Hanya Flu, Pria Ini Takut Terinfeksi Virus Corona. Kunci Anak Istri di Rumah, Lalu Gantung Diri

Dokter memberinya masker untuk mencegah penyebaran kuman, yang kemudian diduga disalahartikan oleh Bala.

Editor: Weni Wahyuny
kreavi.com
ilustrasi gantung diri kartun 

TRIBUNSUMSEL.COM -  Seorang pria di India bahkan nekat mengakhiri hidupnya setelah menduga dirinya tertular virus corona.

Melansir dari The Sun, keluarga pria bernama Bala Krishna itu mengatakan ia sempat terobsesi dengan video tentang penyakit tersebut.

Karena melihat berbagai video virus corona di internet, Bala kemudian meyakini dirinya telah tertular Covid-19.

Petani berusia 50 tahun dari distrik Chittoor di Andhra Pradesh itu mengunci istri dan 3 anaknya di dalam rumah mereka.

Sebelum akhirnya ia menggantung diri di pohon di dekat makam ibunya.

Menurut Pune Mirror, dia mengurung diri di sebuah kamar di rumahnya dan menyuruh keluarganya untuk menjauh darinya.

Bala Krishna (50) gantung diri karena takut tularkan virus corona ke keluarganya.
Bala Krishna (50) gantung diri karena takut tularkan virus corona ke keluarganya. (Asia Wire via The Sun)

Putranya, Bakamurali mengatakan pada portal berita tersebut : "Dia mulai melempar kami dengan batu dan benda-benda agar kami menjauhi dia," ujarnya seperti dikuti Sosok.ID dari The Sun.

"Ayah saya sangat khawatir virus itu akan menyebar ke kami. Dia gantung diri untuk menyelamatkan kami."

Bala didiagnosis menderita flu setelah mengunjungi Rumah Sakit Ruia Tirupati untuk mengeluhkan masalah jantung.

Dokter memberinya masker untuk mencegah penyebaran kuman, yang kemudian diduga disalahartikan oleh Bala.

Putranya berkata : "Dia pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan jantungnya. Para dokter mengatakan padanya untuk menggunakan masker.

"Dia salah paham dan mengirira dirinya telah terinfeksi virus corona.

"Dia tidak akan membiarkan salah satu dari kami mendekatinya.

"Saya bilang padanya kalau dia tak terinfeksi tetapi tak didengar.

"Mungkin jika dia mendapat konseling yang tepat, dia akan mendengarkan.

"Dia melihat banyak video tentang gejala dan menyimpulkan bahwa dia mengalami semua gejalanya.

"Dia mengurung kami di rumah pada hari Senin dan sebelum kami mendapatkan bantuan untuk menghentikannya, ia sudah terlanjur gantung diri di pohon."

Sejauh ini, belum ada kasus virus corona di Andhra Pradesh.

Bahkan, melansir dari South China Morning Post, di India sendiri, hingga Jumat (14/2/2020) ini, baru ditemukan 3 kasus dari 64.434 yang ditemukan di seluruh dunia. (Sosok.Id/ Dwi Nur Mashitoh) 

Artikel ini telah tayang di Sosok.id dengan judul Terlanjur Mati karena Gantung Diri Gegara Takut Bakal Tularkan Virus Corona, Pria Ini Ternyata Cuma Sakit Flu Biasa

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020)
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020) (Reza Deni/Tribunnews.com)

Indonesia Belum Terdeteksi Virus Corona, Menkes Terawan Bingung: Disyukuri Bukan Dipertanyakan

Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan, belum adanya virus corona yang terdeteksi di Indonesia seharusnya tidak perlu dipertanyakan.

Apalagi, kata dia, pemerintah telah waspada melakukan pencegahan dan deteksi terhadap orang-orang yang diduga terpapar virus corona.

"Kita semua waspada tinggi, melakukan hal-hal yang paling level kewaspadaannya paling tinggi, dan peralatan yang dipakai juga peralatan internasional," kata Terawan di Kantor TNP2K, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020).

"Kalau tidak (ada temuan virus corona) ya justru disyukuri, bukan dipertanyakan.

Itu yang saya tak habis mengerti, kita justru harus bersyukur Yang Maha Kuasa masih memberkahi kita," lanjut dia.

Oleh karena itu, Terawan pun berharap tidak ada yang menyangsikan persoalan tersebut.

Hal tersebut juga sebagai respons atas kekhawatiran peneliti Harvard karena belum terdeteksinya virus corona di Indonesia.

Petugas medis membawa seorang pasien yang diduga terinfeksi virus misterius mirip SARS, ke rumah sakit Jinyintan, di Kota Wuhan, China, Sabtu (18/1/2020). Virus misterius mirip pneumonia telah menjangkiti puluhan orang dan menelan korban jiwa kedua di China, menurut pemerintah setempat.
Petugas medis membawa seorang pasien yang diduga terinfeksi virus misterius mirip SARS, ke rumah sakit Jinyintan, di Kota Wuhan, China, Sabtu (18/1/2020). Virus misterius mirip pneumonia telah menjangkiti puluhan orang dan menelan korban jiwa kedua di China, menurut pemerintah setempat. (AFP/STR/CHINA OUT)

Menurut mereka, ketiadaan virus corona di Indonesia berarti bahwa virus tersebut sebenarnya sudah menyebar tapi tak terdeteksi.

"Itu namanya menghina, wong peralatan kita kemarin di fix-kan dengan Duta Besar Amerika Serikat (AS). Kita menggunakan kit-nya dari AS," ujar dia.

Terawan mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah mengerjakan sesuai standar internasional dalam melakukan pengecekan virus corona.

Tidak hanya peneliti Harvard, Terawan pun mempersilakan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk melihat proses pengecekan yang dilakukan di Indonesia dengan alat yang mereka miliki.

"Kita terbuka kok, nggak ada yang ditutup-tutupi.

Tapi kalau disuruh compare ke negara lain itu namanya ada MTA, material transfer agreement-nya.

Tidak boleh material itu dibawa keluar, ada perjanjian luarnya," tutur dia.

Kasus virus corona yang terkonfirmasi sendiri hingga Senin (10/2/2020) malam tercatat ada sebanyak 40.563.

Sedangkan jumlah kematian karena virus yang menyebar pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China itu, tercatat ada sebanyak 910 kasus kematian.

Di Indonesia, hingga saat ini belum ada satu pun kasus virus corona yang ditemukan positif.

Hal tersebut memicu kekhawatiran peneliti Harvad sehingga mereka menyebut, ketiadaan tersebut berarti virus sebenarnya sudah menyebar tapi tak terdeteksi.

Menurut mereka, jika hal tersebut terjadi, maka ada potensi bagi virus tersebut membentuk epidemi yang jauh lebih besar.(Kompas.com/ Deti Mega Purnamasari/ Kristian Erdianto)

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul 

Sumber: Tribun Mataram
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved