajinya-hampir-3-kali-lipat?page=all.
Editor: Monalisa