Berita Palembang
Jambret Ini Menangis Ingat Orangtua, Menyesal Berhenti Sekolah dan Jadi Penjahat
Tak mau lagi sekolah karena sering bolos lantaran pergaulan yang tidak baik, MW (16) warga Jalan Sutami Kelurahan Sei Selayur
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Tak mau lagi sekolah karena sering bolos lantaran pergaulan yang tidak baik, MW (16) warga Jalan Sutami Kelurahan Sei Selayur Kecamatan Kalidoni Palembang, memilih untuk menjadi seorang penjambret.
Ia mengaku, sudah dua kali menjambret.
Tugasnya sebagai pilot ketika menjalankan aksinya.
Dengan menggunakan motor sang kakak, MW bersama Feri Fadli (23) warga Jalan Sutami Kelurahan Sei Selayur Kecamatan Kalidoni Palembang berkeliling mencari calon korban.
"Aku terdesak, karena tidak ada pekerjaan. Biasanya, jadi pengangkut pasir untuk menimbun. Karena tidak ada, jadi aku sama Feri berinisiatif untuk menjambret," ungkapnya saat diamankan di Polsek Kalidoni Palembang, Rabu (5/2/2020).
• Kisah Rudi yang Ditembak Mati Polisi, Punya Pistol dan Kantong Puluhan Paket Narkoba
Saat melihat calon korban, mereka langsung memepet kendaraan yang dikendarai korban.
Ketika itulah, ponsel atau tas milik korban langsung ditarik tersangka Feri.
Aksi pertama mereka lakukan di Jalan Margoyoso dengan mendapatkan satu ponsel.
Ponsel tersebut, dijual Feri seharga Rp 500 ribu.
Uang dari hasil penjualan, mereka bagi dua.
Menurut MW, uang jatahnya digunakan untuk membeli rokok dan jalan-jalan.
Setelah uang habis, makanya mereka kembali beraksi untuk melakukan penjambretan.
"Aku menyesal, kasihan sama orangtua. Kemarin orangtua besuk, aku menyesal dan meminta maaf sudah mengecewakan orangtua," ungkap Wahyu sambil menangis.
Sedangkan tersangka Feri Fadli mengungkapkan, ia tidak ada pekerjaan dan memutuskan untuk menjambret bersama Wahyu.
"Anak tiga, pekerjaan tidak ada. Makanya terpikir untuk jambret, karena anak tiga mau beli susu semua," ungkapnya.