Berita OKU
Kisah Yesti Tetap ke Lokasi Tes CPNS OKU Meski Wajah Berdarah Akibat Kecelakaan
Yesti Anggraini tiba-tiba Yasti oleng dan nyaris pingsan ketika mengetahui namanya sudah terhapus oleh sistem peserta tes SKD CPNS Kabupaten OKU
TRIBUNSUMSEL.COM, BATURAJA-Yesti Anggraini tiba-tiba Yasti oleng dan nyaris pingsan ketika mengetahui namanya sudah terhapus oleh sistem peserta tes SKD CPNS Kabupaten OKU.
Yesti Aggraini gagal mengikuti tes CPNS OKU akibat terlambat 15 menit masuk ruang tes.
Keterlambatan itu disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang dialami wanita ini dalam perjalanan menuju tempat tes, Minggu (9/2/2020).
Kepala BKP SDM (Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Kabupaten OKU Mirdaili yang ditemui gedung Narapraja BKP SDM Kabupaten OKU, membenarkan, Yesti Aggraini gagal mengikuti tes CPNS setelah mengalami kecelakaan tunggal.
“Kita sudah berusaha maksimal membantu Yesti namun sayang datanya sudah terhapus oleh sistem dan tidak dapat PIN untuk membuka aplikasi soal tes, karena sudah terlambat 15 menit,” terang Mirdaili.
Miradili yang juga didampingi Koordinator Panselnas (Panitia Seleksi Nasional) dari BKN, Ilham menjelaskan, batas keterlambatan hanya ditoleransi paling lama 5 menit.
“Namun beberapa kali dicoba ternyata peserta tes atas Yesti Anggraini sudah hilang, sistem sudah menghapus secara otomatis karena terlambat lebih dari 5 menit,” terang Koordinator Panselnas dari BKN.
Apabila lebih dari 4 menit maka sistem akan menghapus secara otomasti data peserta.
Kejadian yang menimpa peserta atas nama Yesti Anggraini mengakibatkan yang bersangkutan terlamat 15 menit dari jadwal.
Untuk Sesi ke-4 jadwal masuknya pukul 14.30 dan Yesti tiba dilokasi tes pukul 14.45.
Panselda dan Panselnas langsung membawa Yesti ke ruang regestrasi Online untuk mendapatkan nomor PIN yang 4 digit.
Suasana mengharukan saat korban Yesti mengetahui namanya sudah terhapus oleh sistem, tiba-tiba Yasti oleng dan nyaris pingsan.
Tim medis segera membawa korban yang masih berlumuran darah ini keruang medis.

Selanjutnya Yesti diberi pertolongan dan kemudian dibawah menggunakan mobil ambulans yang stanby di lokasi tes.
Korban diantar ke rumah keluarganya di Kelurahan Sekarjaya Kecamatan Baturaja Timur.
Menurut tim medis yang bertugas di lokasi tes, korban memang butuh perawatan akibat kecelakaan tunggal terbalik motor.
Muka dan mulutnya penuh darah begitu juga dengan kakinya berdarah wajahnya sangat pucat dan perlu berobat.
Beberapa kali Yesti berusaha mengelap darah segar yang menetes dari kening dan mulutnya.
Korban mengalami kecelakaan tunggal Kelurahan Sepancar Lawangkulon Kecamatan Baturaja Timur saat akan berangkat tes (sekitar 5 KM sebelum sampai ke lokasi tes).
Saat kejadian korban diantar adiknya dengan mengendarai sepeda motor.
Korban pergi berobat ke UGD setelah mendaat pertolongan medis korban bertekad tetap mau mengikuti tes masih dalam kondisi terluka dan dari mukanya masih terus berdarah.
Namun sayang ikhtiar korban untuk mengikuti tes terkendala sistem otomatis yang menghapus data karena terlambat lebih dari 5menit.
Ayah Yesti yang ikut mendampingi puterinya ke lokasi tes setelah kecelakaan berusaha minta agar puterinya tetap bisa mengikuti tes.
Setelah mendapat penjelasan tentang tes dengan sistem CAT (Computer Asissted Test) ini, ahirnya ayah Yesti mengerti bahwa puterinya tidak bisa lagi ikut tes karena datanya secara otomatis terhapus oleh sistem.
”Barang kali jalannyo mak ini, Semoga seleksi PNS berikutnya bisa ikut tes dan berhasil,” harap ayah Yesti. (SP/ Leni Juwita)